Bagaimana tips agar bisa menjaga mental ketika market sedang dalam masa bearish (harga turun)?
Market Bearish
Sebagai investor saham, pastinya kita ingin setiap investasi yang kita lakukan membuahkan hasil alias profit.
Jika pasar bersahabat dan saham-saham yang kita beli mengalami kenaikan. Tentu investasi saham akan tampak menyenangkan bagi investor dan trader mana pun.
Namun bagaimana kalau gilirannya saham Anda justru turun?
Dan apakah Anda masih bisa menyusun porto Anda dengan suasana happy dan santai?
Kejadian yang sudah seringkali terjadi adalah ada investor/trader yang kemudian menjadi emosional hanya karena mengalami kerugian.
Dalam kondisi emosional, maka biasanya kita tidak bisa menganalisa lagi dengan baik.
FYI, seorang Warren Buffett maupun Pak Lo Kheng Hong pun pernah rugi juga.
Namun yang menjadi masalah bukan di kerugian yang ditanggung. Melainkan bagaimana agar kita bisa tetap menjaga mood agar tetap happy dan tetap mampu menganalisa dengan baik.
Bukannya down karena terpengaruh oleh kerugian yang dialami.
[Baca Juga: Ambil Pelajaran Dari Narada dan Minna Padi yang Disuspensi OJK]
Menjadi emosional (dalam pengertian takut dan cemas) adalah hal yang normal terjadi ketika market bearish. Saya pun demikian.
Pada awal baru mulai berinvestasi, sering sekali saya larut dalam mood ini. Pokoknya kalau saham lagi turun mood-nya jelek terus bawaannya.
However, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jam terbang. Mental saya juga semakin terlatih dari hari ke hari, dari tahun ke tahun.
Ini yang Saya Lakukan Saat Market Bearish
Di Tahun 2015 kemarin, IHSG ditutup minus 12,1% sepanjang tahun. Pastinya banyak investor yang mengalami kerugian di atas 12,1%. Bahkan saya sendiri pun juga terpaksa cut loss beberapa saham pegangan.
Namun karena tetap berusaha agar kepala tetap dingin dalam menganalisa, akhirnya beberapa saham pegangan lainnya justru menuai profit yang cukup signifikan.
Jadi secara overall portfolio investasi bisa tetap bertumbuh secara positif.
Dan inilah yang saya coba lakukan.
#1 Mengubah Suasana Kerja
Ketika market sedang lesu dan mayoritas saham bergerak turun, biasanya saya akan mengubah suasana kerja dari yang biasanya di ruang kerja, menjadi misalkan di tempat yang lebih terbuka.
Tempatnya bisa di mana saja asalkan suasana nya bisa tetap nyaman. Dengan mengubah suasana tempat kerja, mood kita bisa tetap terjaga, karena kita bisa tetap berinteraksi dengan banyak orang di sekitar.
Tapi, karena belakangan ini kondisi kita sedang tidak memungkinkan untuk banyak beraktivitas di luar rumah.
Hal lain yang bisa kita lakukan adalah menciptakan suasana kerja baru di rumah kita sendiri, dengan menyiapkan ruangan kerja yang senyaman mungkin.
Seperti memindahkan meja ke sudut yang jauh dari gangguan, dan menyiapkan kursi agar duduk tetap tegak.
#2 Menganalisa LK Sambil Mendengarkan Musik
Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan, karena saya adalah penyuka musik maka pilihan ini bisa dilakukan untuk merelaksasi diri kita.
Oleh karena itu, ketika menganalisa Laporan Keuangan, saya suka memutar musik (either itu melalui laptop, iPod, atau Spotify), dan biasanya musik yang diputar adalah yang ada beat-nya sehingga membuat mood tetap semangat dan happy.
[Baca Juga: Cara Mudah Membaca Laporan Tahunan, Perhatikan 5 Hal Ini!]
#3 Menulis Melalui Beberapa Media
Menulis juga menjadi salah satu alternatif yang biasa saya lakukan untuk tetap bisa menjaga mood. Misalnya dengan membuat artikel-artikel seperti yang sedang Anda baca saat ini.
Menulis bisa menjadi sarana yang mengalihkan kejenuhan ketika sedang penat, karena melalui website inilah saya senantiasa bisa sharing dan menuangkan pemikiran.
#4 Jangan Memaksakan Diri Untuk Melakukan Transaksi Ketika Mood Turun
Hal ini tidak kalah penting perannya, terutama ketika market bearish seperti belakangan ini.
Saya sendiri tidak pernah memaksakan diri untuk melakukan transaksi ketika mood lagi jelek (misalkan karena baru saja cut loss, atau karena sedang ada masalah keluarga).
Jika Anda melakukan transaksi beli atau jual saham menggunakan dan melibatkan emosi atau perasaan, maka biasanya analisanya akan kacau dan hasilnya tidak akan efektif.
