Kenapa dalam Islam ada penyakit ain? Apa definisinya serta bagaimana cara mencegahnya?
Cari tahu informasi selengkapnya di artikel Finansialku satu inI!
Summary:
- Penyakit ain dalam agama Islam menjadi salah satu hal yang perlu kita waspadai terutama bagi orang tua, karena kerap terjadi pada anak-anak.
- Ada beberapa ciri penyakit ain dan doa-doa yang sebaiknya kita amalkan agar bisa terhindari dari penyakit ini.
Apa Itu Penyakit Ain
Dalam kacamata agama Islam, terdapat penyakit berbahaya yang merugikan kita serta orang lain, yang bentuknya tidak kasat mata.
Adalah penyakit ain, sebuah penyakit yang timbul akibat dari pandangan mata seseorang dengan perasaan iri atau dengki.
Syaikh Abdurrahman bin Hasan menyebutkan:
Artinya: “Seseorang yang memandang, menimbulkan gangguan pada yang dipandang.” (Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid, hal 69.)
Al Lajnah Ad Daimah juga menjelaskan tentang penyakit ain, di mana:
Artinya:
“Ain dari kata ‘aana – ya’iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut.”
Sementara itu, melansir laman Gramedia.com, definisi dari penyakit ain adalah:
“Istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah kemalangan yang disebabkan oleh satu orang ke orang lain yang disebabkan adanya perasaan cemburu serta iri hati. Pada penyakit ini, pandangan mata yang menimbulkan kekaguman orang saat melihat sesuatu akan diikuti dengan respon jiwa negatif.”
Dalam islam, ini merupakan penyakit nonmedis yang biasanya terjadi pada anak-anak.
Maka dari itu, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah SWT dari penyakit yang bisa menimpa seorang anak di hari kelahirannya.
Melansir laman detik.com, penyakit ini sudah ada sejak jaman dulu. Rasulullah SAW mengatakan bahwa penyakit ain itu nyata.
Artinya: Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ain itu yang bisa. (HR. Muslim No. 2188).
[Baca Juga: 17+ Cara Mendidik Anak Menurut Islam, Terapkan Yuk!]
Penyebab Penyakit Ain
Melansir beberapa laman, M. Saifudin Hakim dan Siti Aisyah Ismail dalam Thibbun Nabawi mengatakan kalau penyebab penyakit ini adalah pandangan mata yang dengki atau kagum/takjub kepada anak-anak.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan,
“Jiwa orang yang menjadi penyebab penyakit ain bisa saja menimbulkan penyakit ain tanpa harus dengan melihat (secara langsung). Bahkan, terkadang ada orang buta lalu dideskripsikan sesuatu kepada orang buta tersebut dan jiwanya bisa menimbulkan penyakit ain meskipun dia tidak melihatnya.”
Selain rasa iri dengki, penyebab penyakit ain juga karena pandangan kagum seseorang terhadap orang lain.
Dalam hadist dari Abu Umamah bin Sahl, beliau berkata:
“Suatu saat ayahku, Sahl bin Hunaif, mandi di Al Kharrar. Ia membuka jubah yang ia pakai, dan ‘Amir bin Rabi’ah ketika itu melihatnya. Dan Sahl adalah seorang yang putih kulitnya serta indah. Maka ‘Amir bin Rabi’ah pun berkata: “Aku tidak pernah melihat kulit indah seperti yang kulihat pada hari ini, bahkan mengalahkan kulit wanita gadis.”. Maka Sahl pun sakit seketika di tempat itu dan sakitnya semakin bertambah parah. Hal ini pun dikabarkan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wassalam, “Sahl sedang sakit dan ia tidka bisa berangkat bersamamu, wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Mengapa seseorang menyakiti saudaranya? Mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan? Sesungguhnya penyakit ‘ain itu benar adanya, maka berwudhulah untuknya!” Amir bin Rabi’ah lalu berwudhu untuk disiramkan air bekas wudhunya ke Sahl. Maka Sahl pun sembuh dan berangkat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Malik dalam Al-Muwatha [2/938] dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [6/149]).
