Sebagai penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, bagaimana kinerja dan prospek TOWR di tengah resesi dan adanya 5G di masa depan?
Rubrik Finansialku
Analisis Fundamental
Sebagai perseroan penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia. TOWR menyewakan menara ke operator yang ada di Indonesia seperti Telkomsel, XL Axiata, Indosat dan PT Hutchison 3 Indonesia.
Emiten yang masuk dalam Index LQ45 ini memiliki lebih dari 20.000 tower, dengan lini bisnis bidang aktivitas konsultasi manajemen, aktivitas perusahaan holding dan konstruksi sentral telekomunikasi.
SMN juga menyelesaikan pembelian sekitar 2.500 menara dari XL, dengan penyewaan kembali oleh XL sejumlah 2.433 menara untuk jangka waktu 10 tahun.
Serangkaian akuisisi tetap dilakukan, pertumbuhan yang terjadi ini dikarenakan para operator terus memperluas jangkauan jaringan mereka.
Melalui entitas anak nya, PT Protelindo Menara Permata (PMP), TOWR melakukan peningkatan modal dasar, sebagian besar Menara Protelindo berlokasi di empat wilayah berpenduduk padat di Indonesia: Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Sekitar 52% menara perusahaan berlokasi di Jawa yang sangat strategis, pertumbuhan di luar Jawa yang semakin penting.
[Baca Juga: Analisa Saham: Prospek PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM)]
Kegiatan usaha utama Protelindo adalah penyewaan ruang untuk lokasi menara yang dapat digunakan bersama kepada seluruh operator nirkabel besar di Indonesia dengan perjanjian sewa jangka panjang.
Portofolio menara yang baru merupakan yang terbesar di Indonesia dan terluas secara geografis.
Pada Desember 2019, beberapa menara telah mencapai rasio sewa diatas 2,0x dan setinggitinggi nya 2,4x terutama menara yang di miliki, di operasikan, dan di pasarkan selama 10 tahun atau lebih.
Berkomitmen untuk menjadi perusahaan menara terkemuka di Indonesia. Pertumbuhan portofolio menara menegaskan kembali Perseroan untuk mencapai tonggak yang signifikan di dalam industri, mengingat telah menjadi perusahaan menara independen pertama di Indonesia yang memiliki dan mengoperasikan portofolio 21.200+ lokasi menara dengan 38.000+ penyewa lokasi.
Pada akhir tahun 2019, TOWR melakukan akuisisi saham dan menjadi pemegang saham pengendali atas PT Istana Kohinoor (Kohinoor).
Kohinoor telah mendapatkan hak untuk menggunakan lahan non-fuel retail (NFR Bisnis) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Sebagai bagian dari kesepakatan dengan Kohinoor, Kohinoor memiliki 100% saham di PT Protelindo Menara Permata (PMP), yang mana akan diberikan hak atas NFR Bisnis di SPBU.
Baik Kohinoor dan PMP adalah perusahaan yang terkonsolidasi dengan TOWR.
Fokus operasi Perusahaan saat ini melalui anak perusahaan utama, yaitu Protelindo dan iForte untuk penyediaan infrastruktur bagi klien untuk mengoperasikan layanan telekomunikasi nirkabel.
Ketentuan dalam melakukan hal tersebut didasarkan pada kontrak sewa jangka panjang yang umumnya berlaku untuk jangka waktu 10 tahun.
[Baca Juga: Penutupan IHSG Hari Ini, 10 November 2020 Menguat di 5.462,739]
Sebagai perusahaan induk, Perusahaan memberikan panduan dan konsultasi manajemen kepada Protelindo dan iForte.
Sebagian besar bisnis TOWR telah berkembang dari berbasis menara menuju kontrak-kontrak build to suit, akuisisi menara, mengakomodasi kolokasi pada menara yang telah dibangun dan menyediakan jaringan fiber optic termasuk jaringan antar menara-menara dan juga bekerja untuk mengakomodasi kolokasi atau atau pembagian jaringan fiber optic yang ada untuk pengembalian investasi fiber yang lebih tinggi.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Kinerja Keuangan PT Sarana Menara (TOWR)
Jika menganalisa kinerja keuangan TOWR, diambil dari data Financial Statement per September 2020, TOWR mengalami pertumbuhan revenue sejak 2011, karena efek pandemi bisnis pun mencetak keuntungan.
