Mempersiapkan Dana Warisan Untuk Orang-Orang Terkasih

Mempersiapkan Dana Warisan Untuk Orang-Orang Terkasih

Dalam menyiapkan dana warisan, apa saja yang bisa kita tinggalkan untuk orang-orang yang kita sayangi? Apakah harus selalu aset?

 

Mempersiapkan Dana Warisan yang Sering Dianggap Tabu

Sering kali membahas warisan masih dianggap tabu oleh sebagian orang. Sebab, bicara waris artinya bicara tentang kematian. 

Nah, ketika berbicara kematian biasanya ada rasa takut atau khawatir. Padahal kematian adalah suatu hal yang pasti terjadi, hanya saja waktunya yang tidak bisa diprediksi. Justru karena itu, maka sebaiknya kita mulai memikirkan sejak dini, saat masih ada waktu.

 

Apakah Warisan Hanya Untuk Orang yang Sudah Tua?

Kematian bisa terjadi kapan saja, di mana saja, cepat atau lambat. Bukan hanya pada usia tua, tetapi bisa saja terjadi pada anak-anak, pemuda lajang, atau yang baru saja menikah bahkan mungkin yang baru saja punya anak. 

Terutama apabila kita adalah si pencari nafkah di keluarga. Kalau selama hidup saja kita kerja keras mati-matian untuk bisa membahagiakan orang-orang terkasih.

Terbayangkan apa yang akan terjadi pada orang-orang yang akan kita tinggalkan? Bisa saja ayah dan ibu, atau bahkan istri dan anak. Hal ini akan menyebabkan masalah finansial bagi keluarga yang ditinggalkan. 

Apalagi jika saat ini kita memiliki utang. Maka, keluarga yang ditinggalkan harus menanggung beban utang yang kita lakukan. Yakin kita tidak ingin memberikan cerita pada mereka, tapi hanya memberikan derita?

[Baca Juga: Cara Hitung dan Tata Cara Pembagian Warisan Menurut Islam]

 

Bahkan, saat kepastian itu menghampiri, masih ada biaya pemakaman yang harus ditanggung oleh keluarga. Seperti yang kita semua sadari bahwa biaya pemakaman lumayan tinggi, dan tergantung dari lokasi.

Untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan, ada baiknya kita mempersiapkan biaya pemakaman kita sendiri selain mempersiapkan warisan untuk mereka.

Apakah kita sudah mempersiapkan harta benda yang cukup untuk mereka bisa melanjutkan hidupnya? Atau malah kita meninggalkan utang dan kesengsaraan kepada mereka?

Apakah Anda yakin bahwa segala harta benda yang ditinggalkan akan didistribusikan dengan aman kepada mereka, tanpa sengketa ataupun terbebani dengan biaya prosesnya?

Berbicara tentang kematian bukanlah hal yang menyenangkan. Kalau harus memilih antara merencanakan warisan untuk keluarga atau liburan bersama keluarga, sebagian besar dari kita akan lebih memilih merencanakan liburan bersama keluarga.

Namun, karena kita tidak pernah tahu musibah apa yang akan terjadi di depan sana, maka inilah alasan utama untuk kita mempersiapkan dana warisan jauh-jauh hari sebelumnya, saat masih muda, masih sehat dan masih mampu.

[Baca juga: Pengertian dan Ragam Hukum Warisan di Indonesia]

 

Memilih Aset Untuk Warisan

Ada beberapa cara untuk mempersiapkan warisan, bisa dengan mempersiapkan aset riil, misalnya properti, rumah, kendaraan, bisnis, atau dengan asset finansial, misalnya tabungan, saham, emas, atau berupa uang pertanggungan jiwa dari asuransi. 

Pilihan tersebut tentu berbeda setiap orang, tergantung dari situasi finansial, kondisi dan kebiasaan keluarga serta pandangan pribadi. 

 

Yang paling penting adalah:

Bagaimana proses pengumpulannya? 

