Permintaan Batu Bara Melonjak! Bagaimana Prospek Emiten Saham Ini? 

Permintaan Batu Bara Melonjak! Bagaimana Prospek Emiten Saham Ini? 

Salah satu negara di Eropa, Jerman, tengah mengalami krisis batu bara, akibat sanksi ekonomi dari memanasnya konflik Rusia-Ukraina.

Untuk memenuhi permintaan yang melonjak, Indonesia digadang akan membantu memenuhi kebutuhan batu bara tersebut.

Kira-kira bagaimana masa depan emiten yang satu ini? Kita bahas sekengkapnya!

 

Jerman Alami Krisis Batu Bara

Konflik Rusia-Ukraina yang sempat memanas, membuat Rusia harus menerima sanski ekonomi dari sejumlah negara yang tergabung dalam Uni Eropa (EU).

Padahal, Rusia menjadi pemasok batu bara terbesar bagi Eropa terutama pada 2021.

Dimana Jerman termasuk yang tertinggi, yakni sekitar 10% listrik Jerman dihasilkan dari pembakaran batu bara.

Selain itu, sanksi tersebut juga menghentikan impor energi, seperti batu bara dan gas dari Rusia

Alhasil, Jerman pun mengalami krisis batu bara dan mereka berniat akan memesannya dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Selain jerman, ada Italia, Austria dan Belanda yang kompak memandang penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara, sebagai solusi untuk keluar dari krisis energi yang sedang melanda.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Lana Saria, menyebut permintaan batu bara dari Jerman mencapai 6 juta ton.

Sehingga untuk menyuplai kebutuhan batu bara pembangkit listrik di negaranya, Jerman sedang melobi Indonesia.

Dengan meminta sebanyak 50% suplai batu bara dari Indonesia dari total kebutuhan batu bara, yaitu sebesar 150 juta ton.

Seperti diketahui pada 2022, kebutuhan batu bara Jerman mencapai 31,5 juta ton, 50% direncanakan dipasok dari Rusia.

Harapannya paling banyak 5-6 juta ton dapat dipasok dari Indonesia.

Namun Indonesia masih ingin memastikan ketersediaan fasilitas pelabuhan, serta terms and conditions untuk kontrak tersebut. 

[Baca Juga: Potensi Melimpah, Inilah Daerah Penghasil Batu Bara di Indonesia]

 

Pengaruh Terhadap Perusahaan Batu Bara di Indonesia

Lalu, bagaimana efek dari permintaan yang tinggi ini kepada sejumlah perusahaan besar batu bara di Indonesia?

Harga pada Rabu (22/6/2022), batu bara acuan global masih menanjak.

Kini harga si batu hitam sudah mendekati US$ 400/ton. Kenaikan harganya bisa jadi katalis positif untuk emiten tambang batu bara di perdagangan hari ini

Harga kontrak batu bara acuan ICE Newcastle menguat lagi. Jika di awal pekan harga naik 6%, kemarin harga batu bara menguat 3,27% dan ditutup di US$ 394,75/ton.

Pemicu kenaikan harga batu bara adalah rencana Eropa untuk kembali beralih ke bahan bakar fosil tersebut.

Untuk harga komoditas ini di kontrak Juli 2022 justru naik 0,63% menjadi US$ 398 per ton.

Demikian pula untuk komoditas batu bara kontrak Agustus 2022 yang naik 3,39% menjadi US$ 381,25 per ton.

Untuk emiten yang terdampak diantaranya, saham PTBA, ADMR, ADRO, dan ITMG.

Nah, Sobat Finansialku, apakah kamu tertarik untuk investasi jangka menengah pada saham-saham seperti ini? Tulis jawabanmu di kolom komentar di bawah ini, ya!

Agar tidak salah memilih saham serta mengetahui saham apa yang memiliki potensi cuan, Finansialku punya pembahasan lengkap seputar berita dan analisa saham yang bisa kamu baca di artikel Finansialku.

Selain itu, kamu juga bisa me-review portofolio investasimu, bersama para perencana keuangan Finansialku yang sudah berpengalaman dibidangnya.

Kamu bisa menghubungi lewat Aplikasi Finansialku atau buat janji via WhatsApp, ok?

 

Analisis Teknikal Saham Emiten Batu Bara

Ditengah krisis persediaan batu bara, pergerakan sebagian besar saham sepanjang minggu ini memang minim sentimen.

