Prospek PT Jasa Marga (JSMR), Tarif Tol Jadi Andalan

Prospek PT Jasa Marga (JSMR), Tarif Tol Jadi Andalan

Sebagai salah satu perseroan yang cukup terkena dampak langsung pandemic Covid-19, bagaimana prospek JSMR ke depannya?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Analisis Fundamental

Menjalani lini bisnis di bidang penyelenggara jasa jalan tol, perseroan pelat merah ini merupakan penyedia terbesar di Indonesia dengan anak usahanya yang menjalani usaha jalan tol dan usaha bukan jalan tol seperti jasa layanan pemeliharaan jalan, jembatan hingga pengembangan bisnis properti.

Perjalanan Perseroan untuk menyediakan infrastruktur akan terus berlanjut dengan menuntaskan pembangunan ruas-ruas jalan tol yang dimilikinya.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh pembangunan infrastruktur, Jasa Marga berkontribusi terhadap penguatan konektivitas antar wilayah sekaligus mengembangkan pertumbuhan dan melipatgandakan bisnis Perseroan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, memasuki tahap akhir periode 2020-2024, sehingga tahun 2019 menjadi waktu krusial sebagai landasan untuk mencapai target RPJPN.

JSMR 01

[Baca Juga: Analisis Saham: Prospek PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC)]

 

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. turut serta dalam mendukung tercapainya target RPJPN melalui pembangunan infrastruktur jalan tol untuk penguatan konektivitas wilayah melalui jalur darat agar terciptanya percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia.

Untuk diketahui, jalan tol merupakan salah satu infrastruktur yang terus dikembangkan dalam 5 (lima) tahun terakhir untuk memperkuat konektivitas antar wilayah.

Dengan infrastruktur jalan tol, kelancaran arus distribusi barang, jasa dan mobilitas demografi akan semakin mudah, karena jarak dan waktu tempuh yang semakin efisien.

Adanya efisiensi inilah yang menciptakan biaya logistik menjadi lebih bersaing sehingga laju inflasi dapat dipertahankan rendah.

Tingkat inflasi yang rendah dianggap positif karena menghasilkan peningkatan upah dan profitabilitas perusahaan, serta membuat modal mengalir dalam ekonomi yang terus tumbuh.

Selama segala sesuatunya bergerak relatif positif, inflasi tidak akan merugikan.

Penambahan Panjang Jalan Tol Beroperasi hingga akhir Desember 2019, Perseroan berhasil mengoperasikan 1.162 km panjang jalan tol, dengan penambahan jalan tol beroperasi di tahun 2019 sebesar 162 km.

Terkait Pengembangan Bisnis Prospektif oleh PT Jasamarga Related Business (JMRB)

  • Telah mengelola 11 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) yang sudah beroperasi dan 13 TIP dalam tahap pembangunan. Sementara 23 TIP di ruas jalan tol Grup Jasa Marga dikelola bekerja sama dengan pihak ketiga.
  • Mengelola iklan dan utilitas di sepanjang ±512 km.
  • Melakukan land banking di 2 wilayah potensial.
  • Membangun 4 proyek hunian berwawasan lingkungan

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Untuk kinerja keuangan konsolidasi JSMR di 2020, fundamentalnya masih dalam kondisi stabil, dan tergolong cukup wajar karena berbagai sektor juga terdampak di 2020 ini akibat Pandemi Covid19.

JSMR mencatatkan penurunan Revenue hingga 48,57% dibanding revenue dan net profit-nya di 2019. Namun kebijakan atas kenaikan tarif jalan tol akan menjadi senjata hingga penutupan tahun 2020.

Saat tarif baru diberlakukan di beberapa ruas jalan tol nantinya akan berdampak positif kepada Revenue JSMR dan mempengaruhi cashflow perseroan.

Revenue JMSR

Source: Rivan Kurniawan

 

Dari laporan keuangan konsolidasi per kuartal II-2020 JSMR (idx.co.id), kinerja keuangan PT Jasa Marga (JSMR) di 2020 ini mengalami penurunan Laba bersih hingga minus Rp 114,6 milliar yang membukukan pendapatan Rp 3,9 triliun.