Ciri-Ciri Penyakit Ain
Syaikh Abdul Azi As-Sadhan hafidzahullahu Ta’ala, berikut adalah bentuk ciri-ciri dari penyakit ain, yaitu:
- Sakit kepala yang berpindah-pindah
- Menyendiri atau suka mengasingkan diri
- Senang atau terlalu banyak tidur
- Panas atau dingin di anggota badan
- Ketakutan yang tidak wajar
- Sering menguap atau terengah-engah
- Memiliki masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab-sebab medis yang diketahui
- Perilaku atau emosi yang berlebihan
- Sering berkeringat dan buang air kecil
- Detak jantung menjadi cepat dan tidak beraturan
- Ketakutan yang berlebihan
- Sering merasa tidak puas atas segala pencapaian serta keberkahan yang dia dapatkan.
[Baca Juga: Bund, Inilah 10+ Cara Mengajari Anak Membaca yang Efektif!]
Cara Mengobati Penyakit Ain
Terdapat beberapa cara untuk mengobatinya, salah satunya adalah dengan membiasakan untuk membaca surat Al-Falaq, An-Naas, dan Al-Ikhlas setiap pagi dan sore hari.
Dari H.R. Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda,
“Ketika Anda memasuki malam dan ketika Anda bangun di pagi hari tiga kali dan itu akan melindungi Anda dari segalanya.” (H.R. Tirmidzi 3575).
Selain itu, terdapat pula doa yang Rasulullah SAW ajarkan untuk kita bacakan agar mendapatkan perlindungan dari Allah SWT:
“Saya mencari perlindungan dalam kata-kata Allah yang sempurna dan kejahatan yang telah Dia ciptakan.” (HR. Muslim: 4881)
Berdoa dan berserah diri pada Allah SWT tentu harus kita barengi dengan usaha-usaha dan tradisi yang tidak islami. Adapun, usaha mengobati penyakit ini, adalah:
#1 Mandi dari Air Bekas Mandi Orang yang Menyebabkan Ain
Melansir laman Gramedia.com, hadist dari Ibnu Abbas R.A, Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Ain itu benar adanya. Andaikan ada perkara yang bisa mendahului takdir, maka itulah ain. Maka jika kalian mandi, gunakanlah air mandinya itu.” (HR. Muslim No. 2188).
#2 Mandi dari Air Bekas Wudhu Orang yang Menyebabkan Ain
Selain cara pertama, terdapat cara lain yang juga Rasulullah SAW rekomendasikan. Adalah dengan mandi air bekas wudhu orang yang menyebabkan Ain.
Cara ini pernah Rasul perintahkan kepada Amir bin Rabi’ah untuk berwudhu dan menyiramkan air wudhunya kepada Sahl yang terkena Ain, sebagaimana yang Finansialku jabarkan sebelumnya.
Aisya R.A juga pernah berkata:
“Dahulu orang yang menjadi penyebab ain diperintahkan untuk berwudhu, lalu orang yang terkena ain mandi sisa dari air wudhu tersebut.” (HR. Abu Daud no. 3885, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2522).
#3 Ruqyah Syar’iyyah
Asma binti Umais RA pernah bertanya pada Rasulullah:
“Wahai Rasulullah, Bani Ja’far terkena penyakit ain, bolehkah kami minta mereka diruqyah? Nabi menjawab: iya boleh. Andaikan ada yang bisa mendahului takdir, itulah ain.” (HR. Tirmidzi no.2059, Ibnu Majah no.3510, yang dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).
Adapun, doa yang harus kita bacakan saat meruqyah seseorang, dari hadist Aisyah RA, adalah:
Artinya: “Dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ain.” (HR.Muslim no. 2185).
Selain doa di atas, yang meruqyah juga bisa membaca doa-doa ruqyah dari hadist-hadist shahih dan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya.
Cara Mencegah Penyakit Ain dan Mencegah Pandangan Agar Tidak Menimbulkan Ain
Agar terhindar dari penyakit ain, terdapat beberapa cara yang bisa kamu lakukan, di antaranya:
#1 Membaca Surat-surat Pendek dan Memanjatkan Pujian Kepada Allah SWT
Penyakit ain bisa kita cegah apabila senantiasa memanjatkan pujian kepada Allah SWT, seperti Tabarakallah atau Masya Allah.
Selain itu, kita juga direkomendasikan untuk membaca surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An Nas sebanyak tiga kali setelah subuh dan maghrib.
#2 Menghindari Sikap Suka Pamer
Cara untuk mencegah yang kedua adalah dengan menghindari sikap suka pamer dan berhias diri dengan sifat tawadhu.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
Artinya:
“Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain.” (HR. Muslim no. 2865).
