Kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah, Pelindung Nabi yang Syahid di Muka Bumi

Kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah, Pelindung Nabi yang Syahid di Muka Bumi

Tahukah kamu, salah satu sahabat Nabi yang patut diteladani ialah kisah Thalhah ibn ‘Ubaydillah.

Seperti apa kisah menariknya? Kali ini Finansialku akan membagikannya untuk kamu.

 

Cerita Singkat Thalhah bin ‘Ubaydillah

Sobat Finansialku, sosok Thalhah bin ‘Ubaydillah merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dengan perjalanan hidup yang penuh perjuangan dan beliau persembahkan untuk Islam.

Sehingga akan menjadi hal baik jika kita meneladani kisah dan sifat mulia yang dimilikinya.

Melansir kisahteladan.web.id, Thalhah bin ‘Ubaydillah berasal dari Quraisy, lahir sekitar enam belas tahun sebelum pengutusan Nabi Muhammad SAW.

Beliau diberi nama lengkap Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, oleh sang Ibunda yakni Sha’bah binti ‘Abdillah bin Imad bin Malik bin Rabiah Ibnu Abkar Al-Hadhramiyyah Al-Kindiyah.

Thalhah bin ‘Ubaydillah menjadi satu dari sepuluh sahabat Nabi Muhammad SAW yang mendapat jaminan masuk surga.

Kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah, Pelindung Nabi yang Syahid di Muka Bumi 01 - Finansialku

[Baca Juga: Belajar Dari Abdurrahman Bin Auf, Sang Jutawan yang Dermawan]

 

Sebagaimana ditulis dalam buku ‘Mengenal Manhaj Salaf untuk Pemula: Setahap demi Setahap’.

Disebutkan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah bin Ubaidillah, Az-Zubeir bin Al Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Sa’id bin Zaid, Abdurrahman bin ‘Auf, dan Abu ‘Ubaidah Al-Jarrah.

Semuanya sebagai orang terpercaya umat. Hal itu sesuai dengan hadits Tirmidzi. Rasulullah bersabda:

 

عَنْ عَبْد الرَّحْمَنِ بْن عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّةِ . رواه الترمذي

 

Dari Abdurrahman bin Auf, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Usman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad di surga, Sa’id di surga, Abu Ubaidah bin Jarrah di surga.” (HR. At-Tirmidzi).

 

Mengawali Kisah sebagai Muslim

Kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah sampai akhirnya menjadi seorang muslim, bermula ketika beliau bersama rombongnnya menuju Syam. Saat di Bushra, tanpa di duga seorang pendeta berteriak:

Wahai para pedagang, apakah di antara tuan-tuan ada yang berasal dari kota Makkah?”

Ya, aku penduduk Makkah,” Thalhah bin ‘Ubaydillah menjawabnya.

Lalu, pendeta tersebut bertanya “Sudah munculkah orang di antara kalian orang bernama Ahmad?

Ahmad yang mana?” Lanjut Thalhah bin ‘Ubaydillah

Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup para Nabi. Kelak ia akan hijrah dari negerimu ke negeri berbatu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya.

Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya wahai anak muda,” jelas pendeta tersebut.

Mendengar apa yang disampaikan oleh pendeta di Bushra, Thalhah bin ‘Ubaydillah pun memutuskan untuk kembali lagi ke Mekkah untuk menanyakan peristiwa yang terjadi selama beliau tidak ada.

Keluarganya pun menjawab bahwa “Ada Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar As Siddiq  telah mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakannya”.

Rupanya, Thalhah bin ‘Ubaydillah mengenal sosok Abu Bakar bahkan berteman baik dengannya karena dia ahli sejarah Quraisy yang dikenal sebagai seorang yang lapang dada, penyayang dan lemah lembut.

Kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah, Pelindung Nabi yang Syahid di Muka Bumi 02 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah Az-zubair bin Al Awwam, Sahabat Nabi yang Pemberani ]

 

Tanpa pikir panjang, Thalhah bin ‘Ubaydillah menemui Abu Bakar As Siddiq,

 “Benarkah Muhammad bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau mengikutinya?” 

Abu Bakar As Siddiq pun menjawabnya dan menjelaskan kisah Muhammad sejak peristiwa di gua Hira’ sampai turunnya ayat pertama. Lalu beliau mengajak Thalhah bin ‘Ubaydillah untuk menjadi muslim.

Sementara, Thalhah bin ‘Ubaydillah pun menceritakan pertemuannya dengan pendeta di Bushra. Mendengar peristiwa tersebut, Abu Bakar As Siddiq mengajaknya untuk menceritakan langsung kepada Muhammad.

Hingga akhirnya, Thalhah bin ‘Ubaydillah mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk islam di hadapan Rasulullah SAW.