Untuk pendapatan bersih TOWR mencatatkan Net Profit mencapai Rp 1,9 triliun yang meningkat dibanding tahun lalu Rp 1,5 triliun, pertumbuhan ini faktor dari meningkatnya pendapatan hingga 19% di Kuartal 3- 2020.
Peningkatan ini karena adanya penambahan 5.200 penyewa menara dan sewa yang mencapai 12.244 km serat optik berdasarkan kontrak jangka panjang.
Dikutip dari laporan keuangan konsolidasian per September 2020 TOWR (idx.co.id), TOWR mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 19,35% atau Rp 5,5 triliun.
Untuk melihat apakah saat ini saham dalam keadaan mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 5,5x di 2020, yang berarti harga saat ini cukup overvalued jika dibandingkan industri sektor telekomunikasi lainnya seperti TLKM yang sedang berada di 2,3x PBV, lalu TBIG yang berada di 5,06x PBV, lebih murah daripada TOWR.
PBV yang rendah akan mencerminkan harga dalam keadaan murah. Untuk Price to Earning Ratio (PER) TOWR ada di 19,4x per September 2020, yang jika dibandingkan TBIG dengan PER 34,51x maka TOWR dihargai lebih murah.
Aset TOWR terus bertumbuh selama 5 tahun terakhir, per September 2020 TOWR memiliki Aset Lancar Rp 33,23 triliun dan Aset tidak Lancar Rp 30,17 triliun, peningkatan Aset di 2020 sebesar 20% ini dikarenakan Hak Guna yang dicatatkan karena penerapan PSAK 73 per Januari 2020 dan Investasi Obligasi.
Untuk Liabilitas, TOWR mengalami peningkatan 7,43%, TOWR sendiri tidak menggunakan rasio DER untuk utangnya, dilansir melalui CNBC Indonesia TOWR menggunakan analisa leverage utang bersih terhadap EBITDA tahunan berada di 2,4x.
Infrastruktur komunikasi menara dan fiber optic cable umumnya dibangun berdasarkan penerimaan pesanan setelah memiliki kontrak sewa jangka panjang.
Pendapatan terbesar dari segmen Sewa Menara yang menyumbang 90,70% dari total Pendapatan TOWR dan sisanya dari segmen bisnis Jasa VSAT, MWIFO & Internet.
Perseroan ini diketahui mencetak EPS tahun ini di angka 51 yang tergolong Overvalued.
EPS yang meningkat dari tahun 2019 berada di 46 periode September, ini menunjukkan perusahaan mengalami peningkatan pendapatan dan laba bersih.
Akan lebih baik berinvestasi di emiten yang EPS nya bertumbuh dari tahun ke tahun.
Analisis Teknikal PT Sarana Menara Nusantara (TOWR)
Hingga penutupan market Sesi I, 10 November 2020, saham PT Sarana Menara Nusantara terlihat mengalami tren bearish, sempat downtrend di Januari 2020.
Permintaan dari operator di kala Pandemi, efek Work dan Study From Home membuat harga saham mereka rebound di Maret 2020 hingga sepanjang 2020 emiten ini mengalami Uptrend Consolidation.
Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu Weekly. Potensi bullish masih ada. Melihat besarnya prospek bisnis TOWR di periode berikutnya.
Saat tulisan ini ditulis (10/11), TOWR diperdagangkan pada harga 1005/unit mengalami pelemahan hingga -2,43% dari hari sebelumnya.
Indikator MACD berada di atas garis nol dengan tekanan beli cukup kuat, ada kemungkinan akan terjadi bullish di kemudian hari.
Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly, terlihat sinyal %K yang memotong %D dari bawah ke atas yang menunjukkan sinyal buy.
Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk tren bullish, akan menjadi kesempatan yang menarik jika berhasil menyentuh harga atau lebih tinggi dari resistance nya di 1050.
Jika mampu naik lagi bisa mencapai target price di area resistance 1060-1100 dan cut loss jika melewati garis supportnya di 1020-1014, ada kemungkinan untuk uptrend hingga penutupan tahun yang dipengaruhi Window Dressing.
Outlook PT Sarana Menara Nusantara (TOWR)
TOWR berkomitmen menjadi perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi independen di Indonesia dengan cara terus berekspansi.
Ke depannya, rencana penambahan menara masih akan terus dilakukan mengingat permintaan pasar yang besar, di mana jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 90%.
Pulau Jawa adalah tempat dimana TOWR punya ekspektasi di mana operator telekomunikasi akan menambah kapasitas untuk mendukung permintaan jaringan melalui peningkatan peralatan, pesanan tower baru dan kolokasi.
Sementara kebutuhan di wilayah luar Jawa mulai bertumbuh yang saat ini sedang dalam pengembangan modal signifikan untuk memperluas lebih dari 36.000 km jaringan fiber optic cable.
[Baca Juga: Analisa Saham: Kinerja dan Prospek AKRA (PT AKR Corporindo Tbk.)]
Pertumbuhan permintaan untuk lebih banyak jaringan fiber didukung oleh pertumbuhan yang kuat dalam lalu lintas internet dan diperkirakan akan terus bertumbuh sebagaimana yang diperlukan untuk jangkauan jaringan 4G-LTE dan hadirnya 5G di masa depan.
Bisnis TOWR memang sangat menarik, terlebih lagi adanya efek ketergantungan dan kebutuhan manusia akan akses digital, kebutuhan sinyal stabil dan jangkauan internet yang luas, dan hampir seluruh wilayah berpenghuni di Indonesia sudah tersentuh dengan Internet.
Menguatnya mobile device untuk internet membuat prospek emiten ini semakin cerah. Penghasilan laba yang didapat oleh emiten ini juga memberikan efek premium kepada emiten ini.
Penerapan RUU Omnibus Law terkait kebijakan berbagai infrastruktur akan menjadi sentimen positif dan negatif sekaligus.
Jika nanti diterapkan dan investor asing masuk menjadi kompetitor, dukungan pendanaan yang lebih murah di luar negeri, ini akan berpengaruh pada pendapatan sewa menara.
Namun untuk pesaing yang ingin masuk, jumlah modal yang besar akan cukup sulit untuk menyalip kinerja dari TOWR.
Dilansir melalui bisnis.com, TOWR memiliki strategi berkelanjutan selama pandemi Covid-19 dengan merampingkan proses dalam bisnis agar lebih efisien dan efektif dalam manajemen aset dengan menggejot digitalisasi bisnis perseroan.
Kesimpulan
Kinerja manajemen yang baik, prospek yang cerah ditengah Era Digital dan kehadiran 5G di 4-5 tahun ke depan akan membawa sentimen positif.
Kinerja fundamental yang dinilai cukup baik bisa menjadikan emiten ini sebagai pertimbangan di antara emiten lainnya dari sektor Infrastrucure, Utilities anda Transportation.
Portofolio menara yang tersebar secara geografis memberikan cakupan di seluruh kepulauan Indonesia, sehingga memperkuat posisi sebagai penyedia menara yang diutamakan mampu memenuhi kebutuhan nasional, regional, lokal dan perusahaan telekomunikasi nirkabel yang sedang berkembang.
Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisa saham TOWR dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) 2019 (www.idx.co.id)
- Data Rivan Kurniawan
- CNN Indonesia
- CNBC Indonesia
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Consolidated Financial Statements PT Sarana Menara Nusantara (TOWR), September 2020
- https://bit.ly/3eNeGia, https://bit.ly/32us1qp, https://bit.ly/35hehkN, https://bit.ly/32qSN32
dilema besar