Laba Melesat 230%, Bagaimana Prospek PTBA?

Laba Melesat 230%, Bagaimana Prospek PTBA?

Setelah merilis laporan keuangan 2021 lalu, kinerja PTBA semakin melejit hingga 230%. Sebagai pemasok dalam negeri, bagaimana prospek emiten batu bara ini?

 

Kinerja dan Bisnis PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.

Mulai dari survei umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas pelabuhan batu bara, khusus untuk keperluan internal dan eksternal.

PTBA juga melakukan pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (untuk internal dan eksternal), memberikan jasa konsultasi terkait industri pertambangan batu bara dan produk turunannya, serta pengembangan perkebunan.

Hingga di tahun 1993, perusahaan ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Unit Usaha Briket Batubara.

Sehingga PTBA memiliki peranan penting sebagai pemasok batu bara dalam negeri.  

Selain itu, PT PLN (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), telah berkomitmen untuk memperkuat sinergi antar BUMN.

Hal ini merupakan bagian dari sinergi pola rantai pasok batu bara guna mendukung ketahanan energi nasional.

Sinergi tersebut menjadi wujud nyata peran BUMN dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui keandalan dan kontinuitas penyediaan energi listrik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

PTBA pun melakukan kerjasama melalui Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang disepakati pada 19 Agustus 2021.

Upaya menjaga pasokan batu bara dan keandalan listrik, maka PLN, PTBA dan KAI juga menandatangani Head of Agreement (HoA) sebagai dasar penyusunan kajian bersama sehubungan dengan rencana kerja sama.

Struktur Pemegang Saham PTBA.
Sumber: ptba.co.id

 

Sebagai perusahaan negara, PTBA yang berada di bawah holding Mind ID, mengaku akan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, terutama kebutuhan bahan baku untuk pembangkit milik PLN.

Melansir laman website perusahaan, Bukit Asam yang berfokus pada pertambangan batu bara, berkomitmen untuk mengebut pembangunan proyek energi baru terbarukan. Guna mendukung rencana transformasi jangka panjang perusahaan.

Kami menyatakan tahun 2026 adalah destinasi pertama Bukit Asam menjadi sebuah perusahaan energi,” kata Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto dalam acara Indonesia EBTKE ConEx, 23 November 2021.

Bukit Asam memiliki lahan Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas 93.000 hektare. Lahan itu merupakan area tambang perusahaan yang sebagian besar sudah dibebaskan saat Bukit Asam melakukan penambangan.

Saat kami masuk pada energi terbarukan yaitu PLTS, kami sudah tidak perlu melakukan pembebasan lahan lagi,” kata Suryo.

Bukit Asam juga tengah melakukan fase pengembangan untuk PLTS dengan kapasitas mencapai 430 megawatt di beberapa area bekas tambang, yaitu:

  • Ombilin, Sumatra Barat;
  • Tanjung Enim, Sumatra Selatan; dan
  • Bantuas, Kalimantan Timur.

PTBA menargetkan produksi batu bara di sepanjang 2022 mencapai 36,41 juta ton atau naik 21% dibanding realisasi di 2021 yang sebanyak 30,04 juta ton.

[Baca Juga: Banjir Proyek, Bagaimana Prospek Emiten Konstruksi di 2022?]

 

Pergerakan Harga Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Berdasarkan data dari Tradingview.com, harga saham PTBA berada di harga 3620/lembar, menguat +2,2% pada penutupan pasar di Senin, 7 Maret 2022.

Sepanjang Februari 2022, harga batu bara yang sudah menguat sebesar 38,22% secara month over month menjadi sentimen positif di pasar.

Harga batu bara kembali melejit dan menyentuh level USA 446/ ton. Bahkan jika dihitung secara Year To Date (YTD), harga batu bara telah menguat hingga 233,83%.

Secara YTD saham PTBA sudah melesat +33,6%, dalam 1 minggu ini sudah naik +15,3%. Dengan volume transaksi yang semakin kuat di perdagangan awal Maret 2022.

Pergerakan Harga Saham PTBA.
Sumber: Investing.com

 

Pergerakan saham yang agresif ini, dikarenakan meroketnya harga sejumlah komoditas, sehingga harga batu bara semakin melejit. Tak heran, jika saham-saham yang berbisnis batu bara pun terdongkrak.

Emiten ini semakin menarik bagi investor, mengingat demand akan batu bara sebagai sumber energi masih akan tinggi. Tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri.

Selain itu, adanya sentimen invasi Rusia ke Ukraina membuat harga-harga komoditas makin melambung tinggi.

[Baca Juga: Batu Bara Melejit, ADMR Siap Terbang ke Langit!]

 

Kondisi Keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Berdasarkan laporan keuangan 2021 yang dirilis oleh PTBA, bahwa kinerjanya selama 2021 terbilang melesat, sama seperti pergerakan sahamnya.

