Mengenal Generasi Sandwich: Ketahui 3 Cirinya Berikut!

Mengenal Generasi Sandwich: Ketahui 3 Cirinya Berikut!

Mari mengenal generasi sandwich, apa saja cirinya dan cara keluar dari status tersebut. Cek juga, jangan-jangan kamu salah satu di antaranya!

Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

 

Mengenal Generasi Sandiwich: Ciri-ciri Sandwich Generation

Hampir seluruhnya generasi Milenial tumbuh dan berkembang seiring dengan pesatnya teknologi.

Dalam cakupan profesi generasi Milenial kerap dikaitkan dengan industri digital. Orang-orang dengan rentang umur 25 hingga 40 tahun masuk pada keranjang generasi Milenial.

Pengelompokan individu tersebut bukan terdiri hanya satu saja. Istilah yang masih asing di telinga muncul bagi mereka yang terhimpit finansial baik itu milenial atau bukan. Namanya generasi sandwich.

[Baca Juga: Gila! Ternyata Pemikiran Gue Ini Bikin Satu Generasi Tekor 7 M!]

 

Istilah sandwich generation atau generasi sandwich pertama kali dikemukakan oleh pekerja sosial bernama Dorothy Miller pada 1981, untuk mendefinisikan sebuah kelompok yang bekerja tak hanya untuk mencukupi kebutuhan dirinya, namun juga anak dan keluarga serta orang tuanya.

Mata rantai generasi sandwich sendiri bermula karena minimnya pengetahuan keuangan yang diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Selain itu juga di Indonesia sendiri melekat tradisi ketika seseorang membiayai keluarga dan orang tua secara bersamaan. Kondisi ini terus berulang di masyarakat kita dan seolah menjadi yang tidak putus-putus.

Pendidikan Anak: Bagaimana Caranya MENYEKOLAHKAN ANAK dari TK sampai Sarjana, Tanpa Utang!

Silakan Download ebook-nya, GRATIS!!!

 

Nah, Sobat Finanasialku berikut ini tiga ciri dari generasi sandwich yang perlu kamu ketahui untuk menambah wawasan.

 

#1 Berusia Paruh Baya

Sebuah studi demografis menunjukkan bahwa generasi sandwich ini berjumlah sekitar 47 persen dari kaum dewasa di usia 40 hingga 50 tahun dengan orang tua berusia 65 tahun atau lebih yang juga menyokong anaknya.

Namun pada umumnya kondisi terjepit tersebut juga banyak dialami oleh mereka yang berusia 20-40-an di mana orangtua masih hidup dan anak masih di usia sekolah.

 

#2 Awalnya Merujuk Pada Perempuan

Pada mulanya generasi sandwich merujuk pada perempuan berusia 30-40 tahun yang terhimpit beban untuk membiayai anak dan orang tua berusia senja.

Kondisinya diasosiasikan seperti sandwich karena terhimpit di sana-sini, layaknya sandwich, di mana sepotong daging terhimpit dua helai roti.

Kala itu, banyak perempuan akhirnya memutuskan menunda untuk memiliki anak karena memiliki tanggungan lain.

Seiring dengan berkembangnya zaman, istilah tersebut ikut berkembang hingga tak hanya perempuan yang mendapatkan label ‘generasi sandwich’ tetapi juga laki-laki.

 

#3 Rentan dengan Tekanan

Generasi sandwich ini rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan juga anak-anak mereka.

Tekanan psikologis yang dialami oleh generasi ini bisa terjadi karena orang tua atau generasi tua tidak menyiapkan masa tuanya dengan baik. Termasuk menyoal keuangan.

Seorang Psikolog Keluarga bernama Anna Surti Arian menjelaskan bahwa mereka yang berada dalam generasi sandwich bisa merasakan beragam tekanan yang menyebabkan terganggunya pekerjaan, pergaulan dan bahkan memicu konflik dalam kehidupan rumah tangga.

 

Cara Keluar dari Status Generasi Sandwich

Nah, bagi Sobat Finansialku yang ingin terhindar dari kondisi tersebut alangkah lebih baiknya menyiapkan tabungan hari tua.

Adapun cara lain yang bisa dilakukan ialah dengan memulai berinvestasi lewat instrumen-instrumen sesuai dengan penghasilan.

Selain itu juga mulailah dengan menata ulang keuangan. Mengingat kecenderungan generasi sandwich juga ada hubungannya dengan kurangnya merancang keuangan jangka panjang.

[Baca Juga: Apa Itu Generasi Sandwich? Bagaimana Prioritas Keuangan Mereka?]

 

Sobat Finansialku dapat membentuk kebiasaan melek finansial dengan mencatat pengeluaran baik pengeluaran keluarga sendiri dan juga kebutuhan untuk orang tua.

Oh iya, untuk mempermudah pengelolaan keuangan, kamu bisa memanfaatkan aplikasi Finansialku yang sudah tersedia di Google Play Store dan Apple Apps Store!

Aplikasi Finansialku adalah aplikasi perencana keuangan pertama di Indonesia yang telah tercatat dan diawasi OJK serta mengantongi sertifikat ISO27001 untuk keamanan dan kerahasiaan data pengguna.

Di dalamnya kamu bisa mencatat, menganggarkan, merencanakan keuangan, mengecek kesehatan keuangan, hingga berdiskusi langsung dengan pakar keuangan melalui menu Konsultasi Keuangan.

Bukan hanya itu, agar pengetahuanmu tentang keuangan semakin bertambah, aplikasi Finansialku juga menyediakan artikel, video, podcast, e-book, hingga kelas online yang bisa kamu akses gratis!

Semua fitur premium ini bisa kamu dapatkan dengan gratis selama kamu berlangganan aplikasi Finansialku premium seharga Rp 350 ribu untuk satu tahun!

Jika dijabarkan, kamu hanya perlu menyisihkan kurang dari SERIBU rupiah untuk memiliki pengelolaan keuangan yang baik dan sehat.

Kamu juga bisa gunakan kode voucher CUAN50 untuk mendapatkan potongan Rp 50 ribu. Makin irit untuk bisa kelola keuangan yang sehat dan berguna di masa depan.

Yuk, download aplikasi Finansialku sekarang! Jika kamu pengguna baru, kamu bisa manfaatkan free trial aplikasi Finansialku premium ini selama 30 hari.

Untung banget kan?

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi pandangan lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

 

Sumber Referensi:

  • Dea Chadiza. 18 Juli 2019. Beratnya Hidup Menjadi Generasi Sandwich. Tirto.id – https://bit.ly/3dS4SBX
  • Sylke Febrina Laucereno. 29 Oktober 2019. Heboh Generasi Sandwich, Apa Itu? Detik.com – https://bit.ly/3dVR61a

 

Sumber Gambar:

  • Sandwich generation – https://bit.ly/3ievzmo

 

dilema besar