Kisah Nabi Idris as: Anjuran Tidak Menumpuk Harta

Kisah Nabi Idris as: Anjuran Tidak Menumpuk Harta

Siapa dari Sobat Finansialku yang tahu kisah Nabi Idris dan kepintarannya? Buat yang belum tahu yuk kita simak bersama!

Pada artikel ini, kita akan tahu banyak, seperti apa nabi Idris yang terkenal dengan kepintarannya. Selamat membaca…

 

Nabi Idris as

Nabi Idris dikenal dengan sebutan Enoch atau Henoch (Penemu). Banyak ilmu-ilmu yang ditemukan oleh nabi Idris as.

Termasuk menemukan bentuk huruf, tulisan dan alat tulis, pena. Nabi Idris merupakan orang pertama yang mengetahui tentang ilmu perbintangan, berhitung, menulis, dan menjahit pakaian.

Ditemukan juga alat jahit dan cara menjahitnya, obat-obatan (medis). Banyak penemuan pada masa nabi Idris as. Karena beliau adalah orang yang suka belajar (pembelajar).

Nabi Idris as dijuluki:

  • Harmas al-Haramisah (Bahasa Mesir, yang artinya ahli perbintangan atau ahli Astronomi)
  • Hermes (Bahasa Yunani, artinya ahli tafsir (Mufasir)
  • Drisa atau Driska (Bahasa Aramia, artinya orang yang berpengetahuan tinggi, banyak pengetahuannya, intelektual, terpelajar)
  • Idris (dalam al-Qur’an) berasal dari kata “darasa–yadrusu–darsan”, artinya belajar, orangnya disebut Idris.

 

Nabi Idris (4533-4188 SM) pertama kali diberikan tugas untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Ia ditugaskan setelah nabi Adam dan nabi Syit.

Di dalam Qaṣaṣ al-Anbiyā’ disebutkan bahwa para ahli berbeda pendapat mengenai lokasi dilahirkannya Ia dan dibesarkan.

Sebagian berpendapat, beliau dilahirkan di Mesir, tepatnya di Manaf (Memphis) dan mereka menamakannya dengan Harmas al-Haramisah.

Ahli yang lain berpendapat bahwa beliau dilahirkan dan dibesarkan di Babylon. Dalam bahasa Suryani “Babil” berarti sungai.

Kisah Nabi Idris as_ Anjuran Tidak Menumpuk Harta 01 Finansialku

[Baca Juga: Kisah Nabi Ibrahim as: Makna dalam Idul Adha, Iman dan Ketakwaannya]

 

Nabi Idris lalu memerintahkan seluruh pengikutnya untuk berpindah ke Mesir. Nabi Idris meninggal di langit ke-4 (surga).

Allah swt memuji-nya dengan sifat kenabian dan kebenarannya. Al-Qur’an menyebut nabi Idris dalam Surat Maryam ayat 56–57:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ ۚإِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan, kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56–57).

Firman Allah swt yang menyatakan bahwa nabi Idris as diangkat ke martabat yang tinggi dalam arti diangkat ke kedudukan yang tinggi.

Ulama yang memahaminya, dalam arti hakiki yaitu Allah swt mengangkat ia ke langit.

Nabi Idris as adalah salah satu nabi dengan berbagai keistimewaan. Banyak riwayat yang menyatakan bahwa ia adalah nabi yang sangat pintar.

Ia juga dijuluki sebagai asad al-usud, singa dari segala singa karena keberanian dan kegagahannya.

Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa nabi Allah yang satu ini tidak hanya pandai dan menguasai ilmu astronomi, akan tetapi juga ilmu astrologi.

Sejarah adalah fakta yang dimaknai, maka akan menjadi berbeda penafsiran orang satu dengan yang lain sehingga banyak pemaknaan yang didapat.

Seperti halnya cerita-cerita israiliyat yang lebih ke fantasi. Nabi Idris dan nabi Unusy yang menjadi perdebatan perihal peletak pertama ilmu falak.

Secara penemuan ilmiah maka nabi Idrislah yang bisa diakui sebagai penemu ilmu falak yang pertama, karena beliau mencatat dengan pena dan mengajarkan ilmunya kepada umatnya.

Sedangkan Unusy memang menemukan ilmu falak, akan tetapi ilmu tersebut hanya untuk dirinya sendiri dan tidak diajarkan kepada umatnya.

 

Keistimewaan Nabi Idris as

Nabi Idris as memiliki banyak keistimewaan. Khususnya dari kemampuannya mempelajari sesuatu.

Nabi Idris merupakan manusia pertama yang mampu membaca dan menulis dengan pena.

Selain itu, beliau juga menguasai berbagai macam bidang keilmuan. Mulai dari cara membuat pakaian, merawat kuda, bercocok tanam, ilmu berhitung, hingga ilmu perbintangan.

Keistimewaan lain nabi Idris adalah gelar Asadul Usud yang didapatkannya dari Allah swt. Gelar tersebut memiliki arti “Singa di atas singa”.

Gelar ini diberikan kepada nabi Idris as karena beliau tidak pernah merasa putus asa dalam menjalankan tugas sebagai nabi.

Juga tidak pernah merasa takut menghadapi orang–orang kafir. Di sisi lain, nabi Idris adalah seorang nabi yang rendah hati dan pemaaf.