Ketika Thalhah bin ‘Ubaydillah memilih untuk menjadi muslim, beliau harus mendapati beragam tantangan. Tak terkecuali dari keluarganya yang merasa sangat kecewa dan tak rela mendengar kabar ini.

Banyak upaya dilakukan keluarganya agar Thalhah bin ‘Ubaydillah kembali ke kepercayaan sebelumnya.

Mulai dari cara halus seperti bujukan, sampai tindakan kasar. Namun tidak ada yang berhasil, karena Thalhah bin ‘Ubaydillah teguh pendirian untuk tetap menjadi seorang muslim.

 

Mendapat Gelaran ‘Syahid di Muka Bumi’ dan Burung Elang Hari Uhud”

Perjalanan hidup Thalhah bin ‘Ubaydillah setelah memutuskan untuk masuk islam, semakin diuji dengan berbagai cobaan. Seperti siksaan dan cacian bahkan oleh ibunya sendiri.

Pernah juga seorang lelaki Quraisy, Naufal bin Khuwailid yang mengikat dan menyeret Thalhah bin ‘Ubaydillah bersama Abu Bakar As Siddiq dan mendorong ke algojo sampai darah mengalir dari tubuhnya.

Sampai akhirnya, peristiwa ini membuat keduanya mendapat gelar sebagai sepasang sahabat yang mulia atau Al-Qarinain.

Keteguhan hati Thalhah bin ‘Ubaydillah menghadapi banyak ujian yang dihadapi, membuatnya tidak gentar bahkan semakin besar bakti dan perjuangannya dalam menegakkan Islam.

 

Seorang yang ‘Syahid di Muka Bumi’

Perang Uhud menjadi saksi ketika Thalhah bin ‘Ubaydillah mendapat gelaran ini. Saat itu kaum muslimin terpecah belah dan yang tersisa bersama Rasulullah SAW hanya 11 orang Anshar dan Thalhah bin ‘Ubaydillah dari Muhajirin.

Thalhah bin ‘Ubaydillah pun selalu menjadi orang pertama yang mengajukan diri untuk melakukan perlawanan. Tapi selalu ditahan sampai akhirnya setelah 11 orang Anshar gugur, tinggalah beliau bersama Rasulullah SAW.

Dengan penuh semangat jihad, Thalhah bin ‘Ubaydillah menerjang ke arah musuh dan mengusir untuk tidak mendekati Rasulullah SAW. Hal ini sebagai upaya untuk melindungi nabi.

Lalu beliau pun menaikkan Rasulullah SAW seorang diri ke bukit, kemudian kembali menyerang hingga tak sedikit orang kafir yang tewas.

Kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah, Pelindung Nabi yang Syahid di Muka Bumi 03 - Finansialku

[Baca Juga: Sejarah Maulid Nabi dan Hukum Memperingatinya]

 

Perang ini membuat Thalhah bin ‘Ubaydillah tak sadarkan diri, karena terdapat 79 luka bekas tebasan pedang, tusukan tombak dan lemparan panah memenuhi tubuhnya, bahkan pergelangan tangannya putus sebelah.

Namun ternyata, peristiwa ini bukanlah akhir hayat dari seorang Thalhah bin ‘Ubaydillah/ Kemudian beliau pun disebut sebagai “Syahid yang Hidup” atau “Assyahidul Hayy”.

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى شَهِيدٍ يَمْشِى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ

 

Siapa yang ingin melihat seorang syahid yang berjalan di atas muka bumi, lihatlah pada Thalhah bin ‘Ubaidillah.”(HR. Tirmidzi, no. 3739 dan Ibnu Majah, no. 125. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).

 

Julukan “Burung Elang Hari Uhud”

Riwayat lain menceritakan, julukan lain yang diberikan untuk Thalhah bin ‘Ubaydillah dari peristiwa Perang Uhud adalah “Burung Elang Hari Uhud”.

Setelah memberikan perlawanan kepada musuh, Thalhah bin ‘Ubaydillah mencoba melindungi dan menyelamatkan Rasulullah SAW dengan membawanya ke atas bukit.

Saat itu, Rasulullah SAW dipapah oleh Thalhah bin ‘Ubaydillah seraya tangan, tubuh, dan kakinya diciumi olehnya.

 “Aku tebus engkau Ya Rasulullah SAW dengan ayah ibuku.” Ucap Thalhah bin ‘Ubaydillah.  

Nabi SAW tersenyum dan berkata, “Engkau adalah Thalhah kebajikan.”

Sejak peristiwa itulah Thalhah bin ‘Ubaydillah pun mendapat julukan “Burung Elang Hari Uhud.”

 

Sifat Teladan Thalhah bin ‘Ubaydillah

Sejak awal keislamannya hingga wafat, Thalhah bin ‘Ubaydillah adalah orang yang selalu menepati janji, jujur, dan tidak berkhianat.

