Tahukah Anda bagaimana kisah Az-Zubayr Bin Al ‘Awwam, salah satu sahabat setia, nabi ini? Mari simak dan belajar dari sosoknya…
Yuk, sama-sama meneladani kisah sukses Az-Zubair bin Al ‘Awwam melalui penjelasan artikel Finansialku kali ini.
Az-Zubair bin Al ‘Awwam, Sahabat Nabi yang Mulia
Sobat Finansialku, pernah mendengar kisah Az-Zubair bin Al ‘Awwam?
Sahabat nabi yang satu ini memiliki nama lengkap Az-Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza bin Qushai bin Kilab, Al-Qurasyi Al-Azdi Al-Makki, Abu ‘Abdillah.
Beliau dilahirkan 28 tahun sebelum hijrah, merupakan putra dari bibi Rasulullah SAW, yaitu Shafiyah binti Abdul Muthallib Radhiyallahu Anhuma.
Yang berarti keponakan dari ibunda Khadijah Radhiallahu ‘Anha, karena ayahnya adalah saudara laki-laki sang Ummul Mukminin.
Sejak kecil, Zubair bin Awwam harus rela ditinggalkan selama-lamanya oleh sang ayah yang telah wafat.
Sehingga, beliau tumbuh bersama asuhan sang ibunda yang mendidiknya dengan keras, hingga Zubair menjadi sosok pahlawan tangguh.
Tak heran, jika beliau dikenal sebagai sahabat nabi yang pemberani. Az-Zubair bin Al ‘Awwam dikenal dengan panggilan Abu `Abdillâh.
Nasabnya adalah: Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab al-Qurasyi al-Asadi. Kun-yahnya adalah Abu Abdullah, Hawari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sosok Zubair bin Awwam menjadi salah satu sahabat yang mulia dan mendapat janji masuk surga. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
Abu Bakar berada di surga, Umar berada di surga, Utsman berada di surga, Ali berada di surga, Thalhah berada di surga, Zubair berada di surga.
[Baca Juga: Kisah Utsman Bin Affan, Sahabat Nabi yang Kaya & Khalifah Ketiga]
Generasi Pertama Masuk Islam
Zubair bin Awwam termasuk as-Sabiqun al-Awwalun, yaitu salah seorang dari 10 orang yang pertama masuk Islam.
Tepatnya saat di Mekah pada usia 15 tahun melalui perantara Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu.
Saat memeluk agama islam, ujian dan tantangan kerap dihadapi bahkan menjadi perbincangan di antara kaum kafir Quraisy yang mencela keislaman beliau, termasuk dari keluarganya.
Salah satunya yakni sang paman, yang marah besar saat mengetahui kabar tersebut. Akhirnya, ia menggulung Zubair bin Awwam dengan tikar lalu dibakar, sambil memaksa untuk kembali ke agama nenek moyangnya.
Keteguhan hati dan keyakinan Zubair bin Awwam pada agama Islam, membuatnya tidak goyah, sekalipun beliau saat itu dihadapkan pada situasi sulit.
Zubair bin Awwam berkata: “Aku tidak akan kembali kepada kekafiran selama-lamanya”.
Selain menjadi generasi pertama yang masuk islam, beliau pun termasuk salah satu dari enam sahabat ahli syura dalam musyawarah pemilihan khalifah setelah Umar Radhiyallahu anhu.
Hal ini merupakan pengakuan terhadap keilmuan dan kematangannya.
Pengikut Setia Nabi yang Pemberani
Zubair bin Awwam dikatakan sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW yang setia dan merupakan sosok pembela Rasullullah SAW.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda di hari Perang Ahzab, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?”
Zubair menjawab, “Saya (ya Rasulullah)”
Beliau kembali bertanya, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?”
Zubair kembali merespon, “Saya”
Lalu Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap nabi memiliki hawari (teman-teman setia), dan hawariku adalah Zubair.”
Zubair bin Awwam pun disebut sebagai tetanggga Nabi Muhammad SAW di surga.
Selain dikenal sebagai pengikut setia, Zubair bin Awwam juga merupakan sosok pembela Rasulullah SAW dengan segudang keberanian.
Hal ini dibuktikan saat beliau menjadi orang pertama yang menghunus pedang di jalan Allah.
Seperti dilansir kisahmuslim.com dari Aurah dan Ibnu al-Musayyib keduanya berkata, “Laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah adalah Zubair.”
Peristiwa itu terjadi ketika Nabi Muhammad SAW mendapat gangguan, dan Zubair bin Awwam yang menghunuskan pedangnya kepada orang-orang musyrik yang hendak berbuat sewenang-wenang kepada Nabi.
Selain itu, keberanian Zubair bin Awwam pun ikut terlibat dalam perang Badar dan berbagai peristiwa penting lainnya.
