Dititipkan anak oleh yang kuasa adalah anugerah, namun terkadang memikirkan dana pendidikan mereka bikin kita menyerah.
Tapi hari ini, Finansialku mau bantu kamu bangkit lagi karena ada strategi untuk menyiapkan dana pendidikan si kecil. Check it out!
Dana Pendidikan Anak
Dalam kondisi perekonomian saat ini, penting bagi calon orang tua untuk merencanakan kebutuhan pendidikan bagi sang buah hati agar tidak kesulitan nantinya.
Seperti yang telah Anda ketahui, kini biaya pendidikan menjadi hal yang mahal. Tak jarang orang tua berutang demi membiayai pendidikan anaknya.
Lalu bagaimana mengatasinya? Sangat jelas bahwa pendidikan tidak dapat dihindari karena merupakan sebuah kebutuhan yang cukup mendasar, namun masa sekolah aja harus ngutang?
Sesungguhnya Anda bisa mengakalinya dengan merencanakannya sejak dini.
Strategi Mengatur Dana Pendidikan
Memutuskan Tempat Anak Menempuh Pendidikan
Hal pertama yang penting untuk Anda lakukan adalah memutuskan di mana anak akan menempuh pendidikannya. Seperti, mencari SD, SMP, SMA, yang tidak jauh dengan rumah, karena mempertimbangkan akses transportasi.
Tetapi, lain halnya dengan universitas atau perguruan tinggi, yang berdasarkan dengan cita-cita anak atau kemauan orang tua.
Riset Biaya Sekolah
Ketika Anda sudah menentukan di mana anak akan bersekolah nanti, maka langkah selanjutnya adalah mencari tahu biaya sekolah yang dituju. Apalagi, keinginan setiap orang tua dan pertimbangannya berbeda dalam memilih sekolah anak.
Beberapa orang tua ingin anaknya menempuh pendidikan di sekolah internasional. Sementara, ada orang tua yang ingin anaknya belajar di sekolah negeri saja, tetapi diberi les tambahan.
Melakukan riset biaya sekolah, bisa memanfaatkan website, brosur, atau berkunjung langsung ke sekolah.
Mengumpulkan Hasil Riset Mengenai Biaya
Ketika hasil riset Anda mengenai biaya sekolah sudah ada, langkah selanjutnya hasil riset dikumpulkan lalu dicatat. Anda bisa melakukan pencatatan biaya terhadap masing-masing tingkatan sekolah.
Contohnya, sekolah dasar tertentu besaran biayanya ternyata sebanyak ini, serta sekolah menengah ternyata biaya saat ini adalah sekian. Sekolah-sekolah tersebut merupakan tempat yang Anda rencanakan sebagai sarana pendidikan buah hati.
Hitung Biaya Inflasi
Langkah selanjutnya menghitung biaya inflasi di masa depan dengan memasukkan angka usia anak saat ini serta berapa tahun lagi anak Anda mendaftar ke sekolah.
Biaya pendidikan di Indonesia rata-rata berkisar 10-15%, untuk menghitung biaya inflasi, Anda bisa menggunakan aplikasi Finansialku untuk mempermudah perhitungan dana pendidikan.
Anda hanya meng-input biaya pendidikan, usia anak, berapa tahun lagi anak masuk sekolah, setelah itu bisa langsung mendapatkan hasilnya.
Contohnya, saat ini anak berusia 5 tahun, Anda bisa mengetahui biaya pendidikannya nanti pada usia 18 tahun. Anda bisa coba sekarang dengan aplikasi Finansialku.
Periksa Kemampuan Finansial
Kemampuan finansial merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur dana pendidikan. Jika di masa depan Anda berkeinginan menyekolahkan anak di Jurusan Kedokteran, maka harus mempertimbangkan apakah Anda memiliki cukup dana.
Misalkan, biaya sekolah kedokteran sekarang sebesar tiga ratus juta, ketika usia anak menginjak 18 tahun, biayanya meningkat sebesar 4 miliar.
Karena sudah memiliki gambaran, Anda bisa mengetahui banyaknya uang yang wajib ditabung untuk menyekolahkan anak di jurusan kedokteran.
Selain itu, orang tua perlu mengetahui berapa banyak yang telah disisihkan bagi masa depan, serta merencanakan persentase income yang disisihkan nanti. Cek kondisi kesehatan keuangan juga perlu dilakukan oleh orang tua.
Ketahui Kebutuhan Anda
Orang tua merupakan pihak yang paling memahami kebutuhan biaya sekolah anak maupun kebutuhan keluarganya.
Dalam mengatur dana pendidikan, setelah memperhitungkan biaya, Anda bisa menentukan apakah biaya tersebut dibutuhkan untuk jangka pendek atau panjang.
Menghitung biaya dilakukan agar dana pendidikan dapat dipersiapkan secara maksimal. Ketika orang tua ingin mempersiapkan biaya kuliah bagi buah hati yang masih bayi, sebagai penunjangnya bisa menggunakan asuransi pendidikan.
