Sobat Finansialku, kamu tim yang masak sendiri atau beli makanan cepat/siap saji? Sebenarnya mana yang lebih hemat, sih?
Yuk, temukan jawabannya di artikel Finansialku kali ini. Cocok buat kamu yang mau menghemat pengeluaran makan sehari-hari.
Masak Sendiri vs Beli Makanan Cepat/siap saji
Berhemat adalah skill yang penting dimiliki setiap orang, especially menghemat pengeluaran makan sehari-hari. Tak dipungkiri pengeluaran untuk pos ini memang cukup besar, bisa mencapai 40-50% dari total pengeluaran bulanan.
Jika tidak pintar menghemat pengeluaran, cashflow keuangan bisa berantakan hanya karena urusan makan yang melebihi anggaran.
Salah satu cara menyiasatinya yaitu masak makanan sendiri yang katanya lebih hemat dibanding beli makanan cepat/siap saji. Tapi, kalo gak maksimal mengolah bahan yang sudah dibelanjakan, apa gak jadi boros juga ya?
So, kali ini saya akan kupas tuntas perbandingan antara masak sendiri dan beli makanan cepat/siap saji. Check it out!
[Baca Juga: Perbandingan: Suplemen atau Makanan Sehat, Lebih Hemat Mana?]
Beli Makanan Cepat/Siap saji
Sobat Finansialku, setuju gak kalo makanan cepat/siap saji yang sudah ada di depan mata tingkat kenikmatannya itu bertambah? Hehehe…. Kita gak perlu ribet belanja dan masak yang memerlukan effort lebih.
Realita seperti ini sering terjadi di kalangan anak kos, yang notabene peralatan masak minim dan waktu pun terbagi antara kuliah, tugas, dan pekerjaan lainnya.
Tapi banyak juga lho Ibu Rumah Tangga (IRT) yang melakukan kebiasaan serupa karena merasa tidak punya skill memasak atau alasan lainnya.
Pertimbangan Beli Makanan Cepat/siap saji
Beli makanan cepat/siap saji ibarat jalan ninja untuk memenuhi kebutuhan, perut kenyang tanpa mikirin dapur berantakan.
Tapi, gimana soal pengeluaran untuk makan? Apa masih dalam batas aman? Lalu, bagaimana dari segi kesehatan? Sebaiknya pertimbangkan beberapa hal berikut ini.
Praktis/Tidak Ribet
Beli makanan cepat/siap saji memang jauh lebih praktis dibandingkan masak sendiri. Kamu tinggal beli ke tempat yang diinginkan atau memesan lewat layanan pesan antar via online.
Kamu bisa makan dengan menu yang beragam. Gak harus mikirin belanjanya, apalagi masaknya. Nah kalo soal rasa, pastinya dijamin sih apalagi kalo pesan di tempat makan yang sudah terkenal dengan citarasanya.
Hemat Waktu
Banyak orang memilih beli makanan cepat/siap saji karena hemat dari segi waktu. Apalagi kalo kamu super sibuk dan tidak memungkinkan untuk memasak.
Makanan cepat/siap saji kerap jadi solusi juga untuk para IRT dengan beragam pekerjaan yang menunggu diselesaikan. Ketika anak tidak bisa ditinggalkan, jangankan untuk masak, makan dan mandi pun kadang kejar-kejaran. Hehe..
Lebih Boros
Selain praktis dan hemat waktu, hal yang perlu kamu tahu bahwa kebiasaan beli makanan cepat/siap saji ada ‘sisi lainnya’. Salah satunya pengeluaran bisa melebihi anggaran alias boros.
Bagaimana tidak, rata-rata makan sehari dua sampai tiga kali. Jika beli makanan cepat/siap saji, artinya kita order makanan sebanyak itu setiap harinya.
Meskipun banyak tempat makan yang sering menawarkan diskon, biasanya ada syarat dan ketentuan misalnya minimum order.
Sehingga mau tidak mau kita sering terkecoh dengan menambah jumlah orderan untuk mendapatkan diskon tersebut. Padahal jika dihitung-hitung, diskon tersebut tidak membantu kita mengehemat pengeluaran.