Bagaimana menjaga nilai warisan tersebut agar tidak turun saat dibutuhkan?

Bagaimana cara pendistribusiannya untuk menghindari sengketa keluarga? 

Bagaimana menghitung jumlah yang ideal untuk keluarga yang ditinggalkan?

Ilustrasi Warisan. Sumber: Islam NU

 

Emas dan deposito adalah asset yang paling umum dipersiapkan sebagai warisan. Emas perhiasan maupun emas batangan adalah pilihan paling mudah dan relatif stabil harganya. Begitu juga dengan deposito, dengan segala kemudahan dan minimal setoran awal yang relatif terjangkau. 

Namun, mewariskan emas batangan dan deposito juga harus disertai pertimbangan matang, mengingat asset tersebut juga memiliki kelemahan. Baik dalam hal kena potongan pajak hingga pendistribusiannya kepada ahli waris yang juga tidak mudah. 

Ada lagi pilihan untuk memberikan warisan berupa properti. Mewariskan rumah menjadi pilihan banyak orang.

Namun kekurangannya adalah butuh modal yang besar di awal, butuh biaya perawatan, dan butuh proses administrasi serta dikenakan pajak untuk pengalihan hak.

[Baca juga: 10 Langkah Sederhana Membuat Rencana Waris yang Baik]

 

Hal yang Perlu Dipikirkan Saat Mempersiapkan Dana Warisan

Apabila Anda memang ingin memberikan warisan dalam bentuk harta benda, maka disarankan untuk membuat surat wasiat agar pendistribusiannya bisa berjalan lancar untuk keluarga tercinta.

Siapa saja penerima manfaat harus dijelaskan dalam surat wasiat, termasuk hak mutlak (legitime portie) sesuai hukum yang berlaku. 

Apalagi Indonesia menganut 3 hukum waris, yaitu hukum islam, hukum adat dan hukum perdata. Di mana setiap hukum yang dipilih memiliki aturan-aturan yang berbeda dan bisa memicu konflik dalam membagi harta warisan.

Maka, ketika melakukan perencanaan warisan sebaiknya dipikirkan semua kemungkinan yang mungkin terjadi. Semua ini dilakukan untuk:

 

Mencegah Konflik Keluarga

Sering kali gara-gara harta, hubungan keluarga bisa jadi renggang. Jangan sampai konflik karena waris lantas memutuskan tali silaturahmi antara saudara kandung.

Beda kepala bisa menjadikan beda pemikiran, apalagi beda kepentingan. Maka perencanaan warisan ini sungguh sangat dibutuhkan.

[Baca juga: Apakah Warisan Dikenakan Pajak? Begini Penjelasannya]

 

Menghindari Asset Akan Jatuh Kepada Orang yang Tidak Tepat dan Menjadi Tidak Produktif

Misalnya saja, jika suami dan istri mengalami kecelakaan dan meninggal dunia di  tempat kejadian, sedangkan si anak di rumah masih berusia tiga tahun. Sementara orang tua tersebut meninggalkan harta waris berupa rumah, kendaraan dan bisnis.

Karena usia si anak masih kecil, maka tentu saja si anak tidak bisa mengelolanya.  Di sinilah perencanaan waris dibutuhan agar kelak si anak jika sudah cukup umur, aset tersebut bisa diberikan dan dikelola dengan baik.

 

Pembagian Asset Waris Sesuai dan Bermanfaat

Ketentuan hukum yang dipilih sering kali tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Padahal, setiap anggota keluarga memiliki hak waris masing-masing.

Namun, kadang warisan yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan di penerima warisan. Sehingga segala sesuatunya harus direncanakan dengan baik agar bermanfaat bagi si penerima.

[Baca juga: Apa Saja Syarat Ahli Waris dalam Hukum Waris?]

 

Apakah Bisa Mempersiapkan Warisan Dengan Asuransi? Lebih Baik Asset atau Asuransi?

