Laba Bersih BBTN Tumbuh 48,3%, Bagaimana Prospek di Tahun 2022?

Laba Bersih BBTN Tumbuh 48,3%, Bagaimana Prospek di Tahun 2022?

Laba BBTN pada 2021 tercatat mengalami peningkatan hingga 48,3%. Sebagai bank himbara yang dominan menyalurkan KPR di Indonesia. Bagaimana prospek kinerja BBTN pada 2022?

 

Kinerja dan Pergerakan Saham BBTN

BBTN dilaporkan mencatatkan peningkatan laba bersih di tahun 2021 sebesar 48,3% sebesar Rp 2,37 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp 1,6 triliun.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit secara keseluruhan.

Hal ini karena harga rumah yang relatif turun dan insentif dari regulator untuk menggairahkan kembali industri properti.

Didukung dengan harga properti, terutama rumah tapak yang turun akibat pandemi Covid-19, mengakibatkan demand terhadap industri properti melemah.

Suku bunga KPR juga turun akibat penurunan BI7DRR. Ini mendorong demand terhadap KPR BTN.

[Baca Juga: Prospek NET TV di Tengah Bisnis Hiburan yang Masih Ramai]

 

BI juga memberikan insentif kebijakan pembebasan uang muka pembelian rumah sejak 2020 sampai 2021. Akibatnya, masalah uang muka yang biasanya menjadi kendala bagi masyarakat berpenghasilan rendah menjadi teratasi dan menarik minat masyarakat untuk memiliki hunian.

Lalu bagaimana pergerakan saham emiten penyalur KPR ini?

Pergerakan saham BBTN selama rentang 5 bulan terakhir terlihat masih mengalami trend sideways. BBTN kembali menembus resistance-nya pada harga 1774. Saat tulisan ini dibuat, BBTN berada pada level harga 1785/lembar, menguat 1,13% pada perdagangan 15 Februari 2022 (14.00 WIB).

Pergerakan harga saham BBTN (6M). Sumber: Tradingviews

 

Aset BBTN

Total aset perseroan tercatat naik secara tahunan sebesar 2,95% ke posisi Rp 371,86 triliun dari Rp 361,20 triliun.

Kebijakan program restrukturisasi kredit perbankan yang dikeluarkan OJK juga membantu menjaga kualitas aset perbankan.

Hal ini bisa dilihat dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL gross BTN tercatat mengalami peningkatan dari akhir Desember 2020 di level 4,03% menjadi 4,42%. Sedangkan, NPL net turun menjadi 3,70% dari sebelumnya 4,37%.

Dari sisi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) turun menjadi 92,86% dari sebelumnya di level 93,19%

Dari sisi kecukupan likuiditas, menurut Haru dikutip dari IPOTNews Bank BBTN dalam posisi yang sangat sehat. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level 92,86%, membaik dari posisi tahun lalu di 93,19%.

Angka tersebut lebih baik dari LDR perseroan tahun 2018 dan 2019 yang masing-masing sebesar 103,49% dan 113,5%.           

[Baca Juga: Insentif PPnBM Diperpanjang, Emiten Otomotif Melesat?]

 

Penyaluran Kredit

Jumlah KPR yang disalurkan BTN tahun lalu mencapai Rp 213,93 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan 6,62% yoy dibanding tahun 2020 sebesar Rp 200,66 triliun.

Penyaluran KPR subsidi BTN lebih tinggi dibanding KPR non subsidi. Volume penyaluran KPR subsidi BTN tahun lalu mencapai Rp 130,68 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 8,25% yoy dibanding tahun 2020 yang mencapai Rp 120,72 triliun.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan per Oktober 2021, jumlah kredit yang disalurkan industri bank umum ke sektor real estate, usaha persewaaan dan jasa perusahaan mencapai Rp 254,25 triliun.

Jumlah ini hanya merupakan 4,56% dari total kredit yang disalurkan bank umum sebesar Rp 5.567,60 triliun pada periode yang sama.

Penyaluran kredit perbankan nasional pada tahun lalu sudah mampu tumbuh lebih dari 5% yoy.