[Baca Juga: Mengatur Pengeluaran Bulanan dengan Skala Prioritas]
Kamu bisa dengarkan audiobook berikut ini yang akan bantu kamu mengerti tentang kebiasaan-kebiasaan baik mengatur keuangan, termasuk salah satunya dengan mengurutkan prioritas, supaya tidak boros.
Kebersihan Makanan
Last but not least, ketika beli makanan cepat/siap saji yang harus dipertimbangkan yaitu kebersihan makanannya.
Mulai dari bahan yang digunakan, cara memasak, bumbu yang ditambahkan, sampai pada penyajian atau pengemasannya. Apakah terjamin kebersihannya?
Sebuah acara telelvisi pernah menayangkan para oknum pedagang yang menjual makanan dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya atau tidak sesuai anjuran hanya untuk meningkatkan daya tarik.
Padahal bahan tersebut tidak seharusnya dikonsumsi, karena berisiko pada kesehatan. Misalnya, penggunaan pewarna tekstil, boraks, kemasan plastik, dan sebagainya.
Melansir laman kompas.com, jika mengonsumsi makanan cepat saji terlalu sering dapat menaikkan berat badan dengan mudah akibat tingginya kalori dan lemak dalam satu sajian.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Universitas Bonn, menemukan bahwa cara kerja tubuh merespon makanan tinggi lemak dan kalori sama seperti saat menangkis infeksi bakteri ketika sakit. Temuan ini akan dipublikasikan di jurnal Cell.
Menggunakan tikus model, para ilmuwan menemukan bahwa hewan yang makan makanan cepat/siap saji mengembangkan respons inflamasi akut. “Makanan yang tidak sehat menyebabkan peningkatan jumlah sel kekebalan tertentu yang tidak terduga dalam darah tikus dan terjadi peradangan akut,” kata Annette Christ, salah satu penulis penelitian seperti dilansir Newsweek, Sabtu (13/1/2018).
Contoh Perhitungan Beli Makanan Cepat/siap saji
Bener gak sih beli makanan cepat/siap saji itu terbilang boros daripada masak sendiri? Kali ini, saya ingin mencontohkan perhitungan beli makanan cepat/siap saji yang biasa dilakukan oleh teman saya, Rizky.
Biasanya, Rizky membeli makanan cepat/siap saji untuk memenuhi 3x jadwal makannya. Kurang lebih sebagai berikut:
- Sarapan: Nasi kuning ± Rp 15.000/porsi
- Makan siang: Bakso ± Rp 20.000/porsi
- Makan malam: Nasi goreng ± Rp 15,000/porsi
Total untuk makan sehari adalah Rp 50,000.
Jika dikalikan 30 hari, untuk makan saja pengeluaran Rizky sebesar Rp 1.500.000. Tapi sebenarnya tidak mungkin hanya sebesar itu, karena diluar jadwal makan utama seringkali Rizky membeli camilan atau ngopi.
Belum lagi jika Rizky pesan makanan lewat layanan pesan antar yang seringkali memerlukan ongkos kirim. Jadi bisa diperkirakan bahwa dalam satu hari pengeluaran untuk makan Rizky lebih dari Rp 50.000.
Lalu bagaimana kalau gaji Rizky hanya Rp 3-4 juta saja sebulan? Terbayang kan, borosnya seperti apa. Jadi, bukan cuma kesehatan yang terancam, tapi cashflow keuangan pun demikian.
Semoga kamu bisa lebih bijak dalam menentukan apa yang akan dimakan ya… Lalu, gimana solusinya? Cek pembahasan berikutnya!
Masak Sendiri Di Rumah
Sobat Finansialku, masak sendiri di rumah memang tidak se-praktis membeli makanan cepat/siap saji.
Dari segi menu pun mungkin tidak terlalu variatif karena disesuaikan dengan bahan yang ada, kemampuan mengolah masakan, dan ketersediaan waktu untuk memasak.
[Baca Juga: Hobi Memasak? Simak Keuntungannya Di Sini Yuk!]