Beliau pun dikenal sebagai seorang pebisnis yang sukses bahkan sejak usianya masih muda hingga menjadikannya kaya raya.

Kesuksesan Thalhah bin ‘Ubaydillah dalam melakoni bisnisnya, tak terlepas dari kepiawaiannya dalam mengelola keuangan baik pribadi dan bisnis.

Kamu pun bisa mengikuti kesuksesan kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah dalam berbisnis salah satunya dengan memperbaiki pengelolaan keuangan pribadi dan bisnismu.

Saat ini kamu bisa mempelajarinya dengan mudah, yaitu melalui audiobook Pengelolaan Keuangan Pribadi dan Bisnis.

banner -pengelolaan keuangan pribadi dan bisnis

 

Sosok Dermawan dan Rendah Hati

Menikmati hidup dengan kecukupan harta, tak ada sedikitpun kesombongan dari dalam diri Thalhah bin ‘Ubaydillah. Sebaliknya, yang ada ialah kemurahan dan kedermawanan terlebih beliau memiliki tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa.

Seperti dikisahkan, suatu ketika Thalhah bin ‘Ubaydillah termenung sedih dan menceritakan penyebabnya kepada sang istri, Su’da binti Auf.

Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan? ”Jelas Thalhah bin ‘Ubaydillah.

Sang istri menjawabnya, “Uang yang ada ditanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir-miskin.”

Thalhah pun menyedekahkan harta tersebut kepada kaum fakir miskin, serta para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar.

Saat pembagian harta yang berjumlah 70 ribu dinar hasil jual tanah, sang istri mengingatkan agar menahan beberapa uang untuk keperluan dirinya sendiri dan keluarganya.

Untung saja, saat itu Thalhah bin ‘Ubaydillah hampir lupa dan akhirnya memberikan harta yang tersisa kepada istrinya.

“Ternyata yang tersisa adalah sebuah kantung yang berisi uang sekitar 1000 dirham.” Seribu dirham adalah senilai dengan 100 dinar, yaitu sekitar 500 gram emas. (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam An-Nubala’, 1/30-31)

Kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah, Pelindung Nabi yang Syahid di Muka Bumi 04 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah Utsman Bin Affan, Sahabat Nabi yang Kaya & Khalifah Ketiga]

 

Sifat kedermawanannya membuat Thalhah bin ‘Ubaydillah pun mendapat banyak julukan seperti “Thalhah si dermawan”, “Thalhah si pengalir harta”, “Thalhah kebaikan dan kebajikan”, beliau seorang yang zuhud dan tak lagi menyisakan hatinya untuk memikirkan kesenangan duniawi.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)

 

Akhir Hayat Thalhah bin ‘Ubaydillah

Peristiwa Perang Jamal tahun 36H menjadi saksi dari gugurnya sosok pemberani dan pelindung Rasulullah SAW, yakni Thalhah bin ‘Ubaydillah di usia 60 tahun.

Saat itu Thalhah (di pihak lain) bertemu dengan Ali bin Abu Thalib dan memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang.

Lalu, sebuah panah beracun mengenai betisnya, dan segera dipindahkan ke Basrah. Namun takdir berkata lain, tak berapa lama kemudian karena luka tersebut beliau pun wafat.

 

Belajar dari Kisah Sahabat Nabi

Sobat Finansialku, perjuangan hidup dan kemuliaan sifat yang dimiliki Rasulullah SAW serta para sahabatnya patut diteladani. Sebagai bahkan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti kisah Thalhah bin ‘Ubaydillah, keberanian, keteguhan hati, kesuksesan dalam berbisnis, dan kedermawanannya adalah contoh baik bagi kita. Yuk, saatnya kita meneladaninya…

 

Mengenai kisah sukses Thalhah bin ‘Ubaydillah ini, apa tanggapanmu? Silakan tulis di kolom komentar di bawah ya.

Yuk, sebarkan kebaikan salah satunya dengan membagikan artikel ini supaya manfaatnya dirasakan banyak orang. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Redaksi. Thalhah bin Ubaidillah. Kisahteladan.web.id- https://bit.ly/2OzheYs
  • Meiliza Laveda. 18 November 2020. Thalhah yang Dermawan dan Pelindung Rasulullah. Republika.co.id- https://bit.ly/3cZhh97
  • Redaksi. 22 Mei 2018. Thalhah Bin Ubaidillah: Tidak Bisa Tidur Karena Uang Ratusan Milyar. Izi.or.id- https://bit.ly/39WKEau

 

Sumber Gambar:

  • https://bit.ly/3gBJs03
  • https://bit.ly/3gwJbf3
  • https://bit.ly/3sNXVZe
  • https://bit.ly/2QX5LCA

dilema besar