Seperti dikatakan Urwah bin Zubair, terdapat tiga tebasan pada diri Zubair yang salah satunya terletak di bahunya.
Ia terkena dua tebasan pada perang Badar dan satu tebasan pada perang Yarmuk.
Suatu ketika, Malaikat Jibril pun tampil menyerupai Zubair bin Awwam saat terjadi Perang Badar.
Dari Aurah bin Zubair, “Zubair mengenakan mantel kuning (di hari itu), lalu Jibril turun dengan menyerupai Zubair.
Di Perang Badar, Rasulullah menempatkan Zubair di sayap kanan pasukan, lalu ada sosok Zubair dekat dengan Rasulullah, beliau berkata kepadanya, “Perangilah mereka wahai Zubair!” Lalu orang itu menjawab, “Aku bukan Zubair.”
Akhirnya Rasulullah mengetahui bahwa itu adalah malaikat yang Allah turunkan dengan sosok Zubair, untuk membantu kaum muslimin di Perang Badar.
Menjadi Pedagang Sukses nan Dermawan
Tumbuh menjadi sosok yang pemberani, Zubair bin Awwam yang dijuluki Hawari Rasullah pun dalam kesehariannya dikenal sebagai pedagang sukses.
Kekayaannya tidak membuat beliau tamak, sebaliknya Zubair bin Awwam menjadi salah satu sahabat Nabi yang dermawan dan rajin bersedekah.
Bahkan, tidak tanggung-tanggung saat beliau membagikan seluruh hartanya kepada orang-orang fakir.
Hingga tidak meninggalkan sedikitpun dari hartanya itu untuk dirinya sendiri. Ka,ab berkata tentangnya, “Az-Zubair memiliki 1000 macam kekayaan yang dikeluarkan untuk perjuangan, dan tidak ada satu dirham pun yang masuk ke dalam rumah (disedekahkan seluruhnya), beliau mensedekahkan seluruh hartanya”.
Kedermawanannya ini tidak pernah membuatnya khawatir atau takut dengan kemiskinan.
Keyakinannya untuk mencurahkan jiwa dan hartanya di jalan Allah SWT membuat Zubair bin Awwam tidak ragu untuk bersedekah.
Sifat mulia Zubair bin Awwam yang dermawan, patut dicontoh oleh kita dengan memberi donasi atau sedekah sesuai kemampuan masing-masing.
Terlebih saat ini kita semakin dimudahkan untuk mengatur keuangan setiap bulannya sehingga bisa menyisihkan pendapatan untuk bersedekah.
Melalui aplikasi Finansialku, yuk bersama-sama membantu mereka yang membutuhkan.
Selain itu, Sobat Finansialku bisa menikmati kemudahan mengatur keuangan setiap bulannya dengan memanfaatkan fitur ‘Anggaran Keuangan’.
Salah satunya ada pos anggaran untuk sedekah sehingga bisa menjadi pengingat untuk kita melakukan donasi setiap bulannya.
Tidak perlu repot menulis satu-satu pos anggarannya, karena di dalam fitur Anggaran Keuangan sudah tersedia, dan memungkinkan kita untuk sekedar menulis besarannya saja.
Sudah download aplikasinya? Jika belum, silakan download di Google Playstore atau Appstore, atau klik link di bawah ini.
Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!
Yuk saatnya meneladani sifat mulia sahabat nabi, dan mengikuti jejak kedermawaanan Zubair bin Awwam.
Kisah Az-Zubayr Bin Al ‘Awwam dalam Kekayaannya
Sebagai pengusaha sukses, kekayaan Zubair bin Awwam cenderung lebih banyak dalam bentuk tanah dan rumah.
Seperti melansir dari Qultum Media, Zubair memiliki padang belantara, 11 rumah besar di Madinah, dua di Basrah, dan satu di Kuffah dan Mesir.
Sebelum beliau wafat sebagai seorang syuhada, Zubair bin Awwam bersungguh-sungguh dalam menyisihkan uangnya untuk melunasi utang-utangnya.
Ketika wafat, sebagian dari tanah yang dimilikinya digunakan untuk melunasi utang-utangnya terlebih dahulu, dan kemudian sisanya dibagikan yakni sepertiga hartanya dibagikan kepada cucu-cucunya, dan dua per tiga lainnya diberikan kepada ahli warisnya.
Sementara, saat beliau meninggal harta waris dan wasiatnya antara lain:
Harta waris: 38.400.000 Dirham
Harta wasiat: 19.200.000 Dirham
Jumlah: 57.600.000 Dirham, jika dikonversikan ke dalam mata uang rupiah maka totalnya Rp 3.543.724.800.000 atau tiga triliun lima ratus empat puluh tiga miliar tujuh ratus dua puluh empat juta delapan ratus ribu rupiah.
Wafatnya Zubair bin Awwam
Zubair bin Awwam wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 36 H di usia 66 atau 67 tahun.