Pertimbangan Masak Sendiri
Meski sederhana, menu masakan rumahan kerap dirindukan. Selain itu dari segi keuangan, masak sendiri dirumah katanya jauh lebih murah.
Jadi pas banget nih, buat kamu yang ingin mengehemat pengeluaran untuk makan. Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan ketika memilih masak sendiri.
Biaya Lebih Murah
Masak sendiri di rumah budgetnya memang lebih irit dibandingkan beli makanan cepat/siap saji.
Jika harga satu porsi makanan cepat/siap saji hanya untuk satu kali makan, lain halnya ketika masak sendiri bisa untuk 2 bahkan 3 kali makan, tergantung makanan yang dimasak. Misalnya sayur sop, dengan bahan-bahan yang murah, porsinya bisa menjadi banyak.
Selain itu, ketika masak sendiri sekalipun ada lebih maka kamu cukup membekukan makanan tersebut agar bisa tahan lebih lama.
Mudah Menerapkan Konsep Gizi Seimbang
Ketika masak sendiri, artinya kamu terjun langsung dalam mengolah masakannya. Sehingga, kamu bisa merencanakan pola makan gizi seimbang misalnya dalam pemilihan bumbu dan bahannya.
Dengan menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang, tentu menjadi nilai plus yang sangat bermanfaat untuk kamu dan keluarga.
[Baca Juga: Menyusun Daftar Menu Makanan Sehat dan Hemat Untuk Keluarga]
Kebersihan Lebih Terjamin
Makanan itu yang dicari bukan cuma rasa, tapi kebersihannya juga kan? Jika kamu masak sendiri di rumah, tentu kebersihan pun lebih terjamin,
Kamu memilih bahan, alat, mencuci sayuran dan bahan lainnya dengan pengawasan sendiri. Termasuk saat penyajian makanan hingga penyimpanan makanan jika bersisa.
Semuanya akan kamu lakukan dengan tingkat kebersihan yang tinggi karena akan dikonsumsi oleh diri sendiri dan keluarga.
Punya Waktu Dengan Anggota Keluarga
Percaya gak, kalo masak sendiri di rumah secara tidak langsung membentuk quality time bersama keluarga? Kamu bisa melibatkan mereka untuk membantu masak, atau sekedar duduk bersama menikmati hidangan di meja makan.
Seru juga lho masak bareng suami dan anak-anak. Abaikan dapur berantakan, kalo ada kebahagiaan di dalamnya, lebih mengesankan, bukan?
Membutuhkan Waktu
Masak sendiri di rumah memang tidak secepat kita beli makanan cepat/siap saji. Artinya kamu membutuhkan waktu khusus ketika akan masak.
Biasanya ini yang menjadi tantangan sehingga banyak orang memutuskan untuk memilih yang praktis saja.
Tapi, jika sudah terbiasa dan sudah tahu konsepnya, masak sendiri itu sebenarnya tidak harus membutuhkan waktu lama lho. Kamu pun bisa sambil manfaatkan waktu mengerjakan pekerjaan lainnya.
Effort Lebih
Ingin lebih hemat? Pasti ada effort lebih yang harus dilakukan ya.
Ketika masak sendiri, kamu harus mencari resep, belaja bahan dan bumbu yang diperlukan, membersihkan bahan makanannya dan mengolah sampai menyajikan masakannya.
Tapi, semua terbayarkan kok ketika kamu bisa makan masakan sendiri yang rasanya sesuai ekspektasi.