Asuransi jiwa pada dasarnya digunakan untuk menjaga asset, yaitu saat orang tua/pencari nafkah yang menjadi tertanggung meninggal dunia, maka anggota keluarga lainnya tetap dapat melanjutkan hidup dengan uang pertanggungan/santunan meninggal yang sudah direncanakan.

Asuransi jiwa bisa menjawab semua kegalauan yang terjadi saat melakukan perencanaan warisan. 

  1. Salah satu cara tercepat mempersiapkan warisan adalah dengan memiliki polis asuransi jiwa. Sejak membayar premi/iuran asuransi yang pertama, maka selama dalam masa kontrak terjadi resiko meninggal terhadap tertanggung, si ahli waris akan mendapatkan uang pertanggungan yang kita inginkan. 
  2. Tentu saja premi asuransi yang dibayarkan jauh lebih sedikit daripada jumlah uang pertanggungan yang didapatkan. Itulah maksud dari istilah “bayar uang kecil dapat uang besar” sering kali kita dengar. 
  3. Asuransi jiwa memberikan kenyamanan, karena uang pertanggungan akan diterima langsung oleh penerima manfaat yang ditunjuk, berikut prosentase pembagiannya secara pasti dan tidak melalui prosedur hukum waris yang ada di Indonesia. 

Ilustrasi Asuransi Jiwa. Sumber: Broker Asuransi

 

  1. Bersikap likuid, karena yang diberikan adalah uang tunai, bebas biaya dan tidak dikenakan pajak. 
  2. Proses aplikasi mudah, tetapi harus diingat bahwa asuransi jiwa dapat dibeli jika dalam keadaan sehat. Dan semakin muda usia membeli, maka premi yang dibayarkan semakin murah. Selain itu juga tidak membutuhkan biaya khusus untuk perawatan polis
  3. Kepastian jumlah dana warisan. Nilai uang yang diterima ahli waris (uang pertanggungan) sejak awal bisa ditentukan. Dengan menyetor premi secara berkala kita sudah mempersiapkan peninggalan yang berharga dikemudian hari. 
  4. Prosedur memperoleh warisan asuransi lebih mudah, karena tinggal mengikuti prosedur klaim yang sudah ditentukan oleh pihak asuransi tersebut, maka dana bisa langsung cair.  Tidak perlu mengurus sertifikat atau bea balik nama, manfaat asuransi bisa langsung digunakan oleh ahli waris.

 

Jadi, jika Anda harus memilih mana yang lebih baik, apakah mempersiapkan aset atau asuransi jiwa, tentu saja itu kembali kepada masing-masing individu atas kebiasaan, kenyamanan dan kemampuan finansial. 

[Baca Juga: Dapat Tanah Warisan Jangan Bahagia Dulu! Cek Cara Menghitung BPHTB Hibah]

 

Nah, jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang mempersiapkan warisan bagi keluarga, Finansialku bisa membantu merencanakannya. Diskusikan bersama para Perencana Keuangan yang sudah tersertifikasi CFP agar kekhawatiran kamu di masa depan bisa teratasi.

Hubungi Perencana Keuangan Finansialku melalui menu Konsultasi Keuangan di aplikasi Finansialku. Pastikan Anda sudah download aplikasinya di Play Store atau App Store.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Nikmati potongan harga Rp 50 ribu menggunakan kode voucher WEBTAHUNAN untuk berlangganan aplikasi Finansialku premium tahunan agar penggunaan aplikasi lebih maksimal.

Anda juga bisa menjadwalkan konsultasi dengan Perencana Keuangan Finansialku melalui website konsultasi.finansialku.com atau Whatsapp di sini.

Semoga informasi yang dibagikan kali ini bisa memberikan manfaat. Jika ada yang ingin Anda diskusikan, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini.

Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat lainnya. Terima kasih.

Editor: Ratna SH

dilema besar