Pendapatan menurun 17,49% karena imbas PSBB yang mengharuskan sebagian besar pekerjaan dilakukan dari rumah, sekolah dan belajar dari rumah serta terhambatnya pariwisata di Indonesia.

Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, apakah layak dibeli disaat pandemi ini kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 1,4x.

Angka ini tergolong cukup undervalued jika dibandingkan dengan PBV JSMR dalam 9 tahun terakhir ini.

Untuk Price to Earning Ratio JSMR ada di -122,2, akan lebih baik PER semakin kecil yang menandakan saham dalam keadaan murah, namun kini dengan nilai tersebut JSMR tergolong overvalued.

Untuk Return on Equity JSMR pada 2020 turun drastis menjadi 1%, yang artinya di tahun ini JSMR tidak efisien dalam mengelola aset dan liabilitas nya untuk mendapatkan profit.

PBV dan PER JSMR

Source: Rivan Kurniawan

ROE JSMR

Source: Rivan Kurniawan

 

Jika melihat aset JSMR selama 9 tahun terakhir, di 2020 JSMR mencatatkan pertumbuhan aset yang signifikan, per Juni 2020 emiten ini membukukan hingga Rp 102 triliun untuk total asetnya.

Aset JSMR

Source: Rivan Kurniawan

 

Untuk kondisi Liabilitas, JSMR mengalami kenaikan hingga 2,74% menjadi Rp 78,6 triliun kenaikan ini disebabkan Utang Sewa yang naik hingga 700%, untuk Liabilitas Jangka Pendek berhasil ditekan dan tercatat menurun dari periode yang sama di tahun 2019.

Kenaikan liabilitas berasal dari Jangka Panjang dan Beban Akrual atau beban yang masih harus dibayar meningkat, utang ini berhubungan dengan vendor bukan perdagangan, misalnya, tagihan listrik, bunga yang masih harus dibayar dan sewa yang masih harus dibayar.

Utang Bank naik hingga 64,39% yang diketahui terkait Utang bank sindikasi dan Utang Kontraktor Jangka Pendek dan Utang Kontraktor Jangka Panjang .

Liabilitas JSMR

Source: Rivan Kurniawan

 

Pendapatan dari segmen Usaha Jalan Tol menyumbang 94,92% terhadap total pendapatan Rp 6,7 triliun, dari Pengoperasian 11,47%, dan Pemeliharaan 3,94%.

Consolidated financial statements as of June 30, 2020 JSMR

Informasi Segmen: Consolidated financial statements as of June 30, 2020

 

Analisis Teknikal PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR)

Hingga penutupan market Sesi I-13 November 2020, saham PT Jasa Marga terlihat mengalami Uptrend dari Mei 2020 lalu melemah lagi hingga Agustus dan menguat di September hingga penutupan pasar di 12 November 2020.

Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu Weekly.

JSMR yang terlihat potensi bullish masih ada, melihat prospek tren pertumbuhan yang positif ke depannya seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan jumlah kendaraan akan meningkat seiring dengan pergerakan masyarakat dalam masa new normal.

Saat tulisan ini ditulis (13/11), JSMR diperdagangkan pada 4100/unit yang melemah -1,44%.

Secara analisa teknikal yang dibuat dengan menggunakan ChartNexus maka terlihat ada uptrend setelah rebound di September 2020.

Indikator MACD berada di bawah garis nol dengan golden cross yang menandakan potensi buy dengan semakin kuatnya tekanan buy, ada kemungkinan akan terjadi bullish di kemudian hari.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly terlihat sinyal overbought, adanya Window Dressing di akhir tahun, tekanan beli bisa saja masih akan dilakukan.

Dari crossing antara %K dan %D terlihat respon beli dari pasar yang cukup kuat di bulan September untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bearish.

Ini akan menjadi menarik karena jika bisa melewati 4230 atau lebih tinggi dari resistance-nya di 4320-4430 ada indikasi harga akan lebih tinggi lagi, namun perseroan akan kurang menarik selama PSBB diberlakukan.

