Sudahkah Anda mengetahui apa itu sistem Ekonomi Fasisme?
Nah kali ini Finansialku akan membahasnya secara lengkap. Jadi bagi Anda yang ingin tahu, siapkan secangkir kopi dan simak terus artikelnya…
Rubrik Finansialku
Pengertian serta sejarah Sistem Ekonomi Fasisme
Pernahkah Anda mendengar istilah Sistem Ekonomi Fasisme? Nah sistem ekonomi ini merupakan interpretasi dari ideologi fasisme yang diwariskan oleh era kekaisaran Roma beberapa abad lalu.
Fasisme sendiri diambil dari bahasa Italia yakni Fascio dan juga bahasa Latin fasces yang berarti sebatang kayu. Nah sebatang kayu tersebut dijadikan sebagai perumpamaan atau simbol kekuatan dikarenakan kapak di bagian tengahnya diumpamakan sebagai kekuatan yang menyatu.
[Baca Juga: Hari Pajak: Sejarah Pajak dan Titik Balik Perekonomian Indonesia]
Secara istilah fasisme adalah paham politik ekstrim yang menjunjung tinggi kekuasaan tunggal (absolut) dan mengabaikan demokrasi.
Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa fasisme merupakan paham politik yang mengedepankan keunggulan dan kepentingan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lainnya.
Sejarah cikal bakal munculnya fasisme menurut George Mosse sendiri dimulai pada akhir abad ke-19 yang ditandai dengan serangan terhadap kaum liberalisme dan positivisme.
Serangan fasisme ini dianggap sebagai pemberontakan bersifat revolusioner dan totaliter kedua setelah yang dilakukan oleh komunisme.
Nah paham fasisme semakin mengakar pada abad ke-20. Terutama pada masa-masa terjadinya Perang Dunia I yang berpusat di wilayah Eropa. Bahkan fasisme sendiri mulai merasuk ke berbagai sendi kehidupan.
Bukan hanya masalah ideologi dan politik, melainkan ke sistem perekonomian.
[Baca Juga: Simak Sejarah Pos Indonesia Dari Zaman VOC Hingga Sekarang]
Di Eropa sendiri ada beberapa negara yang menganut paham Fasisme yakni Italia sendiri (1922) dibawah kepemimpinan Benito Musolini, Jerman (1933), serta Spanyol (1936).
Sementara itu paham Fasisme juga sempat meluas hingga wilayah Asia dan Amerika Selatan. Jepang (1930-an) sedikit banyak telah mengadopsi paham fasisme yang ditandai dengan adanya perubahan kearah lembaga-lembaga yang totaliter.
Sementara di Amerika Selatan, Argentina dan Chili juga sempat mengadopsi paham tersebut.
Perkembangan Fasisme
Fasisme kembali muncul dan eksis setelah Italia mengalami krisis ekonomi pasca perang dunia pertama. Meskipun menjadi pemenang perang, negeri pizza gagal mendapatkan pembagian wilayah di Afrika Utara.
Tidak hanya itu krisis ekonomi semakin parah dan masyarakat Italia banyak yang tidak memiliki pekerjaan. Nah disinilah Mussolini hadir sebagai salah satu pelopor untuk menawarkan perubahan.
[Baca Juga: Ngaku WNI? Yuk Ketahui Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia]
Nah disinilah gerakan-gerakan fasisme semakin gencar. Bahkan apa yang dilakukan oleh Mussolini sempat menginspirasi beberapa negara lain. Spanyol muncul sebagai salah satu negara berpaham fasisme melalui seorang jenderal diktatornya bernama Jenderal Franco.
Gerakan Fasisme ala Mussolini juga menginspirasi seorang Adolf Hitler. Pemimpin Nazi Jerman ini kembali mengaplikasikannya pada Perang Dunia II yang meletus pada kurun waktu 1939-1945.
Namun selepas Perang Dunia II berakhir, paham fasisme mulai hilang walaupun penerapannya masih ada hanya saja tersembunyi.
Ciri-ciri negara fasisme
Nah untuk lebih memahami ideologi/paham fasisme, kami akan menjabarkan beberapa ciri yang menandakan suatu negara yang menganut paham fasisme.
#1 Pemerintah absolut
Ciri pertama suatu negara yang menganut paham fasisme adalah kekuasaan pemerintah yang absolut. Dalam menjalankan pemerintahannya, penguasa akan bersifat otoriter, memiliki satu partai, dan tidak mengakui oposisi.
#2 Gerakan Militerisme
Negara berpaham fasisme sangat menjunjung tinggi gerakan militer. Karena mereka selalu meyakini bahwa musuh akan selalu mengancam setiap waktu dan membuat negara berada dalam keadaan bahaya.
#3 Konstruksi musuh
Disisi lain, negara berpaham fasisme akan mengkonstruksi musuhnya sendiri. Biasanya mereka menciptakan musuhnya sendiri berdasarkan konspirasi maupun ideologi.
#4 Membenci kemerdekaan berbicara
Di negara fasisme, mulut benar-benar dikunci rapat dan tidak ada kesempatan untuk mengemukakan pendapat, apalagi mengkritik. Ini merupakan interpretasi dari pemerintahan yang otoriter.
#5 Negara dijadikan alat untuk mencapai tujuan
Untuk menggapai sebuah tujuan dan ambisi, maka negara dijadikan alat permanen untuk melancarkan segala upayanya.
Sistem Ekonomi Fasisme
Lalu bagaimana implikasi ideologi fasisme terhadap sistem ekonomi? Pada dasarnya banyak ahli meyakini bahwasannya negara-negara dengan paham fasisme tidak memiliki ideologi ekonomi. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pun tidak bisa dijelaskan dalam kerangka ekonomi yang logis.
Mereka cenderung mengikuti sebuah kepentingan, keperluan perang, dan cenderung mendukung respon pragmatis akan sebuah keadaan. Sehingga sistem perekonomian mereka dinilai cukup abstrak dan mengikuti kebijakan penguasa secara subjektif.
Nah itulah sedikit penjelasan mengenai Sistem Ekonomi Fasisme. Jangan lupa share artikel ini dan semoga bermanfaat….
Download Sekarang!
Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 20-an, GRATIS!
Sumber Referensi:
- Martin Sitompul. 2020. Ketika Fasisme Muncul di Muka Bumi. Historia.id- https://bit.ly/2DyyfvQ
- Admin. 18 Desember 2019. Ideologi Fasisme. Dosenpendidikan.com- https://bit.ly/307qTHr
dilema besar