Bagaimana prospek saham properti PWON setelah adanya perpanjangan insentif DP 0% sampai tahun 2022? Masihkah layak untuk mengoleksinya?
Summary
- Perpanjangan insentif DP 0% KPR membawa kabar baik bagi sektor.
- Emiten PWON adalah salah satu saham properti dengan pendapatan PWON mayoritas bersumber dari pendapatan berulang atau biasa dikenal dengan recurring income.
- PWON bukan full beneficiary dari kebijakan insentif KPR 0% karena komposisi portfolio dan strategi bisnis yang dijalankan oleh PWON.
Pemerintah baru saja merilis surat keputusan untuk memperpanjang insentif DP 0% KPR sampai dengan akhir 2022. Ini merupakan perpanjangan kedua, setelah perpanjangan sebelumnya sampai akhir tahun 2021.
Tentu hal ini merupakan kabar baik bagi sektor properti. Secara spesifik, mari kita bahas dampaknya terhadap kinerja PWON!
Komposisi Portfolio PWON
Grafik di atas merupakan breakdown dari pendapatan PWON. Secara sekilas, terlihat bahwa pendapatan PWON mayoritas bersumber dari pendapatan berulang atau recurring income.
Beberapa contohnya adalah office leasing, pendapatan dari hotel, mal, dst. Pendapatan berulang ini berkontribusi sekitar 50% dari total pendapatan PWON.
Berbeda dengan beberapa developer properti lain yang mayoritas pendapatannya bersumber dari penjualan unit properti (office, landed houses, condo, etc), mayoritas pendapatan PWON bersumber dari pendapatan penyewaan unit-unit properti, seperti mal maupun hotel.
Memang diversifikasi yang baik mengingat pendapatan mal dan hotel dapat menjadi bantalan seandainya pendapatan penjualan properti mengalami penurunan. Tetapi, apakah hal ini akan berdampak positif terhadap perpanjangan insentif DP 0% KPR?
[Baca Juga: Catat Performa Ciamik, Laba MTDL Naik 55,6%]
Perpanjangan Insentif DPR
Bank Indonesia mengumumkan tentang perpanjangan insentif yang diberikan, yakni pelonggaran ketentuan uang muka (DP) untuk sektor kredit pembayaran bermotor dan properti.
Selain hal tersebut, BI juga melanjutkan pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti (rumah tapak, rumah susun, serta ruko/rukan), bagi bank yang memenuhi kriteria NPL/NPF tertentu, dan menghapus ketentuan pencairan bertahap properti inden untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Tentu, BI tidak ingin memberikan pelonggaran yang terlalu berlebihan di saat yang sama.
Grafik di atas adalah data historis revenue PWON, yang sekitar dalam 5 tahun terakhir, dalam rata-rata selalu berkontribusi di atas 50% dari total pendapatan.
Hal ini menyebabkan perpanjangan DP KPR, yang menyasar penjualan properti, instead of penyewaan, tidak akan terdampak maksimal terhadap PWON, setidaknya dalam jangka pendek.
Fokus bisnis PWON saat ini − dalam jangka pendek − bukan dari penjualan unit properti, tetapi memperkuat basis pendapatan recurring. Hal ini terlihat juga dari beberapa manuver PWON seperti akusisi hotel dan mal-mal.
[Baca Juga: CITA: Emiten Tambang Bauksit dengan Penjualan Ekspor Terbesar]
Meskipun demikian, tentu saja kita tidak bisa memandang sebelah mata untuk kontribusi 50% sisanya. Sebagai contoh adalah data pre-sales dari PWON sendiri:
Terlihat pada grafik di atas, data quarter sales PWON per 2Q21 saja sebenarnya sudah meningkat secara konsisten sejak 2Q20 lalu, dan bahkan dalam dua kuartal terakhir data penjualan PWON sudah kembali ke atas level pre-covid.
Data tabel di atas merupakan daftar properti portfolio yang PWON miliki. Terlihat juga bahwa meskipun dengan pre-sales yang dibukukan oleh PWON, masih banyak properti PWON yang belum terjual, terutama condo.
Hal ini memberikan potensi penjualan PWON ke depannya dan dapat meningkatkan kinerja PWON.
Prospek Kinerja PWON
Mengukur kinerja emiten properti sangat tergantung dari pipeline projects yang akan dibangun. Dan untuk PWON, tentu big project dari perusahaan properti asal Surabaya ini adalah Superblok Bekasi.
Superblok di Bekasi merupakan Superblok ke-3 yang PWON bangun, setelah sebelumnya berada di Kota Kasablanka dan Gandaria City.
PWON baru memulai konstruksi di tahun 2021 ini, dan menargetkan penyelesaian fase 1 di tahun 2024/2025. Nantinya, Superblok Bekasi ini akan menjadi rumah bagi 4 kondominium dengan luas 119.000 m2, 2 hotel dengan total 324 kamar, dan 1 hotel dengan luas 43.000 m2.
Nantinya, Superblok ini juga akan berada di lokasi strategis karena dapat akses jalan kaki ke soon-to-be LRT yang mengkoneksikan Bekasi ke Jakarta.
Jadi, memang merupakan kabar baik bagi PWON terkait dengan DP 0% hingga akhir tahun 2022. Hanya saja, PWON bukan full beneficiary dari kebijakan pemerintah ini, mengingat komposisi portfolio dan strategi bisnis dari PWON.
Namun, di luar itu semua, apakah menurut Anda PWON masih memiliki prospek yang cerah di masa depan? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah ini.
[Baca Juga: Resmi Delisting, Ada Apa Dengan RMBA?]
Jika Anda ingin mengetahui bagaimana prospek saham-saham lainnya, bergabunglah dengan Grup Komunitas Belajas Saham Finansialku. Di dalamnya Anda bisa sharing dan diskusi soal prospek berbagai saham.
Akan ada pula webinar setiap bulannya yang akan dipandu oleh Saya, Rivan Kurniawan sebagai Value Investor Indonesia Bersama CEO dan Founder Finansialku Melvin Mumpuni, CFP.
Selain itu, Anda juga akan mendapat banyak benefit dari grup ini. Yuk, gabung sekarang dengan klik gambar di bawah ini.
Gabung Sekarang! Komunitas BELAJAR SAHAM Finansialku
Bagaimana menurut Anda mengenai prospek saham PWON setelah adanya kabar perpanjangan insentif DP 0%? Apakah Anda masih mau mengoleksi saham ini? Tulis di kolom komentar, ya.
Jangan lupa untuk membagikan informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna SH
dilema besar