Patung Edward Colston dirobohkan massa black live matter, pendukung George Floyd. Cari tahu kisahnya di sini!
Informasi selengkapnya dapat diketahui di berita Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Pendukung Black Lives Matter Robohkan Patung Edward Colston, Siapa Dia?
Sejak terbunuhnya George Floyd oleh seorang polisi dengan cara yang tidak manusiawi, ratusan pendemo masih turun ke jalan dan meneriakkan topik Black Lives Matter.
Tapi kali ini ada agenda yang berbeda. Dikutip laman AFP melalui cnnindonesia.com, para pendemo merobohkan patung Erward Colston.
Pada Minggu (07/06), sebuah rekaman diambil oleh seorang saksi yang menunjukkan puluhan orang bersama-sama mengikatkan tali di leher patung Colston untuk menariknya lalu dirobohkan ke tanah.
Setelah berhasil dirobohkan, massa bersama-sama menginjak patung sambil menyiram patung yang tergeletak di tanah dengan cat merah, lalu dibawa ke pelabuhan.
[Baca Juga: Alm. George Floyd Positif Corona, Pendemo Harap Tes Covid-19]
Menanggapi hal ini, Wali Kota Bristol, Marvin Rees, mengatakan kalau hal ini wajar terjadi.
“Saya tahu pemindahan Patung Colston akan memecah pandangan publik, seperti yang terjadi pada patung itu sendiri selama bertahun-tahun. Namun penting untuk mendengarkan mereka yang mendirikan patung itu untuk mewakili penghinaan terhadap kemanusiaan.” Katanya, dikutip laman serupa.
Tapi berbeda dengan Wali Kota Bristol, Priti Patel selaku Menteri Dalam Negeri mengatakan kalau perobohan tersebut adalah tindakan vandalisme dan menyuruh polisi untuk melakukan penyelidikan.
“Ini bentuk tindakan-tindakan kekacauan publik yang telah menjadi gangguan dan melenceng dari alasan sebenarnya orang-orang melakukan demo. Itu adalah tindakan yang sama sekali tidak dapat diterima dan berbicara kepada vandalisme, sekali lagi, seperti yang kita lihat kemarin di London.” Katanya, dikutip laman medcom.id dari Sky News melalui Channel News Asia, Senin (08/06).
Dilansir dari news.okezone.com, Edward Colston sendiri adalah seorang pedagang budak yang mengirim sekira 80 ribu laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
Semuanya, dikirim oleh Edward Colston dari Afrika ke Amerika pada antara 1672 dan 1689.
Diketahui, dia tumbuh dalam keluarga pedagang yang kaya raya dan masuk ke dalam bagian dari Royal African Company (RAC) pada 1680.
Royal African Company sendiri adalah sebuah perusahaan yang menaungi Edward Colston dalam mengirim dan menjual 80 ribu budak berkulit hitam tersebut.
Setiap budak yang dikirim oleh perusahaan RAC, akan diberikan cap di dada mereka dengan inisial RAC.
[Baca Juga: Dow Futures Sempat Merah Karena Trump Bikin Warga AS Marah!]
Bukan hanya sebagai pedagang budak berkulit hitam, Edward juga dikenal sebagai seorang anggota parlemen, filantropis, dan pedagang budak.
Saat itu dia dikenal sebagai seorang dermawan karena telah menyumbang sejumlah uang pada sekolah dan rumah sakit di Bristol dan London.
Semua kekayaan yang dia dapat dari penjualan para budak berkulit hitam, dia gunakan untuk berbuat baik dan berbagi pada masyarakat Bristol.
Edward Colston kemudian meninggal dunia pada 1721 dan dimakamkan di Gereja All Saints di Bristol.
Untuk menghormati sosoknya, Bristol akhirnya mendirikan sebuah patung perunggu setinggi 5,5 meter untuk Colston di Colston Avenue pada 1895.
Bukan cuma itu, Bristol juga mendirikan sebuah sekolah yang dinamai dengan nama Colston.
Jadi Perdebatan
Sejarah kelam Edward Colston semasa hidupnya telah lama menjadi sebuah perdebatan alot bahkan untuk para warga Kota Bristol sendiri.
Selama bertahun-tahun, warga terbagi menjadi dua kubu, pihak pertama adalah mereka yang menghargai sejarah dan mengingat kebaikan Edward Colston.
