Sobat Finansialku, pernah mengerjakan tes Pauli? Apa bedanya dengan tes Kraepelin? Yuk, cari tahu penjelasan selengkapnya di artikel Finansialku satu ini!
Summary:
- Dalam serangkaian psikotes, terdapat sejumlah tes yang perlu kita lalui di antaranya tes Pauli dan tes Kraepelin.
- Terdapat beberapa persiapan yang sebaiknya kamu lakukan sebelum mengerjakan tes ini agar bisa mendapatkan hasil maksimal.
Apa itu Tes Pauli?
Ketika melamar pekerjaan di perusahaan skala besar, biasanya ada beberapa tes yang perlu kita lalui sebelum memasuki tahap wawancara dengan user.
Salah satu dari sekian banyak prosesnya adalah psikotes dengan menggunakan beberapa medium. Seperti tes Pauli yang sering kita jumpai di bawah ini.
Tes ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1938 oleh Richard Pauli, Wilhelm Arnold, dan Vanmenthod.
Medium ini merupakan pembaruan dari tes krapelin yang merupakan ciptaan Emil Kraepelin.
Isinya berupa deretan angka yang harus peserta hitung secara berurutan dari atas ke bawah. Terdiri dari 50 nomor di setiap kolom dengan jumlah soal yang bisa lebih dari 2.000 soal hitung.
Pada praktiknya, pengawas akan memberikan batas waktu kepada peserta untuk mengerjakan setiap baris soal.
Maka dari itu, biasanya hanya sedikit dari para peserta yang mampu mengerjakan seluruh barisan tersebut secara sempurna.
Ketika pengawas menyuruh pindah baris, maka kamu harus segera meninggalkan barisan tersebut dan mengerjakan barisan yang baru.
Persiapan Mengerjakan Tes Pauli
Sobat Finansialku, perlu konsentrasi yang tinggi untuk mengerjakan tes ini dengan benar, di bawah tekanan waktu yang terbatas.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan sebelum menjalani tes ini, seperti:
- Keterampilan berhitung cepat;
- Motivasi dan orientasi pada tujuan;
- Respon cepat untuk menuliskan angka;
[Baca Juga: 5 Contoh Soal Psikotes Yang Sering Muncul & Kiat Menghadapinya]
Apa Tujuan Tes Pauli?
Tentu saja, dari serangkaian psikotes salah satunya tes Pauli ini memiliki tujuan yaitu untuk melihat ketelitian, kecepatan, ketekunan, dan daya tahan kandidat.
Biasanya perusahaan jadikan untuk menilai kinerja karyawan saat bekerja dan manajemen stres terhadap tekanan kerja.
Selain itu, melalui tes ini, rekruter dapat menilai tingkat ketelitian, kecepatan, ketekukan, dan daya tahan seorang kandidat.
Meski bukan menjadi satu-satunya tolok ukur, namun banyak rekruter yang menggunakan hal ini untuk menilai seorang kandidat.
Nantinya, rekruter akan menggabungkan hasil tes Pauli dengan tes lain untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Selain di dunia kerja, juga banyak digunakan saat tes masuk kuliah, untuk mengukur daya ingat dan kelelahan distraksi mahasiswa.
Perbedaan Tes Pauli dan Kraepelin
Beberapa dari kita yang merupakan kandidat dan pihak awam dengan beragam jenis psikotes serupa, kadang bingung membedakan antara satu tes dengan tes lainnya.
Salah satu yang sering kita anggap sama dengan tes Pauli adalah tes Kraepelin. Keduanya memang sama-sama menyajikan bentuk yang serupa, yaitu kombinasi dari berbagai angka.
Padahal, keduanya sangat berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaan yang cukup signifikan, melansir beberapa sumber:
#1 Sistem Pengerjaan
Hal pertama yang membedakan tes Pauli dan tes Kraepelin adalah cara pengerjaan.
Tes Pauli mengharuskan kita untuk mengerjakan tes dari atas ke bawah, sementara tes Kraepelin, mengharuskan kita untuk melakukan tes dari bawah ke atas.
