Sulitnya kondisi pasar pasca pandemi tak membuat Adaro Energy (ADRO) kehilangan potensinya dengan kendali biaya yang kuat.
Adaro Energy (ADRO)
Kondisi makro dan industri yang sulit akibat pandemi COVID-19 memberikan tekanan yang besar terhadap permintaan batu bara dan harga batu bara global pada tahun 2020.
Walaupun pemulihan ekonomi diperkirakan akan berdampak positif terhadap batu bara, Adaro Energy terus berfokus pada keunggulan operasional dan langkah-langkah efisiensi, dan tetap berhati-hati karena masih adanya faktor ketidakpastian.
Baca Juga: Prospek Diversifikasi Bisnis PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)
Kinerja Keuangan Adaro Energy (ADRO)
Total aset turun 12% menjadi US$ 6.382 juta. Aset lancar turun 18% menjadi US$ 1.732 juta, terutama karena penurunan kas dan piutang usaha dari pihak ketiga.
Aset non lancar turun 9% menjadi US$4.650 juta, terutama karena penurunan investasi pada perusahaan patungan, penurunan properti pertambangan dan penurunan aset tetap.
Pada akhir tahun 2020, saldo kas berada pada posisi US$ 1.174 juta.
Sebagian besar kas dan setara kas Adaro ditempatkan pada instrumen keuangan yang konservatif dan bebas risiko untuk memastikan pendekatan investasi yang pruden.
Untuk royalti yang dibayarkan kepada Pemerintah Indonesia turun 29% menjadi US$ 271 juta dan sejalan dengan penurunan pendapatan usaha FY2020.
Beban usaha turun 29% menjadi US$ 165 juta untuk FY20, dibandingkan dengan US$ 233 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya, terutama akibat penurunan 45% pada beban penjualan dan pemasaran dan penurunan 44% pada biaya profesional.
Total kewajiban turun 25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$ 2.430 juta karena AE membayar sebagian utang bank dan membukukan penurunan kewajiban pajak yang ditangguhkan karena penurunan properti pertambangan dan penyesuaian tarif pajak.
Kewajiban lancar turun 7% menjadi US$ 1.145 juta, sementara kewajiban non lancar turun 36% y-o-y.
Adaro Energy fokus pada efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh lini bisnis. Walaupun harus menghadapi banyak tantangan, dari pandemi global sampai cuaca yang tidak mendukung,
ADRO melakukan pembayaran dividen 99,9% sebesar US$ 146,8 juta untuk tahun buku 2020. Rasio dividen meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya kendati jumlahnya menurun.
Perseroan juga diketahui mampu mempertahankan kendali biaya yang ketat.
Sobat Finansialku, cari tahu di audiobook ini bagaimana Laporan Keuangan bisa mempengaruhi investasi Anda.
Outlook Adaro Energy (ADRO)
Musim panas di China menghadapi gelombang panas yang baru membuat permintaan batu bara selama periode tersebut telah meningkat secara eksponensial.
Hal ini menjadi prospek harga batu bara yang positif pada kuartal II/2021.
Adanya pemotongan pasokan dari Australia akibat hubungan politik kedua negara yang memanas memberikan keuntungan tambahan untuk harga batu bara di rata-rata US$ 86,7 per ton pada tahun 2021.
Kenaikan data PMI tersebut memberikan signal positif akan pemulihan ekonomi yang mulai terasa.
Harga batu bara didorong pemulihan aktivitas ekonomi dan industri, yang akan meningkatkan konsumsi listrik baik untuk rumah tangga, area komersil, maupun industri.
Sejumlah Emiten pertambangan batu bara terus berupaya menurunkan eksposur pendapatannya terhadap batu bara dan menggenjot diversifikasi portofolio bisnisnya di berbagai sektor.
Emiten pertambangan batu bara PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) melakukan pembelian saham perusahaan emas dan tembaga PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) senilai Rp 433,18 miliar.
Transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi karena Garibaldi ‘Boy’ Thohir juga memegang 6,18 persen saham Adaro, sekaligus menjadi direktur utama perseroan.
Perseroan memilih untuk berinvestasi pada instrumen saham di sektor komoditas emas dan tembaga untuk melindungi nilai terhadap inflasi karena sektor ini memiliki fundamental yang baik untuk kondisi perekonomian saat ini.
Dilansir melalui bisnis.com Adaro melihat bahwa emas merupakan salah satu komoditas yang cukup tangguh di masa ekonomi yang sulit.
Situasi tingkat bunga yang cukup rendah saat ini dimana banyak negara melakukan pelonggaran kebijakan moneter, emas berpotensi menjadi pilihan investasi jangka panjang yang menarik.
ADRO berencana untuk mendiversifikasi bisnisnya ke segmen energi hijau, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga hydro (air), dan pembangkit listrik tenaga angin.
Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisis saham ADRO dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report Adaro Energy Tbk, 2020 (www.idx.co.id)
- Cnbcindonesia.com
- Bisnis.co.id
Sumber Gambar:
- https://bit.ly/33gmcgn
- https://bit.ly/3ukXgQP
- RK Team
dilema besar