Contoh Perhitungan Masak Makanan Sendiri
Percaya gak kalo masak makanan sendiri itu lebih hemat? Nih, saya kasih contoh perhitungannya ya. Misalnya untuk masak 1 porsi nasi goreng dengan resep sebagai berikut:
Resep Nasi Goreng Kampung ala Rumahan, dengan bahan yang diperlukan antara lain:
- 1 piring nasi dingin
- 3 buah bawang merah, iris halus
- 2 siung bawang putih, iris halus
- 1 butir telur
- 2 buah bakso
- 1 buah tomat
- 1 sdm kecap manis
- 1/2 sdt gula pasir
- 1/2 sdt merica
- Garam secukupnya
- 20 gr Kerupuk
- Minyak secukupnya
Dari bahan tersebut, kita buat rincian daftar harganya:
Nama Bahan | Jumlah | Harga |
---|---|---|
Beras | 250gr | Rp 3.000 |
Bawang merah | 3 siung | Rp 200 |
Bawang putih | 2 siung | Rp 150 |
Minyak | 250gr | Rp 3.500 |
Garam | secukupnya | Rp 400 |
Kecap manis | secukupnya | Rp 500 |
Telur | 1 butir | Rp 1.500 |
Merica | secukupnya | Rp 50 |
Gula pasir | secukupnya | Rp 350 |
Bakso | 35gr | Rp 1.000 |
Tomat | 1 buah | Rp 500 |
Kerupuk | 50gr | Rp 800 |
Total | Rp 11.575 |
Note : Harga untuk hitungan per porsi. Beberapa bahan harganya diperkirakan.
Berdasarkan tabel diatas, jika membandingkan harga nasi goreng yang umumnya dijual adalah Rp 15.000 per porsi.
Sementara masak nasi goreng sendiri, pengeluaran untuk beli bahan-bahannya sekitar Rp 11.500, artinya lebih hemat Rp 3.500.
Mungkin nominal tesebut tidak terlihat berharga, tapi jika dikalikan 30 hari maka kita bisa hemat sampai dengan Rp 105.000 per bulan dan jika dihitung setahun selisihnya sampai dengan Rp 1.260.000.
Oia, ini hanya gambaran saja karena tidak mungkin setiap hari kita makan nasi goreng, kan? Dengan nominal tersebut kita bisa alokasikan untuk pos keuangan lain, misalnya berinvestasi emas atau reksadana.
Sehingga masak sendiri dengan menu tertentu bisa mengehemat pengeluaran untuk makan sehari-hari. Terpenting, saat memasak sesuaikan dengan kebutuhan ya supaya tidak ada makanan yang terbuang.
[Baca Juga: Hobi Masak? Begini Cara Atur Keuanganmu Biar Hobi Gak Ganggu Hidup]
Sehat Badan, Sehat Juga Keuangan
Sobat Finansialku, dalam hidup ini kita selalu dihadapkan pada pilihan. Termasuk dalam memilih makanan, masak sendiri atau beli makanan cepat/siap saji?
Masing-masing ada risikonya, tapi sebisa mungkin pilihlah yang lebih banyak manfaatnya untuk diri sendiri dan keluarga. Bukan cuma manfaat bagi kesehatan badan, tapi juga kesehatan secara keuangan.
Sobat Finansialku bisa gunakan aplikasi Finansialku yang bisa bantu kamu buat anggaran bulanan supaya kamu bisa atur keuanganmu lebih baik.
Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!
Dapatkan juga potongan Rp 50 ribu (harga normal Rp 350 ribu) untuk berlangganan aplikasi Finansialku premium dengan kode voucher WEBTAHUNAN.
Aplikasi Finansialku bisa bantu kamu mencatat keuangan, membuat anggaran, membuat rencana keuangan, cek kesehatan keuangan, hingga konsultasi langsung dengan Perencana Keuangan yang sudah bersertifikat.
Sobat Finansialku, jika ada hal yang ingin didiskusikan mengenai artikel ini silakan mengisi kolom komentar di bawah.
Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat lainnya. Terima kasih.
Editor: Eunice Caroline
Sumber Referensi:
- Lutfy Mairizal Putra. 15 Januari 2018. Ini Bukti Baru Makanan Cepat/siap saji Rugikan Kesehatan. Kompas.com- https://bit.ly/3incDVi
- Riska Fitria. 27 Agustus 2019. Ini 5 Kelebihan Kalau Anda Masak Sendiri di Rumah. Detik.com- https://bit.ly/3CiqsfK
- Info Pangan. https://bit.ly/3yl5dr8
- Admin. 23 Juli 2020. Resep Nasi Goreng Kampung yang Gurih Khas Rumahan. Kumparan.com- https://bit.ly/3lzF5oS
dilema besar