Padahal, analisa yang dilakukan seharusnya menggunakan logika dan pikiran yang jernih. Istilah keren nya: If… then… else… Misalkan: kalau laba bersih naik dan valuasinya murah, maka seharusnya sahamnya naik, namun kalau masih turun mungkin ada faktor lain yang perlu diperhatikan.
Atau, kalau saham saya turun 10% maka saya akan cut loss, tapi kalau naik target saya minimal 30%.
[Baca Juga: Cara Membaca Bid Offer Saham Lewat Stock Quote]
Jika Anda tetap menganalisa dengan kepala dingin, Anda mungkin justru akan menemukan peluang emas di balik penurunan saham-saham.
Anda bisa berbagi tips dan ilmu untuk menaikkan mood dengan teman-teman yang juga melakukan investasi saham, seperti teman-teman di komunitas grup belajar saham Finansialku.
Anda bisa bergabung dengan ratusan teman-teman investor saham lainnya dalam komunitas tersebut dengan klik gambar berikut ini.
Dalam komunitas tersebut, saya dan Melvin Mumpuni, CFP® akan share tips-tips lainnya mengenai saham dan bagaimana menghadapinya agar Anda bisa lebih percaya diri dan mengerti bagaimana cara kerja saham serta terhindar dari kerugian.
#5 Hindari Tipekal Investor Yang Melihat Ticker Harga Setiap Hari
Memperhatikan ticker harga setiap hari juga bukanlah solusi terbaik di tengah market bearish, karena akan memicu emosional dan kepanikan.
Beruntung saya bukanlah tipe investor yang melihat ticker harga setiap hari, sehingga jujur saja itu cukup membantu saya agar tidak emosional, apalagi sampai stress ketika market lagi turun.
Lalu apa yang saya lihat? Saya lebih suka menghabiskan waktu untuk mempelajari laporan keuangan terbaru yang dirilis emiten.
Nah kondisi ini sangat tepat, berhubung saat ini sejumlah emiten sudah ada yang merilis Laporan Keuangan Kuartal IV-2019 nya.
Dengan melihat laporan keuangan, saya jadi lebih memahami peluang dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing emiten. Sejujurnya hal itu membuat saya lebih tenang ketika market sedang turun. Koq bisa?
Karena dengan memahami isi laporan keuangan, saya menjadi yakin bahwa saham-saham yang saya invest adalah saham-saham yang fundamentalnya bagus dan saya mendapatkannya dengan harga murah.
Sehingga ketika harga sahamnya bergerak turun, saya percaya bahwa hal tersebut hanya SEMENTARA.
[Baca Juga: Cerita Pribadi Saya Sukses Investasi Saham]
Sebaliknya, ketika kita tidak memahami isi laporan keuangan (dan hanya berpatokan pada ticker harga), kita menjadi tidak percaya diri dengan saham yang kita pegang.
Ilustrasinya begini, saham yang anda pegang saat ini harga nya terus turun, kalau Anda hanya berpatokan pada ticker besar kemungkinan Anda akan menjadi gelisah dan stres.
Namun kalau Anda memahami bahwa laporan keuangannya positif (laba bertumbuh, ekuitas bertumbuh, dll), bukankah itu artinya adalah PELUANG?
Sehingga Anda seharusnya bisa merasa happy ketika harga saham tersebut turun, itu artinya Anda bisa memanfaatkan market bearish dengan membeli lebih banyak saham-saham yang berfundamental bagus. Make sense?
#6 Membuat Rangkuman Laporan Keuangan Secara Customized
Hal lain yang biasa saya lakukan adalah merangkum laporan keuangan ini ke dalam Cheat Sheet yang saya buat secara customized, sehingga mempermudah saya untuk melihat kinerja laporan keuangan perusahaan setiap kuartal dari “helicopter view”.
Jika harga sahamnya saat ini masih jauh di bawah harga wajar sahamnya, saya akan merasa lebih tenang memegang saham tersebut.
#7 Percaya Pada Hasil Analisa Diri Sendiri
Mempercayai dan meyakini apa yang sudah kita analisa sangat berperan penting dalam mengelola emosi kita.
Banyak investor yang memutuskan membeli saham hanya karena mendengar rekomendasi dari orang lain.
Misal si A menyebut saham XYZ, namun ternyata saham XYZ malah turun, biasanya investor yang seperti itu akan menyalahkan (dalam hati) orang yang memberi rekomendasi saham XYZ.
Padahal, mungkin timeframe orang yang memberikan rekomendasi saham XYZ itu lebih panjang.
Namun, karena investor tersebut hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui alasan membeli saham tersebut, biasanya akan mudah untuk cut loss dan menjadi kecewa ketika menanggung rugi.
Well, it’s time buat Anda untuk mulai levelling up analisa Anda.
Kurang lebih itulah yang bisa saya share, tips-tips untuk tetap dapat menganalisa dengan baik di saat market bearish atau sedang bullish.
Apa Anda punya tips lain yang biasa dilakukan untuk tetap menganalisa market dengan baik?
Editor: Eunice Caroline
Sumber Referensi:
dilema besar