 

Laba BBTN

Realisasi penyaluran kredit perbankan selama tahun 2021 mengalami perbaikan signifikan dibanding tahun 2020. Inilah implikasi perolehan laba bersih BBTN meningkat signifikan pada tahun lalu.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BBTN meraup laba bersih Rp 2,37 triliun sepanjang 2021. Jumlah ini naik 48,3% dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 1,6 triliun.

Kenaikan laba bersih Bank BTN tersebut ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 5,66%, dari Rp 260,11 triliun pada 2020 menjadi Rp 274,83 triliun pada 2021.

 

Prospek Bisnis BBTN

Perbaikan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 di 2022 ini menjadi sentimen penggerak sejumlah sektor termasuk properti. Hal ini yang menjadi salah satu pengerek permintaan masyarakat akan hunian dan penyaluran KPR.

Dari sisi permintaan global dan meningkatnya harga komoditas global juga mendorong aktivitas perdagangan internasional Indonesia.

Pulihnya berbagai sektor usaha di 2021 juga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja.  Per Agustus 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka menurun menjadi 6,49%, lebih baik dibandingkan tahun 2020.

Kepercayaan masyarakat yang mulai pulih, berefek pada aktivitas ekonomi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 1,03% (yoy) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh sebesar 3,74% (yoy) sejalan dengan meningkatnya kapasitas produksi dunia usaha.

Melansir swa.co.id, memasuki tahun baru 2022, pengembang memberikan berbagai penawaran menarik baru pengembang seperti pilihan cara bayar KPA Developer hingga 100x cicil dan deposito properti senilai 7% dari nilai harga jual yang dibayarkan kepada konsumen di awal pembelian unit.

Walaupun permintaan rumah untuk KPR meningkat, tidak semua segmen properti sudah mengalami perbaikan demand dari konsumen. Beberapa rumah kategori menengah atas masih tertekan. Para investor masih berhati-hati menempatkan investasinya di sektor properti.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Haru Koesmahargyo optimistis bisa menggenjot pertumbuhan laba perseroan mencapai 11% pada 2022 seiring dengan transformasi yang dilakukan selama masa pandemi dua tahun terakhir.

Bank BUMN yang berfokus pada pembiayaan perumahan di tahun ini berencana menerbitkan obligasi dengan emisi senilai Rp 1 triliun.  Penerbitan obligasi itu akan dilaksanakan antara kuartal kedua sampai dengan kuartal ketiga tahun ini.

Kesimpulan

Pergerakan saham BBTN selama bulan Februari 2022 kembali rebound, didukung setelah rilis laporan keuangan tahunan menjadi sentimen positif di pasar.

Bisnis penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi kunci bagi pertumbuhan bisnis berkelanjutan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dalam lima tahun terakhir.

Kondisi ini bahkan tidak berubah meski bisnis properti di Indonesia tengah lesu dihantam pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.

BTN yang sudah berpengalaman di bidang KPR menjadi mitra utama pemerintah dalam menyalurkan program KPR Subsidi sehingga sebagian besar dari program tersebut setiap tahun terserap oleh BBTN.

Sektor perbankan dan properti pada tahun 2021 dan awal 2022 kembali bangkit, sektor ini menjadi penopang utama BBTN.

Prospek emiten ini di tahun 2022 diharapkan semakin membaik, terlebih saat ini keadaan sudah membaik dari Covid19, booster vaksin, dan pemulihan indeks sektor properti yang menjadi sentimen positif.

Jika Sobat Finansialku ingin mengetahui informasi lebih mengenai investasi saham, Sobat Finansialku bisa mengikuti online course Value Investing Fundamental. Untuk info lengkapnya, klik gambar di bawah ini!

 

Disclaimer-on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penulls tidak terafliasi dengan perusahaan yang disebutkan atau anak usaha. Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu.

 

Bagaimana menurut Anda mengenai informasi di atas? Tulis komentar dan opini Anda pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa share informasi ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.

 

editor: Ratna SH

Sumber Referensi:

Kontan.co.id, Market.bisnis.com, CNBN Indonesia, IPOT news, Tradingviews, Laporan keuangan BBTN (idx.co.id)

dilema besar