Menjadi market leader di industri telekomunikasi, bagaimana kinerja dan prospek emiten TLKM? Beli sekarang atau nanti?
Rubrik Finansialku
Analisis Fundamental
Menjadi market leader di industri telekomunikasi, emiten Big Capitalization pelat merah ini bersama anak usahanya Telkomsel memiliki jumlah pengguna terbesar di antara operator lainnya yang ada di Indonesia.
[Baca Juga: Malang Melintang di Dunia Teknologi, Telkom Indonesia Sukses Hingga Kini]
Telkom Indonesia dengan prospek industri utilitas, dilansir dari interview Mirae Asset bersama Research Analyst Lee Young Jun, memiliki serangkaian keuntungan yang menjadi primadona pelanggan.
Sebut saja produk yang bermanfaat, harga yang bersaing, luasnya cakupan internet, memiliki 212.000 BTS, hingga penggunaan 4G.
Diketahui dari data portal, ada 171 Juta orang dari 264 Juta penduduk yang menjadi pengguna internet.
Pasar potensial untuk bisnis online, pembelajaran jarak jauh, kerja dengan remote control dan kegiatan digital lainnya sangat menjanjikan.
Telkomsel diketahui memiliki subscribe base yang High Value subscriber yang lebih bersaing dari pesaingnya, infrastruktur yang kuat pun menjadikan telkom primadona di sektor ini.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Kinerja Keuangan Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
Untuk kinerja keuangan Telkom di 2020, fundamentalnya menunjukkan nilai yang baik atas revenue dan net profit nya terus bertumbuh sejak 2011.
Pandemi Covid-19 cukup meberikan keuntungan bagi emiten satu ini karena kebutuhan masyarakat akan internet yang meningkat serta permintaan akses TV kabel yang tinggi.
Meski demikian, di semester II lalu TLKM sempat mengalami penurunan dikarenakan semakin tingginya rasio pengangguran yang menyebabkan Low Value Customer terpengaruhi.
Namun jika diakumulasikan hingga akhir tahun, Telkom masih bisa meraup keuntungan lebih baik lagi.
Dikutip dari laporan keuangan konsolidasian per kuartal 3-2020 TLKM (idx.co.id), kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. di 2020 ini mencetak pertumbuhan Laba Bersih dan membukukan pendapatan hingga Rp 99,9 triliun.
Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 2,71x per Juni 2020, yang tergolong undervalued dalam industri ini.
Untuk Price to Earning Ratio TLKM ada di 11,81x per Juni 2020 yang tergolong murah jika dibandingkan 9 tahun lalu, ini menjadi kesempatan jika anda ingin membeli saham blue chip dengan harga diskon.
Jika dilihat, asetnya terus bertumbuh selama 10 tahun terakhir, per September 2020 TLKM memiliki Aset Lancar Rp 40,6 triliun dan Aset tidak Lancar Rp 192,5 triliun .
Jika melihat Liabilitas, TLKM mengalami kenaikan sebesar 30,8% menjadi Rp 115 triliun (Per September 2020), diprediksi akhir 2020 mencapai Rp 136 triliun.
Utang ini berasal dari Penerapan PSAK 73 tentang sewa, yang menghasilkan pembayaran sewa minimum Grup di masa depan berdasarkan sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk diakui sebagai liabilitas sewa guna usaha dengan Aset hak guna (“ROU”).
Penjualan dari segmen operasi terbesar ada di segmen mobile, consumer, enterprise dan WIB.
Dari segmen Mobile yang menyumbang hingga 72,33% dari keseluruhan, produk yang ditawarkan adalah mobile voice, SMS, value added service.
Sedangkan segmen consumer yang menyediakan indihome, pelayanan untuk pelanggan perumahan menyumbang 10,61%.
Segmen WIB adalah penyedia jasa interkoneksi, sewa sirkit hingga satelit menyumbang.
Telkomsel juga diketahui membuat program free kuota dan promo di saat pandemi, guna mendukung keberlangsungan pembelajaran dan Work From Home, namun itu tidak mempengaruhi pendapatan Telkomsel.
Dengan memiliki beberapa segmen bisnis, ini akan membuat emiten bisa bertahan lebih kuat karena jika ada pelemahan di salah satu segmen, segmen lain bisa mengimbangi.
Untuk layanan Indihome yang diketahui mengalami peningkatan hingga 31,4% YoY, Indihome akan menyasar pelanggan lebih luas dengan berbagai macam tingkatan penawaran produk.
Lini bisnis Indihome akan menjadi andalan bagi pertumbuhan emiten dikemudian hari.