#2 Sejarah
Perbedaan berikutnya yaitu sejarah serta pencetusnya. Tes Kraepelin pertama kali tercipta oleh Emil Kraepelin di abad ke-19.
Tepatnya ketika dia ingin mendiagnosa gangguan otak pada manusia, yaitu Alzheimer dan Demensia.
Sementara tes Pauli pertama kali dikembangkan oleh Dr. Richard Pauli. Dengan harapan penggunanya dapat menilai kepribadian seseorang.
#3 Cara Pengerjaan
Perbedaan yang selanjutnya adalah cara pengerjaan yang mencakup interval waktu pengerjaan dan durasi pengerjaan tes itu sendiri.
Pada pengerjaan tes Kraepelin, peserta akan mendapatkan instruksi “pindah”, yang mengharuskan peserta untuk segera mengerjakan soal yang ada kolom selanjutnya.
Adapun, durasi pengerjaan tes Kraepelin sekira 15-35 menit saja, dan tidak ada keharusan bagi peserta untuk mengerjakan soal tersebut hingga selesai.
Sementara itu, pada pengerjaan tes Pauli, peserta akan mendapatkan instruksi “Garis” yang mengharuskan peserta untuk memberikan garis pada angka terakhir yang peserta kerjakan.
Ketika aba-aba tersebut digaungkan oleh penyelenggaran, maka peserta harus mengerjakan soal tes baru yang ada di kolom yang sama.
Durasi pengerjaan tes Pauli lebih lama daripada tes Kraepelin, yaitu 60 menit atau satu jam.
#4 Lembar Kerja
Pada tes Kraepelin, lembar kerja hanya terdiri dari satu lembar kertas berukuran A4/F4. Sementara pada tes Pauli, lembar kerja seukuran koran dengan jumlah lebih dari satu lembar.
Karena itu, tidak jarang pada tes Pauli banyak orang sebut dengan istilah tes koran karena lembar kerjanya yang menyerupai koran.
Peserta dimungkinkan untuk mendapatkan tambahan lembar kerja, ketika satu lembar kerja telah dia selesaikan semua.
#5 Penilaian
Perbedaan terakhir terdapat pada cara penilaian dari masing-masing tes.
Penilaian dari keduanya meliputi hasil penjumlahan, bentuk angka, grafik, kebersihan dan kerapian, hingga kedispilinan.
Bagaimana Cara Mengerjakan Tes Pauli?
Sebelum memulai, biasanya rekruter akan menjelaskan cara mengerjakan tes Pauli. Tugasmu, adalah menyimaknya dengan saksama.
Tes ini mengharuskan kamu untuk menjumlahkan dua angka teratas secara berurutan, kemudian menuliskan hasilnya di sebelah kanan di antara dua angka tersebut.
Jika pada penjumlahan tersebut menghasilkan dua digit angka, kamu hanya perlu menuliskan digit terakhir saja.
Pola ini harus terus kamu lakukan hingga mendapatkan aba-aba untuk menggarisbawahi angka terakhir dan menjumlahkan seluruh hasil perhitunganmu sebelumnya.
Jika pada prosesnya terdapat kekeliruan, maka kamu harus mencoret angka yang salah, kemudian menuliskan hasil yang benar di samping angka yang telah kamu coret sebelumnya.
Kemudian, jika kamu tidak sengaja melewatkan lajur soal, kamu tidak perlu panik, cukup lanjutkan perhitunganmu pada lajur selanjutnya.
Ketika mengerjakan tes ini, pastikan fokus dan konsentrasimu terjaga agar bisa mengerjakan soal dengan ritme yang stabil.
Karena, ini akan menghindarkanmu dari kurva yang bentuknya zig-zag, yang bisa saja mengurangi penilaian rekruter atas kepribadianmu.
Ingat bahwa kamu tidak perlu menjumlahkan semua angka dari atas sampai bawah, cukup jaga ritmemu agar tetap konsisten hingga tes selesai.