 

Pesan dan Ajaran Nabi Idris as

Ada banyak pesan yang disampaikan nabi Idris as kepada umatnya sepanjang beliau hidup. Beberapa pesan, nasehat, dan ajaran yang diberikan oleh nabi Idris as adalah:

 

#1 Shalat Jenazah Sebagai Penghormatan

Nabi Idris as mengatakan, bahwa shalat jenazah pada hakikatnya hanyalah penghormatan kepada orang yang meninggal.

Sedangkan keselamatan dan syafaat adalah hak mutlak dari Allah swt yang diberikan kepada orang yang Allah swt izinkan.

Tentu saja sesuai dengan ukuran dan usaha orang tersebut dalam menjalankan amal kebajikan.

 

#2 Rasa Syukur Tidak Sepadan Dengan Nikmat Allah

Sebanyak apapun seorang hamba bersyukur dan mengucapkan rasa syukur tersebut, nikmat Allah swt selalu masih jauh lebih besar.

Sehingga, pada dasarnya, rasa syukur kita tidak pernah sepadan dengan nikmat yang telah Allah swt berikan.

 

#3 Sambut Seruan Allah Swt Secara Ikhlas

Beragama secara utuh memiliki konsekuensi dan pengorbanan. Berbagai perintah Allah swt harus disambut dengan baik dan ikhlas.

Baik itu shalat, puasa, dan berbagai ibadah lain yang diperintahkan dalam rangka menaati semua perintah Allah swt.

 

#4 Hindari Rasa Hasad Pada Manusia Lain

Rasa hasad atau dengki bisa jadi muncul saat melihat orang lain mendapatkan rezeki.

Namun, perlu dipahami bahwa hakikat dari rezeki di dunia tidaklah seberapa dibandingkan dengan apa yang ada di sisi Allah swt.

Karena itu, tidak ada keuntungannya menyimpan hasad dan dengki pada orang lain.

 

#5 Menumpuk Harta Tidaklah Bermanfaat

Harta yang dimiliki seseorang tidak akan dibawa mati. Karena itu, tidak ada manfaat menumpuk harta dan serakah dalam masalah harta.

Sebaliknya, sudah semestinya seorang muslim mengisi kehidupannya dengan hikmah kebijakan.

 

Meneladani Nabi Idris as

Oleh nabi Idris as, kita diajari untuk tidak menumpuk harta.

Dengan kata lain, ada empat tantangan dalam menyiapkan hari depan: harus tetap menabung sekaligus menjaga daya beli kita dari harga berbagai kebutuhan hidup yang kian tinggi, sambil memastikan bahwa uang simpanan kita tetap berguna bagi banyak orang, serta sesuai prinsip syariah.

Untuk menjawab tantangan menjaga daya beli adalah dengan berinvestasi. Investasi sendiri berbeda dengan menabung.

Ketika menabung, kita sekedar menyimpan uang untuk membeli sesuatu di kemudian hari.

Ketika berinvestasi kita menyimpan uang sambil menumbuhkannya melalui berbagai instrumen keuangan seperti: saham, obligasi dan reksa dana.

Dalam jangka panjang, investasi pasar modal seperti saham, obligasi dan reksa dana telah terbukti memberikan hasil lebih dibanding bunga tabungan bank.

Selanjutnya kita juga harus memastikan uang kita tidak sekedar ditimbun, tetapi tetap berguna bagi banyak orang.

Orang yang merasakan manfaat dari harta kita bukan hanya sanak saudara dekat kita.

Harta yang dititipkan kepada kita wajib diusahakan untuk dapat bermanfaat bagi mereka yang jauh, bahkan mungkin tidak kita kenal sekalipun.

Misalnya kita melakukan sedekah, Sobat Finansialku bisa baca juga, Dukung Sedekah Beras Untuk Yatim Piatu Dan Duafa

Yang terakhir adalah sesuai prinsip syariah. Beruntunglah, di Indonesia saat ini investasi syariah telah dikelola dengan sangat baik.

Enam bulan sekali, pada bulan Mei dan November, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan daftar perusahaan-perusahaan terbuka, surat utang syariah (SUKUK) yang memenuhi syarat sebagai instrumen investasi syariah, daftar tersebut sering disebut Daftar Efek Syariah (DES).

Jika berinvestasi langsung di saham syariah dan sukuk begitu menyita waktu dan memerlukan pengetahuan yang tidak sedikit, reksa dana syariah dapat dijadikan alternatif.

Reksa dana syariah dikelola oleh Manajer Investasi yang memiliki Unit Pengelola Investasi Syariah (UPIS) dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS), seperti Reksa Dana Manulife.

Pengelolaan reksa dana syariah diatur dalam peraturan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001.

banner -pahami asuransi syariah

 

Sobat Finansialku, nabi Idris sudah memberi kita inspirasi dalam kehidupan ini. Khususnya untuk tidak menumpuk harta. Yuk kita mengikuti jejak nabi Allah swt ini. 

Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai artikel ini, yuk kasih komentar kamu di bawah ini ya. 

 

Sumber Referensi:

  • Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Widya Cahaya, 2011.

 

Sumber Gambar:

  • https://bit.ly/3tO3nMB
  • https://bit.ly/3oggjth

dilema besar