Perseroan diketahui mencetak EPS periode kuartal II tahun ini di 222, naik dibanding tahun lalu di 188 (data dari Rivan Kurniawan), yang berarti di tahun 2020 ini perusahaan mengalami peningkatan laba bersih dari tahun lalu.
EPS berfungsi untuk melihat bagaimana sebuah emiten menghasilkan laba per saham nya.
Terkait historis dividen, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. terkenal rajin membagikan dividen sejak 2013, bahkan di tengah pandemi ini TLKM tetap membagikan dividen walau turun daripada tahun lalu.
Untuk investor yang mencari saham dividen yang rutin, TLKM adalah salah satu saham yang masuk kedalam Index High Dividen 20, yang dihuni oleh saham blue chip yang juga masuk kedalam Index LQ45.
Ini bisa jadi salah satu pilihan dari sektor Infrastructure, Utilities and Transportation.
Analisa Teknikal TLKM
Hingga penutupan market Sesi I-09 November 2020, saham PT Telekomunikasi Indonesia terlihat mengalami downtrend dari Juni setelah sempat rebound di Maret 2020.
Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu Weekly. TLKM yang terlihat potensi bullish masih ada. Melihat besarnya prospek ritel ini di periode berikutnya.
Saat tulisan ini ditulis (09/11), TLKM diperdagangkan pada closing price 2850/unit.
Secara analisa teknikal yang dibuat dengan menggunakan ChartNexus maka terlihat ada uptrend setelah rebound di Maret 2020.
Indikator MACD berada di bawah garis nol yang menandakan sinyal sell namun tekanan beli yang semakin besar ada kemungkinan akan terjadi penguatan harga dikemudian hari.
Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly terlihat overbought, sinyal cenderung buy.
Adanya Biden Effect dan Window Dressing di akhir tahun, tekanan beli akan besar, dari crossing antara %K dan %D terlihat di bulan November respon beli dari pasar cukup kuat.
Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bearish.
Ini menjadi kesempatan yang menarik jika bisa melewati 2850 atau lebih tinggi dari resistance-nya di 2900-3160, ada indikasi harga akan lebih tinggi lagi. dan cut loss jika tidak mencapai garis resistance maka ada kemungkinan turun lagi hingga garis supportnya di 2530.
Outlook PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Eminten ini merupakan Big Cap yang memiliki fundamental yang kuat, apalagi melihat prospek masa depan di mana jaringan seluler ke-lima a.k.a. 5G akan masuk ke Indonesia.
Namun sebelum teknologi ini meluncur, masih ada beberapa faktor yang membuat 5G tidak langsung dimanfaatkan dalam dua tahun ke depan karena beberapa hal, seperti persiapan infrastruktur, spektrum yang memadai, bisnis yang belum mapan, dan pasar yang harus disesuaikan dengan kesiapan masyarakat.
Namun, meski kelayakan jaringan 5G masih terbatas dan kebijakan tentang spectrum sharing yang belum memadai, Telkomesl masih menjadi perusahaan terbaik untuk melakukan penyediaan jaringan 5G di masa depan, sebagaimana dikatakan Direktur Asia Pasific Corporates Fitch Ratings, Janice (CNBC Indonesia).
5G juga sedang dipersiapkan pemerintah, seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RP JMN) periode 2020-2024.
Harapannya, 5G dapat diimplementasikan dalam periode tersebut sembari menanti penerapan Omnibus Law yang mendukung adanya jaringan ini.
Industri telekomunikasi adalah bisnis yang mahal, butuh modal besar untuk menjadi sebesar Telkom, jadi cukup sulit untuk menyalip market Telkom untuk saat ini.
Prospek dunia digital di era saat ini juga semakin cerah, semua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari internet membuat manusia ketergantungan. Walaupun dalam kondisi Covid-19, industri telekomunikasi lebih baik dari sektor lain.
Kesimpulan
Kinerja perseroan yang kuat, adanya ekspektasi sentimen positif hingga akhir tahun, dan prospek jaringan 5G di 5 tahun mendatang, peluang bisnis di industri Telekomunikasi masih sangat menjanjikan.
TLKM bisa menjadi salah satu pilihan investasi, ditambah saham blue chip ini sedang diperdagangkan dalam keadaan diskon, meski begitu kajian dari berbagai sudut pandang dan keputusan ingin berinvestasi tetap berada di tangan Anda.
Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisa saham TLKM dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Telekomunikasi Indonesia (www.idx.co.id)
- https://bit.ly/3kaBAAP
- CNBC Indonesia
- https://bit.ly/3p9VD6n
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- https://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia
- Consolidated Financial Statements TLKM, September 2020
- RTI Business
- TLKM – https://bit.ly/2U8dEUd
dilema besar