Sebagai referensi mengenai pengerjaan psikotes, kamu juga bisa baca artikel berikut ini Anti Gagal! Tips dan Trik Lolos Tes Psikotes
Penilaian Tes Pauli
Setelah tes selesai kamu lakukan, rekruter akan menilai jawabanmu dengan menghitung beberapa hal, seperti:
- Jumlah jawaban yang salah;
- Jumlah jawaban yang benar;
- Total perhitungan yang berhasil kamu kerjakan;
Dari sana, rekruter akan mendapatkan lima aspek yang berkaitan dengan kepribadianmu, seperti:
- Sifat penyesuaian atau adaptasi, yang dapat mereka nilai melalui total penjumlahan dan graifknya.
- Sifat bertahan pada tekanan, yang dapat mereka nilai melalui skor penjumlahan keseluruhan
- Stabilitas emosi, yang terlihat dari rata-rata skor penjumlahan rendah dan tinggi.
- Motivasi, yang terlihat dari skor penjumlahan dan grafik.
- Akurasi dan konsentrasi, yang terlihat dari jumlah kesalahan yang kamu buat saat mengerjakan tes secara keseluruhan.
Tips Mengerjakan Tes Pauli
Agar bisa mengerjakan tes secara maksimal, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan dan siapkan sebelum dan saat mengerjakan tes:
- Siapkan alat tulis yang lengkap. Meski biasanya rekruter sudah menyiapkan alat tulis untuk seluruh peserta, tidak ada salahnya untuk menyiapkannya sendiri.
- Lakukan dengan teliti dan jangan terburu-buru, agar kamu bisa menjaga kestabilan ritme pengerjaanmu.
- Dengarkan instruksi penguji secara seksama dan jangan mengalihkan fokusmu pada hal lain.
- Teruslah berlatih agar kamu bisa terbiasa dengan pola pengerjaannya.
[Baca Juga: 5 Contoh Soal Psikotes Gambar Paling Sering Ditemukan]
Contoh Tes Pauli
Berikut adalah beberapa contoh tes Pauli yang bisa kamu gunakan untuk berlatih, yang Finansialku dapatkan dari beberapa sumber:
Persiapkan Diri Sebaik Mungkin
Sobat Finansialku itulah penjelasan seputar tes Pauli yang perlu kamu pahami sebelum menjalankan psikotes, terlebih ketika akan melamar pekerjaan.
Selagi mempersiapkan diri menghadapi serangkaian tes, tak ada salahnya jika kamu memanfaatkan waktu untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Agar cash flow keuangan tetap aman meski kamu masih dalam proses rekrtumen pekerjaan. Tapi, gimana caranya?
Tenang, Finansialku punya ebook Strategi Cerdas Menambah Pemasukanmu yang bisa kamu baca dan pelajari tips-tipsnya.
Yuk, langsung saja klik banner di bawah ini untuk download ebook-nya, gratis.
Nah, itu dia beberapa informasi yang bisa kamu ketahui terkait tes Pauli. Apakah ada pertanyaan yang belum terjawab mengenai hal ini?
Kalau ada, jangan ragu untuk tuliskan pertanyaanmu melalui kolom komentar di bawah ini, ya!
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
- Ardi Al Maqassary. 27 September 2022. Tes Kraepelin vs Pauli, Cari Tahu Perbedaannya Disini!. Jobseeker.id – https://bit.ly/3SC0xXa
- Ika SR. 13 Juli 2022. Apa Itu Tes Pauli dan Bagaimana Cara Mengerjakan Tes Pauli? Yuk, Simak Pembahasannya Berikut Ini!. Jobseeker.id – https://bit.ly/3N8Fcnc
- Ibnu. 12 Juli 2022. Pauli Test: Pengertian, Tujuan, dan Cara Mengerjakannya. Accurate.id – https://bit.ly/3DAuhzD
- Admin. 17 September 2021. Kenali Apa Itu Tes Pauli Beserta Fungsi, Tips, dan Cara Mengerjakannya. Blog.ekrutes.id – https://bit.ly/3W24jMs
- Nelson Simbolon. 23 April 2021. 4 Contoh tes Pauli dan panduan menguasainya. Ekrut.com – https://bit.ly/3N8FpH0
- Nadiyah Rahmalia. 27 Januari 2021. Ingin Sukses Psikotes Kerja? Yuk, Pahami dan Kuasai Tes Pauli. Glints.com – https://bit.ly/3W25awH
dilema besar