Melihat perolehan kinerja dari tahun 2021, bagaimana prospek saham emiten di sektor properti mengawali tahun 2022 ini? Apakah saham properti mampu bangkit di 2022 ini? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Catalyst Properti di Tahun 2022
Perbaikan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 di 2022 ini menjadi sentimen penggerak sejumlah sektor termasuk properti, hal ini yang menjadi salah satu penggerek permintaan masyarakat akan hunian.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2021 yang positif sebesar 3,51% (yoy) atau 1,55% (qtq) menjadi katalis positif.
Tren membaik ini melanjutkan pertumbuhan positif sebelumnya dari Triwulan II-2021. Respons cepat Pemerintah RI dalam mengendalikan lonjakan kasus varian Delta pada awal Triwulan III-2021 dapat memperkuat kembali momentum pemulihan ekonomi nasional.
Dari sisi permintaan global dan meningkatnya harga komoditas global juga mendorong aktivitas perdagangan internasional Indonesia. Ekspor tumbuh sebesar 29,16% (yoy) dan impor tumbuh sebesar 30,11% (yoy) pada Triwulan III-2021.
Pulihnya berbagai sektor usaha di 2021 juga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Per Agustus 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka menurun menjadi 6,49%, lebih baik dibandingkan tahun 2020.
Konsistensi penurunan kasus harian Covid-19 yang terus terjadi di akhir 2021 hingga awal 2022, pemerintah melakukan pelonggaran PPKM secara lebih luas.
Walaupun varian Omicron dilaporkan mengalami peningkatan di bulan Februari ini, sentimen ini tidak terlalu berpengaruh pada IHSG dan pasar. Buktinya pada perdagangan 7 Februari 2022, IHSG mencapai rekor all time high di posisi 6.804.
Pertumbuhan ekonomi di 2022 tetap akan bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi yang didukung kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol Kesehatan dan menjalankan vaksinasi.
Pemerintah juga mengumumkan perpanjangan pemberlakuan stimulus Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) sebesar 50% hingga 30 Juni 2022.
Selanjutnya, kepercayaan masyarakat yang mulai pulih, berefek pada aktivitas ekonomi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 1,03% (yoy) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh sebesar 3,74% (yoy) sejalan dengan meningkatnya kapasitas produksi dunia usaha.
Geliat dan daya beli masyarakat juga dirasakan hampir di semua sektor industri, salah satunya adalah sektor properti, di mana sejak Triwulan-III 2021 grafiknya sudah dapat dirasakan semakin bertumbuh naik.
Dilansir melalui swa.co.id properti, memasuki tahun baru 2022, pengembang memberikan berbagai penawaran menarik, seperti pilihan cara bayar KPA Developer hingga 100x cicil dan deposito properti senilai 7% dari nilai harga jual yang dibayarkan kepada konsumen di awal pembelian unit.
[Baca Juga: Insentif PPnBM Diperpanjang, Emiten Otomotif Melesat?]
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
LPKR yakin bahwa mulai awal tahun 2022 sektor properti akan bangkit.
Di akhir 2021 kinerja LPKR mulai menggeliat. Selama 9 bulan pertama di tahun 2021, pra penjualan LPKR meningkat 71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Target LPKR tahun 2021 dapat mencapai 2 kali lipat penjualan dibandingkan tahun lalu.
Landed house merupakan produk unggulan yang mencapai 70% dari total penjualan di mana sekitar 75% pembeli adalah kalangan milenial. Sekitar 90% dari konsumen LPKR adalah end user, dan sekitar 85% pembeli end user ini menggunakan fasilitas KPR.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
Dilansir melalui msn.com, sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Jemmy Kusnadi menyambut baik perpanjangan insentif PPN DTP yang diberikan pemerintah.
Perpanjangan insentif PPN DTP ini akan membawa dampak yang positif bagi pertumbuhan sektor properti di tahun 2022 ini.
SMRA mencetak organic marketing sales Rp 4,7 triliun atau naik 41% yoy. SMRA tahun ini akan fokus pada pengembangan dan pembangunan produk rumah tapak atau landed house.
Summarecon Serpong, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) juga meluncurkan produk baru hunian rumah tapak dengan menghadirkan Klaster Leonora, di daerah Serpong, Tangerang.
SMRA berencana merilis dua proyek utama seperti Bogor phase 3 dan Bekasi new township phase 1.
Emiten properti dengan kode saham SMRA telah mencatatkan marketing sales senilai Rp 4,8 triliun atau 120 persen dari target yang dibidik 2021 Rp 4 triliun.
Realisasi itu lebih tinggi 73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapu, prapenjualan SMRA paling kencang terjadi pada kuartal I/2021 senilai Rp 1,65 triliun sebelum melambat pada kuartal-kuartal berikutnya.
PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON)
PWON memproyeksikan marketing sales yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. PWON optimistis bisa mencetakkan marketing sales sebesar Rp 1,8 triliun. Proyeksi ini meningkat 28,5% yoy.
PWON juga mencetak organic marketing sales hingga Rp 1,4 triliuun atau naik 40% yoy.
Proyeksi tersebut mempertimbangkan PWON yang akan merilis tiga proyek baru di tahun 2022 seperti Bekasi Project, Pakuwon Mall Extension 5 Condominium, dan Grand Pakuwon landed houses.
PWON juga disebut optimistis kontribusi pendapatan paling kuat tetap berasal dari penjualan segmen rumah tapak di Surabaya tahun ini.
Kesimpulan
Masa pandemi Covid-19 memang menyebabkan perekonomian nasional sempat terpuruk dan mempengaruhi banyak industri hingga sektor properti.
Namun, walaupun pandemi terjadi, beberapa pengembang malah berani meluncurkan produk-produk baru properti pada masa pandemi.
Saham properti yang tengah menguat seminggu terakhir ini tercermin dari Indeks saham sektor properti dan real estate yang tercatat naik 3,06% untuk pertama kalinya, setelah turun tujuh pekan terakhir.
Sentimen lainnya untuk emiten properti, yakni sentimen Ibu Kota Negara (IKN). Diperkirakan akan ada 500 ribu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan pindah dan menempati ibu kota negara baru.
Optimistis industri properti untuk segera bangkit pada 2022 didorong dengan pemasaran secara digital dan daya beli masyarakat yang mulai rebound. Hal ini akan menjadi angin segar bagi emiten properti.
Jika Sobat Finansialku ingin mengetahui lebih soal investasi saham, Anda bisa mendapatkannya lewat ebook berikut ini. Gratis!
Disclaimer-on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penulis tidak memegang saham UNVR. Penullis tidak terafliasi dengan perusahaan yang disebutkan atau anak usaha. Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu.
Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi ini? Tulis opini dan komentar Anda pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa juga share artikel ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna SH
Sumber Referensi:
Kontan.co.id, Market.bisnis.com, CNN Indonesia, CNBC Indonesia
dilema besar