Hal ini karena sentimen terkait inflasi yang tinggi, juga menjadi sinyal merah di pasar Bursa Domestik.

Selain itu, meningkatnya inflasi di Amerika Serikat (AS), membuat investor kembali khawatir bahwa potensi resesi semakin besar.

Dengan harga minyak mentah yang masih tinggi, ada kekhawatiran inflasi akan terus meroket.

Ketika inflasi akan terus menanjak, maka konsumsi rumah tangga, salah satu tulang punggung perekonomian, berisiko terpukul.

 

Pada pembukaan perdagangan Rabu (22/6/2022) saat tulisan ini diproduksi, top gainers pada pembukaan pasar imbas dari berita Jerman yang membutuhkan batu bara lebih banyak.

Menjadi sentimen positif kepada saham-saham batu bara IATA 4,40% ; ADMR 3,41% ; PTBA 3,22%, yang sempat mengalami koreksi pada minggu lalu.

Saat harga batu bara melesat 6%, saham-saham produsen batu bara domestik beterbangan.

Harga saham emiten tambang batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) melesat 8,04% dan memimpin penguatan.

Saat ini PTBA berada pada harga Rp 4.120/lembar saham

Pergerakan Harga Saham PTBA (ytd). Sumber: Tradingviews.com

[Baca Juga: Seluk Beluk Investasi Saham, Pengertian Sampai Cara Belinya!]

 

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) keluar sebagai runner up dengan apresiasi 5,35% pada Selasa 21/6/2022.

Sedangkan pada Rabu (22/6/2022) terjadi koreksi karena minim sentimen di aset berisiko seperti saham akibat krisis global. 

Harga ITMG ditarik sejak 1 minggu terakhir mengalami penguatan terbatas +0,15% dan 3 bulan terakhir +18,53%.

Saat ini ITMG berada pada harga RP 3.295/lembar saham

Pergerakan Harga Saham ITMG (ytd). Sumber: Tradingviews.com

 

Selanjutnya di posisi ketiga ada perusahaan tambang batu bara terintegrasi milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang menguat 3,41% pada 21/6/2022.

Jika dilihat price performance selama 1 minggu terakhir ADRO -3,81%, sedangkan selama 3 bulan terakhir sudah -1,62%.

Saat ini ADRO berada pada harga Rp 3.030/lembar saham

Pergerakan Harga Saham ADRO (ytd). Sumber: Tradingviews.com

[Baca Juga: Daftar Saham IDX30 Terbaru, Yuk Lihat Sekarang!]

 

Melihat induknya ADRO yang naik terbatas, ADMR ternyata sedang dalam fase bearish nya selama 2 minggu terakhir.

Jika dilihat 1 minggu terakhir sudah -24,78%. Saat ini ADMR berada pada harga Rp 1.745/lembar saham

Pergerakan Harga Saham ADMR (ytd). Sumber: Tradingviews.com

  

 

Permintaan Batu Bara di Sejumlah Negara di Asia

Kabar lainnya dari negara di Asia, permintaan batu bara di India juga masih meningkat.

Sebab, pembangkit disana memerlukan banyak batu bara untuk memenuhi konsumsi listrik yang meningkat.

Sementara di sisi lain, permintaan batu bara dari China sebagai salah satu konsumen terbesar masih minim karena lockdown.

Penyebaran Covid-19 di China masih belum terkendali sehingga pembatasan aktivitas ekonomi diberlakukan.

Selama tren kenaikan harga batu bara, maka harga saham-saham emiten produsennya pun masih berpeluang untuk ikut terkerek naik dan mendapatkan berkah.

Nah, jika kamu tertarik mengoleksi salah satu emitennya untuk masuk ke dalam portofoliomu, saatnya perbanyak referensi seputar investasi saham agar bisa cuan maksimal.

Kamu bisa baca panduan lengkap berinvestasi saham melalui ebook gratis dari Finansialku. Selamat membaca…

Ebook GRATIS, Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham

 

Disclaimer-on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penulis tidak memegang saham terkait. Penulis tidak terafliasi dengan perusahaan yang disebutkan atau anak usaha. Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa bagikan kepada rekan-rekan investor lainnya melalui pilihan platform media sosial yang tersedia, ya. Terima kasih.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

Kontan.co.id, Market.bisnis.com, CNBC Indonesia, RTI, Indopremier (IPOT), Stockbit, Tradingviews.com.

 

dilema besar