Namun, jika dana pendidikan akan digunakan pada jangka waktu dua sampai lima tahun ke depan, Anda bisa menggunakan tabungan pendidikan.
Dana tabungan pendidikan tetap aman di bank, karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan, dana ini juga dapat diprediksi. Berbeda dengan asuransi unit link atau berbasis investasi yang sejak awal tidak bisa diprediksi.
Produk Keuangan Sebagai Penunjang Dana Pendidikan
Memutuskan untuk menggunakan asuransi pendidikan maupun tabungan pendidikan, semua itu tergantung dari keputusan dan pertimbangan Anda masing-masing.
Sebab, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam mengatur dana pendidikan, tinggal bagaimana Anda menilai hal tersebut.
Anda bisa memakai keduanya sekaligus atau memilih salah satu di antaranya, yang terpenting sesuai dengan kebutuhan. Namun, ketika memutuskan memakai keduanya itu lebih baik, karena sifatnya saling melengkapi.
Contoh Kasus Menyiapkan Dana Pendidikan
Benny dan Berta, memiliki join income (suami istri bekerja) Rp 20 juta per bulan. Memiliki seorang anak usia 3 tahun.
Goals: dana pendidikan
Jenjang | Usia Masuk | Uang Pangkal | Uang Bulanan |
---|---|---|---|
TK | 4 Tahun | Rp 10 juta | Rp 500 ribu |
SD | 6 Tahun | Rp 20 juta | Rp 800 ribu |
SMP | 12 Tahun | Rp 15 juta | Rp 1 juta |
SMA | 15 Tahun | Rp 15 juta | Rp 1,5 juta |
S1 | 18 Tahun | Rp 40 juta | Rp 2 juta |
Jika Benny dan Berta merencanakan dana untuk kuliah dari sekarang, dihitung menggunakan aplikasi Finansialku, hasil yang didapat adalah:
Dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan 10% per tahun, maka dana pendidikan yang diperlukan untuk S1 sebesar Rp 632.368.537. Benny dan Berta harus investasi sebesar Rp 934.264 setiap bulan selama 15 tahun dengan estimasi hasil investasi 12% per tahun.
Note: Perhitungan ini hanya untuk biaya pendidikan S1.
Investasi bulanan yang harus dilakukan:
Goal | Investasi Bulanan | Berapa lama? | Target Return |
---|---|---|---|
TK | Rp 2 juta | 1 tahun | 6% |
SD | Rp 2,8 juta | 3 tahun | 12% |
SMP | Rp 663 ribu | 9 tahun | 12% |
SMA | Rp 727 ribu | 12 tahun | 12% |
S1 | Rp 935 ribu | 15 tahun | 15% |
Total | Rp 7,1 juta |
Jika Benny dan Berta yang memiliki anak usia 3 tahun akan menyekolahkan anaknya ke TK tahun depan, maka Benny dan Berta harus investasi sebesar Rp 2 juta per bulan selama setahun dengan target return 6% per tahun.
Jadi, jika Benny dan Berta akan menyiapkan dana pendidikan anaknya hingga S1, maka Benny dan Berta harus investasi sebesar Rp 7,1 juta per bulan.
Produk investasi yang bisa dilakukan, jika dilihat dari return-nya:
Produk | Return* | Period | Pajak |
---|---|---|---|
Surat utang (Obligasi) | 5% – 10% | 2-5 tahun | 15% |
Saham (Dividen) | 15% – 30% | 1 tahun | 0,1% (10%) |
Reksa dana pasar uang | 4% – 6% | 2-3 tahun | – |
Reksa dana pendapatan tetap | 5% – 8% | 2-3 tahun | – |
Reksa dana saham | 8% – 15% | 2-5 tahun | – |
Reksa dana campuran | 8% – 15% | 2-5 tahun | – |
P2P lending | 8% – 20% | 1-2 tahun | PPH 21 |
*Retun berdasarkan rata-rata normal
Karena Benny dan Berta perlu memenuhi target return 6% untuk menyekolah anaknya ke TK, maka mereka mengambil produk investasi 100% Reksa Dana Pasar Uang dengan periode 1 tahun.
Lalu, Benny dan Berta perlu target return 15% untuk menyekolahkan anaknya kuliah, maka mereka mengambil beberapa produk investasi, yaitu 20% Reksa Dana Pendapatan Tetap, 30% P2P Lending, dan 50% Saham.
Apabila Benny dan Berta akan menyekolahkan anaknya dari TK hingga S1 dengan investasi bulanan Rp 7,1 juta, maka berikut adalah contoh alokasi aset untuk mencapai dana yang diperlukan:
Selanjutnya, Sobat Finansialku dapat membaca panduan belajar: Menyiapkan Dana Pensiun.
Sumber Gambar:
- Cover – https://bit.ly/3CAYWdq
dilema besar