Sementara kubu kedua, adalah mereka yang menolak adanya jejak peninggalan Colston di kota Bristol dan membuat petisi agar nama Colston dihapus dari jalan, sekolah, dan sudut kota Bristol lainnya, sebagaimana dilansir laman news.okezone.com, Senin (08/06).
Sementara itu, Museum Bristol memaparkan alasan di balik aksi pihak terkait yang tidak menurunkan patung Colston sebagai ikon kota.
Dalam situs resmi mereka, dikatakan bahwa Colston memang anggota aktif dari badan pengurus RAC yang menjual budak Afrika.
Tapi sejauh yang mereka ketahui, Colston tidak pernah terlibat secara langsung dalam menjual budak Afrika.
“Apa yang kita tahu adalah bahwa dia adalah anggota aktif badan pengurus RAC yang berdagang budak Afrika selama 11 tahun.” Tulis museum dalam situs resmi mereka, dilansir dari laman cnbcindonesia.com.
Meski begitu, kebanyakan warganet di twitter mengatakan bahwa mereka benar-benar senang atas keberanian para demonstran untuk menurunkan patung Edward Colston.
“Gotta love our tech overlords; Google Maps has already relocated Edward Colston’s statue #EdwardColston.” -@Thin_Man-
“Statues aren’t about history they are about adoration. This man was not great, he was a slave trader and a murderer.
Historian @DavidOlusoga brilliantly explains why BLM protestors were right to tear down the statue of Edward Colston.” -@michaeljswalker-
“Does @pritipatel even know who Edward Colston was? He was a major slave trader involved in transportation of 84,000 enslaved African men, women & young children, of whom 19,000 died on voyages from West Africa to the Caribbean & the Americas.” -@piersmorgan-
“Edward Colston was responsible for the deaths of 19,000 people in the Middle Passage. Don’t ask why people tore down a statue of a slave trader – ask why it was put up in the first place.” -@AyoCaesar-
“So proud to see activists in the UK tear down the statue of the monster Edward Colston. Every statue of every single person who bought, sold, and traded human beings, or fought for the right to do so, so should be torn down. ALL OF THEM. EVERYWHERE.” -@shaunking-
Sobat Finansialku, bersama dengan artikel ini, Finansialku mendukung penuh seluruh hak manusia, terlepas dari mana mereka berasal.
Tuhan menciptakan manusia dengan proses yang sama, maka tidak ada alasan untuk kita mengebiri hak hidup orang lain dan merasa superior atas privilese ras yang dianggap paling baik dari ras lainnya.
Siapapun dia, di manapun dia, dari mana dia berasal, apapun bentuk wajahnya, apapun warna kulitnya, kita punya hak hidup yang sama sebagai manusia.
Apa pendapat sobat Finansialku mengenai fenomena di atas? Mari kita diskusikan bersama di kolom komentar!
Jangan lupa untuk membagikan artikel ini melalui pilihan platform yang tersedia di bawah kepada rekan dan keluarga.
Sumber Referensi:
- Admin. 8 Juni 2020. Demo Dukung Floyd, Massa Robohkan Patung Pedagang Budak. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/2UkLZjy
- Rahman Asmardika. 8 Juni 2020. Demostrasi Anti-rasisme di Inggris, Patung Pedagang Budak Jadi Sasaran Amuk Massa. okezone.com – https://bit.ly/3dJS68L
- Fajar Nugraha. 8 Juni 2020. Patung Pedagang Budak Inggris Dirobohkan Pedemo Antirasisme. id – https://bit.ly/2XH8Ckh
- Admin. 8 Juni 2020. Saat Protes Antirasisme di Inggris, Patung Pedagang Budak Edward Colston Diturunkan. Mistar.id – https://bit.ly/3792vbs
- Thea Fathanah Arbar. 8 Juni 2020. Siapa Edward Colston yang Buat Inggris Demo?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3cKrcMB
- Indah Mutiara Kami. 8 Juni 2020. Patung Pedagang Budak Edward Colston Dirobohkan Pendemo Black Lives Matter. Hot.detik.com – https://bit.ly/2UllEl8
- Kolom pencarian Twitter.com – https://bit.ly/3cIyjFk
Sumber Gambar:
- Colston Statue 01 – https://bit.ly/3cJ08xp
- Colston Statue 02 – https://bit.ly/2MDAm2L
- Colston Statue 03 – https://bit.ly/3h6O10g
dilema besar