Untuk cut loss jika tidak mencapai garis resistance maka ada kemungkinan turun lagi hingga garis supportnya di 4000-3800.

Pada 11 November lalu Indeks saham yang berisi sederet saham-saham dengan likuiditas tinggi dan fundamental yang oke di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu indeks LQ45 menguat hingga 1,86% ke posisi 863,97.

Indeks LQ45 naik lebih tinggi ketimbang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 0,86% ke level, salah satu emiten dari LQ45 adalah JSMR.

Analisis Teknikal JSMR

 

Outlook PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Ekosistem perekonomian yang efisien menjadi kunci terwujudnya kesejahteraan masyarakat Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa.

Dengan demikian, Jalan Tol sebagai salah satu infrastruktur penggerak pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan untuk terus dikembangkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju.

Kenaikan tarif tol akan berdampak pada revenue Jasa Marga, hal ini akan berdampak positif, saat PSBB transisi dicabut nantinya, dan pemberlakuan Work from Office ini akan berdampak pada Jasamarga.

Sebagai pemimpin dalam industri jalan tol di Indonesia, Manajemen Jasa Marga menilai prospek usaha Perseroan di masa yang akan datang sangat baik.

Di samping panjang jalan tol yang terus bertambah, ada beberapa faktor lain yang membuat prospek industri jalan tol yang dikembangkan Perseroan semakin menarik.

Analisis Saham_ Prospek PT Jasa Marga (JSMR), Tarif Tol Jadi Andalan 03

[Baca Juga: The Beauty of Investing: Pahami Seluk Beluknya dan Nikmati Keuntungannya]

 

Faktor-faktor terkait volume lalu lintas pada ruas tol yang dikelola Perseroan diperkirakan akan tetap tumbuh secara positif.

Masa konsesi yang masih panjang dengan waktu terdekat akan berakhir pada tahun 2044 untuk 13 (tiga belas) ruas yang sedang dioperasikan Perseroan; Jalan tol baru yang terkoneksi dengan jalan tol yang sudah ada; Adanya potensi penambahan konsesi pengusahaan jalan tol melalui akuisisi; Perkembangan industri properti; dan Pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat yang merupakan pasar terbesar dari pengguna jalan tol.

Sementara itu di bidang properti, PT JMRB telah meresmikan KUBIKA yang merupakan coworking space pertama milik Jasa Marga Group.

Selain bisnis rest area dan properti, PT JMRB juga telah melebarkan sayap ke sektor periklanan, bisnis utilitas dan pengelolaan gedung.

Sektor utilitas dan iklan yang dikelola PT JMRB tidak hanya di rest area milik sendiri, namun juga utilitas dan iklan di beberapa ruas tol milik Jasa Marga sebagai perusahaan induk.

PT JMRB juga turut serta dalam proyek revitalisasi bekas pabrik gula yang menjadi Convention Center yang dinamakan ‘Colomadu Heritage’.

Proyek ini dijalankan oleh konsorsium sejumlah BUMN (PT JMRB, PT Pembangunan Perumahan, PT PP Properti, PT Taman Wisata Candi, PT Patrajasa, dan PT Kereta Api Indonesia).

 

Kesimpulan

Pandemi telah menekan sektor yang terkait dengan transportasi dan infrastruktur, namun manajemen yang masih stabil dan dengan beberapa perombakan di bagian internal perusahaan BUMN ini.

Semoga kinerja perseroan yang menurun di tahun ini akan kembali membaik di 2021 terlebih penemuan vaksin dan aktivitas masyarakat yang kembali normal.

Adanya ekspektasi untuk berbagai proyek dan kerja sama di 2021, peluang bisnis ke segmen lini lainnya, jika Jasa Marga selalu berani mendisrupsi diri ditengah perubahan dunia yang serba cepat saat ini, JSMR bisa menjadi salah satu pilihan investasi untuk Long Term-Investment.

 

Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisa saham JSMR dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Jasa Marga (Persero) Tbk (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements PT Jasa Marga (Persero) Tbk. June 2020
  • https://bit.ly/36AynWu, https://bit.ly/2Un0BOV, https://bit.ly/2UpQ3yp

 

dilema besar