Usahakan untuk tidak menyebut-nyebut kekayaan, kesuksesan, kebahagiaan keluarga, atau menceritakan hal lain yang bisa menimbulkan iri dengki orang yang mendengar atau melihatnya.
#3 Menjauhi Larangan, Melaksanakan Perintah
Cara ini merupakan cara paling utama dalam hal mencegah datangnya penyakit ain kepada kita.
Menjauhi larangan, melaksanakan perintah serta senantiasa mendekatkan diri kepada Allah adalah cara paling efektif.
Melakukan itu seraya membentengi diri dengan dzikir doa, dan ta’awudz yang disyariatkan, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du: 28).
#4 Ruqyah Syar’iyyah
Ada beberapa ruqyah sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah terkena penyakit ain, yaitu dengan memanjatkan doa yang juga Malaikat Jibril panjatkan ketika meruqyah Rasulullah:
Artinya:
“Dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ain.” (HR. Muslim no. 2185).
Doa Agar Terhindar Penyakit Ain
Rasulullah SAW pernah mencontohkan kepada umatnya untuk membaca doa kita senantiasa terhindar dari penyakti ain.
Doa ini pernah beliau bacakan kepada cucunya, Hasan dan Husain untuk menghindarkan mereka dari penyakit ini:
Artinya:
Dengan nama Allah, saya meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu.” (HR. Muslim).
[Baca Juga: 450+ Nama Bayi Laki-laki Islami dan Modern Beserta Artinya]
Tetap Waspada dan Memanjatkan Doa
Nyatanya, sadar atau tidak sadar, kita pernah menjadi salah satu penyebab penyakit ain seseorang.
Pun, seseorang pernah menjadi salah satu penyebab hadirnya penyakit ini pada orang lain dari pujian yang kita lontarkan.
Para ulama bahkan mengatakan kalau benda mati juga bisa terkena penyakit ain, yang mana menyebabkan kerusakan atau hancur secara tiba-tiba benda mati tersebut.
Maka, tidak ada jaminan bahwa kita bisa selamanya aman dari penyakit ini, sehingga tetaplah rendah hati dan senantiasa berdoa pada Allah SWT.
Namun sebagai orang tua, bukan hanya penyakit ain yang perlu kita waspadai. Melainkan berbagai risiko penyakit lainnya yang kerap terjadi pada anak-anak.
Tentu saja, hal ini seringkali membuat kita harus menyiapkan biaya tak terduga atau anggaran khusus untuk pengobatannya.
Tapi, lain halnya jika Sobat Finansialku sudah melengkapi proteksi dengan asuransi kesehatan.
Mungkin, biaya untuk pengobatan tidak akan mengganggu cash flow keuangan karena sudah di-cover oleh asuransi.
Pertanyaannya, sudahkah kamu memiliki perlindungan tersebut sebagai proteksi kesehatan keluarga?
Jika belum, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan hal ini. Supaya nantinya tidak salah pilih produk asuransi, kamu bisa pelajari ebook Finansialku berikut.
Ebook GRATIS, Anti Pusing Mikirin Biaya Kalau Sakit
Bagaimana pendapatmu mengenai ini? Apakah kamu percaya adanya penyakit ain? Mari kita diskusikan di kolom komentar!!
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
- Ananda. 1 November 2022. Mengenal Penyakit Ain yang Perlu Kita Waspadai dan Cara Mengobatinya. Gramedia.com – https://bit.ly/3Nq2gOl
- Restu Wahyuning Asih. 04 Januari 2022. Apa Itu Penyakit Ain: Penyebab, Efek dan Cara Mencegahnya. Kabar24.bisnis.com – https://bit.ly/3gYt5gC
- Kristina. 11 Juni 2022. Penyebab Penyakit Ai n dan Doa Agar Terhindar Darinya. Detik.com – https://bit.ly/3DwUttM
- Yulian Purnama. 27 Oktober 2022. Mengenal Penyakit Ain, Pencegahannya dan Pengobatannya. Muslim.or.id – https://bit.ly/3h3ilgE
- Ananda. 1 November 2022. Pengertian Penyakit Ain, Ciri-Ciri, dan Doa Terhindar Dari Penyakitnya. Gramedia.com – https://bit.ly/3TTVeUB
dilema besar