Keputusan apa saja yang membuat keuangan kita buruk? Finansialku punya solusi untuk Anda yang merasa mempunyai keputusan keuangan yang buruk. Baca artikel dibawah ini.
Rubrik Finansialku
Seiring bertambah banyaknya uang yang beredar dan dengan tantangan yang semakin besar, pada umumnya orang tidak mampu menghasilkan dan mengelola uang dalam jumlah sangat besar. Pengelolaan uang yang cerdas.
Inilah salah kunci yang membuat beberapa orang menjadi miliarder.
Keputusan keuangan yang akan Anda sesali
Allen Iverson adalah seorang pemain legendaris yang pernah bermain untuk klub Philadelphia 76ers dan dikenal dengan seorang pemain yang sangat berbakat serta punya kemampuan crossover dribble yang mematikan.
Sekalipun tidak tinggi untuk ukuran seorang pemain NBA, tetapi ia mempunyai skill basket yang luar biasa.
Sepanjang karier basketnya, Allen sudah mengumpulkan uang lebih dari US$ 200 juta (atau Rp 2,4 triliun). Luar biasa, bukan? Pernah tidak Anda bayangkan punya uang Rp 2,4 triliun?
Kalau kita depositokan semua uang itu di sebuah bank yang bayar bunga 7% per tahun, setelah dipotong pajak penghasilan deposito 20%, Anda bisa mendapatkan bunga deposito sebesar Rp 134,4 miliar per tahun atau sebesar Rp 11,2 miliar per bulan.
Dan itu hanya bunga saja. Tapi Allen bisa menghabiskan semua uang itu dan saat ini Allen mengalami kesulitan finansial yang sangat serius.
Mereka dapat menjadi miliarder karena mereka tidak pernah mengambil keputusan keuangan yang nantinya akan mereka sesali seperti berikut ini:
#1 Menghabiskan uang berlebihan
Sir John Templeton, investor legendaris yang sudah meninggal pada Juli 2008 ini menjadi miliarder karena ia terbiasa hidup tidak lebih dari 50% dari jumlah pendapatannya.
Yang sering kali terjadi, seiring dengan bertambahnya pendapatan, maka kebutuhan pun seakan juga ikut meningkat, padahal jika dipikir, dengan pendapatan terdahulu semuanya sebenarnya sudah tercukupi.
Inilah yang kemudian membuat kita tidak bisa mengalokasikan dana yang lebih besar untuk ditabung atau diinvestasikan. Saat pendapatan bertambah, usahakan gaya hidup tidak ikut “naik”.
[Baca Juga: Cara Atur Keuangan Saat WFH Work From Home Buat Pecinta Jajan]
Seorang kolumnis ternama, Will Rogers meyakini uang hanya akan habis untuk hal-hal yang tak dibutuhkan, andai sudut pandang si pemilik hanyalah untuk memuaskan emosi semata.
Ia mengatakan bahwa terlalu banyak orang menghabiskan uang yang mereka dapatkan untuk membeli hal yang tidak mereka inginkan, terkadang hal-hal tersebut adalah untuk mengesankan orang yang tidak mereka sukai.
#2 Fokus pada Harga, Bukan Nilai
Para miliarder biasanya tidak memutuskan melakukan pembelian atau investasi dengan melihat harga. Lebih dari itu, mereka melihat nilai suatu barang.
Dengan kata lain, mereka memikirkan dengan matang prospek dari pembelian/investasi yang mereka lakukan.
Begitu pun dengan barang pribadi, mereka lebih senang memilih barang yang memiliki kualitas dan ketahanan daripada yang murah namun cepat rusak. Tidak mau menyesal dalam hal keputusan keuangan? Jadilah smart buyer!
[Baca Juga: Delayed Effect, Direct Effect dan Pengaruh pada Keuangan Masa Depan]
Selain itu para miliarder mengeluarkan dana kecil untuk menguji coba ide-ide baru. Dana besar baru mereka keluarkan ketika proses uji coba itu membuahkan hasil sangat positif.
Para miliarder percaya bahwa mereka harus bisa menghasilkan 10 rupiah terlebih dahulu sebelum menghasilkan 100 rupiah.
Pendiri Google, Larry Page memandang pengembangan bisnis dari sebuah ide adalah hal yang wajib direalisasikan.
Tetapi, dia juga menyarankan kepada setiap orang agar menggunakan cara-cara realistis, terutama dari sisi finansial ketika merealisasikan ide tersebut.
Menurutnya, Anda tidak butuh perusahaan berisi 100 orang untuk mengembangkan sebuah ide.
#3 Tidak menetapkan rencana keuangan
Benjamin Franklin pernah berkata bahwa, “Jika Anda gagal membuat rencana, Anda sedang berencana untuk gagal!” Mereka yang tidak punya rencana jangka panjang untuk kondisi keuangan mereka.
Mereka bekerja, mendapatkan penghasilan, naik gaji setiap tahun, serta berharap hal itu terjadi tahun demi tahun, tanpa berpikir dan merencanakan bagaimana agar uang yang sudah dan akan di tangan bisa beranak-pinak.
Orang seperti ini merasa aman jika pendapatan bulannya sudah mencukupi kebutuhan, dan lupa membuat perencanaan kondisi keuangan untuk tiga atau lima, bahkan 10 tahun ke depan.
