Sebagai salah satu BUMD yang berhasil melantai di Bursa Efek, bagaimana kinerja dan prospek PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM)?
Rubrik Finansialku
Fundamental PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM)
Perlambatan ekonomi global yang terjadi pada tahun 2019 semakin kuat terjadi pada tahun 2020 akibat Pandemi virus Covid19. Kegiatan ekonomi yang melambat tercermin dari aktivitas konsumsi dan perekonomian masyarakat yang melambat.
Konsumsi masyarakat akan beberapa barang dan jasa menjadi tertahan dan menurun, termasuk kinerja perbankan menjadi sektor yang disorot selama pandemi.
Pada 2020 sektor keuangan dan perbankan mengalami penurunan Pertumbuhan Riil hingga minus 10,3%. Penurunan inilah yang menjadi salah satu alasan pertumbuhan ekonomi terkoreksi per Q4 2020 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07% dibandingkan 2019.
Dengan pemberlakuan aturan social distancing yang masih berlanjut hingga 2021 dan diprediksi menurun di akhir 2022. Ini membuat semua sektor harus memutar otak agar tetap perform, perbankan yang memiliki bisnis terkait kredit maka akan terhambat jika keadaan konsumsi masyarakat masih tertahan karena para debitur tidak mampu membayar.
Dari sisi Bank buku 4 saja, NPL mereka mengalami kenaikan karena faktor kredit macet. Sepanjang 2020, BI memangkas suku bunganya sebesar 125bps menjadi 3,75%.
[Baca Juga: Analisis Saham: Prospek Saham BRISyariah (BRIS) Setelah Merger]
Penurunan suku bunga terakhir pada November 2020. Penurunan suku bunga ini dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan memanfaatkan momentum penguatan Rupiah terhadap Dolar AS dan rendahnya inflasi.
Walau di tengah kondisi sulit, terlebih pemberlakuan PSBB dan WFH yang berdampak pada perekonomian masyarakat karena daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan menurun.
Kebijakan memberikan keringanan guna menurunkan suku bunga, perpanjangan waktu, pengurangan tunggakan bunga juga diberikan oleh beberapa perbankan.
Walau dengan syarat dan pengajuan permohonan dari debitur atas keringanan cicilan pada pihak kreditur. Ini tentu akan mempengaruhi kinerja keuangan hingga laba dari perbankan.
Sebagai salah satu bank daerah yang ada di Bursa Efek Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Djawa Timur dengan status sebagai BUMD, yang melakukan IPO efektif pada tanggal 12 Juli 2012, menorehkan kinerja baik dan dikenal menjadi emiten yang rutin membagian dividen.
BJTM masih mampu berkespansi ditengah pandemi covid19, hingga September 2020 telah merealisasikan program restrukturisasi kredit sebesar Rp 1,69 triliun dari 1.757 debitur.
Sebagai salah satu upaya dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN), Bank Jatim sendiri memiliki potensi restrukturisasi sebanyak 4.002 debitur dengan Baki debet mencapai Rp 3,5 triliun.
Realisasi tersebut, terdapat 7 sektor ekonomi dengan Baki debet terbesar di antaranya adalah sektor usaha konstruksi sebesar Rp 540,81 miliar (20 debitur), perdagangan besar dan eceran Rp 433,88 miliar (1.349 debitur), serta rumah tangga Rp 356,61 miliar (665 debitur).
Disusul penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Rp 137,52 miliar (107 debitur), industri pengolahan Rp 88,45 miliar (251 debitur), jasa kemasyarakatan sosial budaya dan hiburan dan perorangan lainnya Rp 36,78 miliar (144 debitur), dan pertanian perburuan dan kehutanan Rp 21,79 miliar (112 debitur).
Bank Jatim juga mendapatkan dana untuk kegiatan PEN pada 14 Agustus 2020. Bank Jatim mendapatkan penempatan uang negara senilai Rp 2 triliun dalam penandatangan kerja sama dengan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan pada 27 Juli 2020. Dana ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis di sektor ekonomi, ritel dan mikro.
Kinerja Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM)
Untuk kinerja keuangan Q3 2020, BJTM membukukan pendapatan bunga Rp 3 triliun naik 2,32% dari periode yang sama tahun 2019.
Dari pos Pendapatan operasional mengalami penurunan menjadi Rp 310 Miliar. Untuk lebih detail, kita bisa melihat Laporan Iklan yang menjadi format khusus untuk analisa kinerja sebuah perbankan.