Beliau dibunuh oleh seorang yang bernama Amr bin Jurmuz, saat terjadinya perang Jamal.
Zubair terbunuh ketika sedang melaksanakan solat selepas meninggalkan medan perang. Perang Jamal, Puncak Perselisihan para Sahabat
Perang Jamal disebabkan perselisahan para sahabat mengenai hukuman untuk pelaku pembunuhan Utsman bin Affan RA.
Sebab dalam perselisihan ini terdapat orang-orang yang mengadu domba. Saat terjadi perselisihan antara sahabat tersebut, Zubair dan juga Thalhah berada di sisi yang berseberangan dengan Sang Khalifah Ali bin Abu Thalib RA.
Kedua sahabat Nabi ini, bertolak dari Mekah menuju Bashrah di Irak untuk menuntut ditegakkannya hukum atas para pembunuh Utsman.
Berlinang air mata Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu melihat sekedup ibunda Aisyah berada di tengah medan perang, lalu ia berteriak kepada Thalhah, “Wahai Thalhah, apakah engkau datang untuk memerangi pengatinnya Rasulullah, sementara istrimu aman berada di rumah?”
Lalu Thalhah pun terperanjat dengan ucapan tersebut, ia berlari dari medan fitnah, namun sebuah anak panah lepas dari busurnya dan tepat menyasar urat kakinya.
Karena pendarahan dari luka tersebut, setelah beberapa waktu, Thalhah Radhiallahu ‘Anhu pun wafat.
Ali juga mengingatkan Zubair, “Wahai Zubair, aku memanggilmu atas nama Allah. Tidakkah engkau ingat, suatu hari di mana engkau lalui bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, saat itu kita berada di suatu tempat, Rasulullah bertanya kepadamu, ‘Wahai Zubair, apakah engkau mencintai Ali?’
Lalu dijawab, ‘Bagaimana bisa aku tidak mencintai anak dari pamanku (baik dari pihak ayah ataupun ibu) dan dia seagama denganku’.
Beliau melanjutkan sabdanya, ‘Demi Allah wahai Zubair, sungguh engkau akan memeranginya dan saat itu engkau berada di pihak yang keliru’.”
Zubair mengatakan, ‘Aku ingat sekarang, dan aku khilaf dari pesan beliau itu. Demi Allah, aku tidak akan memerangimu.”
Setelah pergi dari perang fitnah itu, akhirnya menjadi perjalanan akhir sosok Zubair bin Awwam.
Kabar wafatnya Zubair membawa duka mendalam bagi Ali bin Abi Thalib, ia mengatakan, “Nerakalah bagi pembunuh putra Shafiyyah ini.”
Saat pedang Zubair dibawakan ke hadapannya, Ali menciumi pedang tersebut sambil berurai air mata, lalu berucap “Demi Allah, pedang yang membuat pemilikinya mulia (dengan berjihad) dan dekat dengan Rasulullah (sebagai hawari).”
Usai dimakamkan, Ali mengucapkan kalimat perpisahan kepada Zubair, “Sungguh aku berharap bahwa aku, Thalhah, Zubair, dan Utsman termasuk orang-orang yang difirmankan Allah,
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. Al-Hijr: 47)
Meneladani Kemuliaan Sahabat Nabi
Sobat Finansialku, itulah kisah Az-Zubayr Bin Al ‘Awwam salah seorang sahabat Nabi yang mulia, dikenal dengan kisah keberanian dan kedermawanannya.
Tentunya banyak pelajaran dan hikmah yang patut diteladani dari sosok Az-Zubair bin Al ‘Awwam.
Supaya bisa menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih baik lagi, terutama dalam membela kebenaran dan rajin bersedekah.
Semoga artikel kali ini bisa memberikan manfaat, dan memberikan inspirasi kepada Sobat Finansialku dari kisah sukses Az-Zubair bin Al ‘Awwam.
Oh ya, jangan lupa bagikan artikel ini kepada banyak orang supaya mereka bisa meneladani sifat mulia salah satu sahabat nabi ini. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Redaksi. Zubair bin Awwam Radhiallahu ‘Anhu. Kisahmuslim.com- https://bit.ly/3wqJQEe
- Admin. 18 Agustus 2017. Sahabat Nabi dengan Kekayaan Luar Biasa. Qultummedia.com – https://bit.ly/3dW78YL
- Redaksi. 29 Mei 2020. Zubair bin Awwam. Griyayatim.com- https://bit.ly/39KsmJu
Sumber Gambar:
- Kisah Sukses Az-Zubayr Bin Al ‘Awwam 01 Finansialku – https://bit.ly/3x6AQV1
- Kisah Sukses Az-Zubayr Bin Al ‘Awwam 02 Finansialku – https://bit.ly/3alfWIa
dilema besar