Berdasarkan tahun buku 2021, perusahaan mampu mencatatkan kinerja baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Bahkan laba di tahun 2021, menjadi laba terbesar selama perusahaan berdiri.

Salah satunya karena adanya peningkatan permintaan yang tinggi terhadap batu bara. Sehingga mendukung menggeliatnya kembali perekonomian global.

Jumlah pendapatan di 2021 mencapai Rp 29,26 triliun atau mengalami lonjakan signifikan dibanding 2020 yang hanya senilai Rp 17,33 triliun.

Revenue PTBA.
Sumber: RK Team

 

Tahun 2021, PTBA memberikan 57% dari total produksi untuk kebutuhan dalam negeri, sementara sisanya 43% baru di ekspor.

PTBA mencetak sejarah dalam memperoleh laba bersih selama perusahaan itu berdiri dengan meraup Rp 7,91 T atau 231% dibandingkan tahun sebelumnya.

Net Profit PTBA.
Sumber: RK Team

 

Produksi batu bara PTBA  pada 2021 mengalami kenaikan 21% dari tahun sebelumnya menjadi 30,04 juta ton. Sementara volume angkut mengalami kenaikan menjadi 25,42 juta ton atau naik 7% dari 2020.

Penjualan batu bara sepanjang 2021 sebesar 28,37 juta ton atau naik 9% dari tahun sebelumnya

Dari sisi beban perusahaan, jumlah beban pokok pendapatan PTBA tercatat sebesar Rp 15,78 triliun atau lebih tinggi dibanding 2020 yang sebesar Rp 12,76 triliun.

Total liabilitas PTBA tercatat alami kenaikan menjadi Rp 11,87 triliun dari Rp 7,12 triliun pada 31 Desember 2020.

Liabilitas PTBA
Sumber: RK Team

 

Sehingga, laba bruto perseroan pada tahun lalu menjadi Rp13,48 triliun atau mengalami kenaikan dibanding setahun sebelumnya yang hanya senilai Rp 4,57 triliun.

Gross Profit PTBA.
Sumber: RK Team

 

Outlook PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

  • Gejolak politik saat ini di Eropa Timur, meningkatnya permintaan listrik global, menjadi katalis positif melonjaknya harga batu bara.
  • Adanya pemulihan pasca pandemi, ketidakmampuan energi terbarukan untuk menutupi kekurangan bahan baku, harga gas yang semakin tidak terjangkau juga menjadi sentimen kenaikan harga batu bara.
  • Harga batu bara masih terus ‘terbang’. Perkembangan konflik di Eropa menjadi faktor pendorong harga.  

    Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 305,45/ton. Melesat 21,45% sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008. Harga batu bara sedang menjalani tren positif. Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini ‘terbang’ 58,68% secara point-to-point.

Grafik Streaming Newcastle Coal Futures
Sumber: investing.com

 

  • Harga Batu bara yang melonjak 13,83% dan sempat menembus level USD 274 per metrik ton di akhir Februari 2022.

Harga Batu Bara Acuan (HBA).
Sumber: minerba.esdm.go.id

 

  • Harga batu bara di pasar Eropa hingga di pasar Asia juga telah merespon dengan harga fisik Newcastle mencapai US$ 400/t.
  • Batu bara metalurgi, yang digunakan dalam produksi kokas dan disuntikkan ke dalam tanur tinggi, melonjak dengan harga PCI-ekspor utama Rusia-melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mendekati US$ 400/t.
  • Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022, PTBA memproyeksikan untuk kebutuhan dalam negeri yakni 25% dari total produksi yang merupakan kewajiban DMO perusahaan.

 

Kesimpulan

Pergerakan saham PTBA mengikuti emiten-emiten energi lainnya yang menguat tajam selama sebulan terakhir.

Penguatan ini berasal dari kekhawatiran pasokan, meningkatnya harga minyak akibat tensi geopolitik Ukraina dan Rusia yang menjadi sentimen di pasar.

Sentimen asing yang mengetahui bahwa Indonesia memiliki sumber daya batu bara sebesar 149,009 miliar ton dan cadangan sebesar 37,604 ton (Data Badan Geologi, 2018).

PTBA sendiri memiliki peluang yang menarik, untuk memenuhi pasokan batu bara domestik hingga ekspor. Dengan proyeksi untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 57% dari total produksi.  

Pergerakan saham sektor batu bara juga umumnya relatif searah. Jika Sobat Finansialku ingin berinvestasi di sektor ini, baiknya lebih memperhatikan perusahaan yang paling likuid.

Anda juga bisa perbanyak literasi seputar investasi saham melalui ebookPetunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham”. Klik gambar dan download sekarang, ya!

 

Disclaimer-on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penullis tidak terafliasi dengan perusahaan yang disebutkan atau anak usaha. Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu.

 

Bagaimana menurut Anda mengenai informasi di atas? Tulis komentar dan opini Anda pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa share informasi ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Cheat Sheet Rivan Kurniawan Team
  • Website Perusahaan (ptba.co.id)

dilema besar