Dari sisi KPMM atau CAR (Capital Adequacy Ratio) yang berada pada 21,32% turun tipis dari tahun 2019 – ini menandakan BJTM dalam keadaan aman, nilai yang semakin besar untuk CAR maka akan baik, namun semakin besar bukan berarti menjadi faktor utama sebuah Bank berkinerja baik.
Kita bisa lihat rasio lainnya yakni CKPN (cadangan kerugian untuk antisipasi kerugian pada Aset Produktif) yang berada pada 1,67% naik tipis selama pandemi, saat ini tidak ada batas minimal dan maksimal nya oleh OJK namun semakin besar maka artinya membebankan perbankan.
Dari sisi NPL Gross 4,49% yang naik dari tahun 2019 sedangkan NPL Nett 2,57% mengindikasi selama pandemi di 2020 BJTM cukup tertekan dan ini wajar di perbankan.
Karena kenaikan dari NPL tidaklah baik bagi perbankan, semakin besar semakin berisiko karena semakin banyak yang gagal bayar dan menurunkan profit perbankan.
Biaya operasional dan administrasi naik selama Q3 2020, jika melihat BOPO yang meningkat menjadi 70,25% per Q3 2020 maka ini menandakan beban BJTM naik selama 2020. Semakin kecil BOPO maka perbankan memiliki beban yang cenderung lebih kecil dan lebih efisien.
Dari sisi LDR ada di 57,80%, turun dari tahun 2019, LDR yang semakin kecil maka semakin bagus serta memiliki potensi untuk tumbuh – tapi jika terlalu kecil bisa saja Bank tidak efisien karena produk kredit tidak menarik, jika semakin besar bisa saja bank sedang ekspansi menyalurkan kredit nya.
Untuk Net Interest Marjin pada Q3 2020 turun menjadi 5,70%, semakin besar akan semakin baik karena profitable.
Jika dibandingkan dengan BBRI per Q2 2020 ada di 5,72% ini mengindikasi BJTM cukup baik sebagai perbankan daerah yang lingkupnya adalah Jawa Timur.
Aset perseroan mengalami pertumbuhan 6,99% dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp 82 triliun. Kas dan setara kas mengalami penurunan 43,5% secara tahunan menjadi Rp 1,54 triliun. Kenaikan aset ini juga diikuti peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp 38,79 triliun pada kuartal III/2020 atau tumbuh 4,98% ytd.
Total liabilitas per September 2020 sejumlah Rp 72 triliun, naik dari akhir tahun 2019.
Untuk ROE ada di 18,63 turun dari 2019 dan ROA 2,57 turun dari 2019, rasio ini mengindikasi bahwa BJTM per Q3 2020 mengalami penurunan profit.
Saat ini saham masih dihargai overvalued dengan valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 1,22x, Price to Earning Ratio BJTM ada di 8,03x. Sedangkan Return on Equity BJTM pada 2020 tipis di 14,78%.
Laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik senilai Rp1,18 triliun per kuartal III/2020, tumbuh 3,07% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
BJTM juga dikenal sebagai emiten yang rutin bagikan Dividen, ditengah pandemi pun BJTM membagikan dividen hingga yield 6,10% walau turun dari tahun 2019 namun masih diatas 6%. Dividen BJTM tergolong tinggi dan membuatnya jadi menarik bagi para investor.
Analisis Teknikal PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM)
Pada 9 Februari 2021 tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dihadapkan pada kecenderungan kenaikan indeks acuan di bursa saham global dan regional, setelah berhasil melanjutkan tren bullish pada sesi perdagangan kemarin dan ditutup meningkat 0,33% ke level 6.201. BJTM meneruskan penguatan ke harga 790.
Jika melihat histori pergerakan saham BJTM selama ytd masih terkoreksi 16,2%, selama 3 bulan terakhir bullish 33,9%. Selama seminggu ini harga BJTM menngalami penguatan 4,6%.
Dari signal MACD yang berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang cukup baik di perdagangan minggu ini, ada kemungkinan penurunan market namun tidak akan selamanya terjadi, koreksi sementara seiring dengan sentimen vaksin yang akan membuat pasar saham pada 2021 diperkirakan bergerak ke tahapan skeptisisme.
Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat harga bergerak sideways dan potensi buy, BJTM saat ini berada diatas Moving Average.
Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bullish selama 3 bulan terakhir. BJTM mengalami bullish sejak Oktober 2020, yang membuka peluang kenaikan harga saham hingga harga tertingginya 962.
BJTM saat ini menguji support di 751, prediksi IHSG yang cenderung akan bergerak terbatas di level 6000 dalam short-term, potensi BJTM ke level 833 masih terbuka, Jika berbalik arah maka ada kesempatan untuk stoploss di 740.
Outlook PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM)
Memang pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan terberat yang dihadapi setiap elemen masyarakat. Bank Jatim mampu memberikan kinerja positif khususnya untuk mendorong perekonomian Jawa Timur.
Proses realisasi restrukturisasi tersebut terdapat sejumlah kendala yang sempat dihadapi, yakni untuk restrukturisasi kredit seperti adanya kondisi usaha debitur NPL sebagian besar sudah tidak ada, jangka waktu restrukturisasi masih belum meng-cover kemampuan debitur jangka pendek, biaya yang timbul akibat proses restrukturisasi membebani debitur, serta kesulitan memenuhi kelengkapan.
Untuk restrukturisasi Covid-19, kendalanya adalah waktu lama dalam putusan kredit oleh cabang yang harus diputuskan oleh divisi/kantor cabang, suku bunga yang diberikan efektif floating rate, debitur mengeluhkan biaya saat akad restrukturisasi sehingga tidak berkenan untuk restrukturisasi.
[Baca Juga: Prospek PT MD Pictures Tbk. (FILM) Dalam Industri Hiburan]
BJTM juga bekerja sama dengan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menyalurkan pendanaan usaha Rp 500 miliar dalam setahun ke depan kepada perempuan pelaku usaha mikro di desa.
Pendanaan ini guna mendukung pemulihan dan kemajuan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Provinsi Jawa Timur. Bank Jatim juga akan memaksimalkan fasilitas dan layanan digital banking terutama pada era industri 4.0 dan kondisi pandemi saat ini.
BJTM juga akan fokus pada UMKM, pondok pesantren untuk usaha mikro dan potensi lainnya. Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur yang cukup tinggi ini menjadi prospek yang bagus.
Jika dibandingkan dengan bank Himbara yang juga fokus pada UMKM seperti BRI, namun BPD ini menyatakan dirinya ingin menjadi yang lebih dominan nantinya.
Kesimpulan
Pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas menyebabkan kontraksi ekonomi di hampir semua sektor, sehingga permintaan kredit sangat lemah. Dari sisi fundamental BJTM tergolong cukup baik, BJTM juga sedang menggenjot pertumbuhan kredit mereka.
Pertumbuhan tinggi di sektor komersial seiring dengan beberapa proyek pemerintah yang memasuki periode pencairan ini nantinya meningkatkan kredit umum.
Ditambahkannya permodalan SWF senilai Rp15 Triliun dan berlanjutnya musim laporan keuangan emiten yang sejauh ini sesuai dengan ekspektasi, berpeluang menjadi tambahan sentimen positif di pasar.
Meskipun di masa pandemi dengan privilege portofolio Bank Jatim ada pada konsumtif, untuk ke depannya perseroan ingin tumbuh secara berkelanjutan dengan tetap antisipasi risiko.
Selain itu keunggulan yang dimiliki Bank Jatim akan kebutuhan daerah dan pelaku UMKM Jawa Timur sekarang didukung oleh teknologi dan tim kerja yang sanggup beradaptasi dengan cepat dan berinovasi, demi terciptanya kolaborasi yang saling menguntungkan antara perbankan konvensional dengan fintech.
Proyeksi tahun ini ekonomi yang akan tumbuh namun juga cukup terbatas, koreksi IHSG dan beberapa saham bisa terjadi, secara long-term masih ada peluang untuk bertumbuh.
Saat ini Laba bersih yang terkoreksi memang terlihat baik-baik, dari kualitas kinerja perseroan, BJTM selalu berekspansi dan bekerja sama dengan berbagai pihak yang menjanjikan di era digital ini.
Tercapainya target perusahaan menjadi suatu alasan bagi pihak investor untuk melakukan investasi karena semakin tinggi laba perusahaan, maka semakin tinggi tingkat pengembalian.
Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisis saham BJTM dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (www.idx.co.id)
- Bisnis.com
- Kontan.co.id
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Consolidated Financial Statements BJTM, Sept 2020
- http://bit.ly/2NgLzd3
- http://bit.ly/3jIq1Cr
- http://bit.ly/370gNfz
dilema besar