Mereka tidak punya rencana untuk menabung, berinvestasi, serta melipatgandakan keuangannya untuk mempersiapkan masa depan yang lebih menjanjikan.
[Baca Juga: Anti Cekak! Ini Tips Mengatur Keuangan Untuk Hobi Makan]
Kebanyakan miliarder memiliki rencana keuangan yang pasti. Setidaknya sekali dalam setahun, mereka akan menetapkan sebuah rencana keuangan yang akan membantu mereka mencapai tujuan hidup.
Begitupun jika (akan) terjadi momen besar dalam hidup mereka, seperti ketika menikah, punya anak ataupun saat naik jabatan, mereka akan berhenti sebentar untuk membuat sebuah rencana keuangan supaya keuangan mereka tidak berjalan liar tanpa kendali.
Agar lebih mudah, atur keuangan Anda dengan aplikasi Finansialku. Anda bisa membuat anggaran dan mencatat pengeluaran dengan aplikasi Finansialku. Download aplikasi Finansialku di Google Play Store atau Apple App Store.
#4 Tidak mencari penghasilan tambahan
Banyak orang mudah merasa puas dengan pendapatan mereka, apalagi jika itu memang dirasa sudah cukup. Meski demikian, esok mereka akan menyesal karena mereka tidak pernah berusaha mencari penghasilan tambahan selagi mampu.
Para miliarder melakukannya; alih-alih berpuas diri dengan keadaan diri sekarang, mereka berupaya mencari aktivitas lain untuk meningkatkan pendapatan, keahlian (dengan mengambil kursus), ataupun memberikan ide/kontribusi yang berarti bagi perusahaan tempat mereka bekerja.
#5 Tidak pernah mengevaluasi laporan keuangan
Tahukah Anda bahwa para miliarder biasanya telah menetapkan jadwal kurang lebih sekali sebulan selama 30 menit hingga 60 menit untuk mengevaluasi keadaan keuangan mereka?
Financial Check-up Orang-orang sukses melakukan hal ini untuk meninjau semua keadaan keuangan mereka: investasi, rekening bank, kartu kredit, dan banyak lagi.
Ketika mereka mendeteksi kesalahan atau kelalaian, mereka segera mengambil tindakan.
#6 Sok tahu perihal keuangan
Meski para miliarder mungkin tahu banyak soal keuangan, mereka tidak pura-pura tahu. Dunia ini kompleks dan segala berubah dengan cepat, karenanya mereka tidak sok tahu dan mengeri batasan mereka.
Jika memang diperlukan, mereka akan bertanya dulu pada orang yang lebih tahu sebelum mengambil keputusan keuangan. Apakah kita sudah melakukannya?
Sering kali penting bagi kita untuk mencari second opinion bahkan saat kita merasa sangat yakin dengan keputusan keuangan yang akan kita ambil. Faktanya, semua orang punya blind spot kok, dan mengenai ini hanya orang lain yang dapat melihatnya.
#7 Mengambil Risiko Besar Keuangan
Para miliarder pun percaya bahwa “bertaruh” bisa membaut mereka mendapatkan keuntungan lebih besar dari sebelumnya. Tetapi, mereka selalu realistis dalam menjalankannya.
Intinya para miliarder ogah mengeluarkan uang besar ketika keyakinan mereka atas keberhasilannya pada satu hal tertentu tak sama besar.
Warren Buffet sering menyatakan, “Aturan nomor satu dalam bisnis adalah jangan pernah kehilangan uang.” Semua investasi dapat mengakibatkan beberapa ukuran risiko (dan oleh karena itu ada potensi untuk kehilangan uang).
Dikatakan bahwa orang-orang sukses menggunakan dua alat yang kuat untuk menghindari kerugian.
Mereka memahami nilai asuransi untuk mengendalikan risiko (misalnya rumah, mobil, dan asuransi jiwa) dan pentingnya alokasi aset (strategi dalam berinvestasi).
[Baca Juga: Ebook Panduan Cara Mengatur Keuangan Yang Benar Untuk Ibu Rumah Tangga]
Mendapatkan uang dari hasil kerja keras tentu membuat semua orang puas dan lega. Pertanyaannya, cukupkah hanya puas dan lega saja dalam menyikapi hal itu?
Orang biasa sangat mungkin untuk memberikan kata “ya” atas pertanyaan tersebut.
Tapi, tidak dengan para miliarder. Mereka yang telah mendapatkan uang sesuai target yang diterapkan dari awal, takkan menghentikan langkah mereka karena puas.
Hasil dari jerih payah itu justru mereka jadikan motivasi tambahan untuk mencari dan meraih hasil yang lebih besar.
Setelah membaca artikel ini tentu Anda akan menerapkannya bukan? Bagikan juga artikel ini kepada rekan-rekan Anda agar informasi berguna ini sampai kepada mereka juga.
Sumber Referensi:
Budi Safa’at. 2015. 99 Perbedaan Cara Mengelola Uang Miliarder vs Orang Biasa. Jakarta: Grasindo.
Parsaoran Sirait. 2015. 99 Perbedaan Kebiasaan Miliarder vs Orang Biasa. Jakarta: Grasindo.
Prof. Candra Chahyadi. 2015. Revolusi Uang Perubahan Radikal Mindset dan Cara Mengelola Uang. Bandung: PT Visi Anugerah Indonesia
dilema besar