Kenaikan upah buruh tidak sepadan dengan kenaikan inflasi. Gimana caranya penuhi kebutuhan sehari-hari?
Jangan bingung, ikuti tipsnya berikut ini. Simak sampai akhir, ya.
Summary:
- Tren inflasi yang tidak sebanding dengan kenaikan upah buruh memberikan dampak kurang baik pada kondisi keuangan masyarakat.
- Ada beberapa tips yang sebaiknya kita lakukan dalam menghadapi kondisi perekonomian saat ini, yang penuh ketidakpastian dan tekanan.
Naiknya Upah Buruh Tidak Sepadan dengan Kenaikan Inflasi
Kenaikan harga bahan baku dan sejumlah kebutuhan pokok agaknya menjadi polemik yang tak ada habisnya.
Sebab, hal ini memperburuk keadaan keuangan masyarakat dan membuat daya beli terus menurun akibat inflasi. Sementara upah tidak ikut naik.
Kondisi yang terjadi memang salah satu dampak jangka panjang Covid-19. Coba ingat kembali, pada 2020 lalu banyak kegiatan dan bisnis yang mendadak terhenti, sehingga roda perekonomian negara pun terhambat.
Kemudian 2021, merupakan masa permulaan recovery mayoritas negara di dunia untuk membangkitkan perekonomian.
Di mana bisnis mulai berjalan kembali, tapi tak lama mengalami tekanan karena munculnya konflik global, seperti perang Rusia dan Ukraina. Hingga memunculkan beberapa krisis, seperti energi dan pangan.
Bukti Kenaikan Inflasi
Tidak sebandingnya peningkatan angka inflasi dengan kenaikan upah buruh, bisa kita lihat dari tabel UMR Jakarta setiap tahunnya, berikut ini:
Berdasarkan tabel tersebut, memberikan informasi mengenai perbandingan antara kenaikan UMR dan harga BBM.
Contohnya di tahun 2000 hingga 2022, persentase kenaikan UMR lebih tinggi daripada harga BBM.
Secara logis, ini memang terlihat kalau UMR dapat menutupi biaya BBM yang harganya masih lebih rendah daripada keseluruhan gaji bulanan.
Tapi, jangan lupa kalau tabel ini hanya membandingkan UMR dengan satu aspek kehidupan kita.
Belum termasuk kebutuhan pokok rumah tangga dan bahan baku rumahan, seperti:
- Beras;
- Cabai;
- Daging;
- Bawang;
- Minyak goreng;
- Dll.
[Baca Juga: Cara Menabung 10 Juta dalam 3 Bulan dari Gaji UMR, Pasti Bisa!]
Apa Faktor Pemicu Inflasi?
Berikut ini beberapa faktor pemicu naiknya inflasi secara umum:
#1 Permintaan yang Tidak Seimbang
Sebagaimana hukum dasar ekonomi, ketika supply tidak bisa memenuhi demand yang banyak, maka harga akan naik.
Sementara itu, di dunia ini, rata-rata angka kelahiran selalu lebih banyak daripada angka kematian, yang akhirnya memperburuk keadaan ini.
#2 Biaya Produksi Meningkat
Faktor berikutnya masih berkaitan dengan poin pertama, di mana biaya produksi akan terus naik setiap waktu.
Penyebabnya karena terdorong oleh permintaan yang juga terus bertumbuh.
#3 Negara Mencetak Uang yang Beredar
Teori klasik mengatakan jika jumlah barang tetap tapi jumlah uang yang beredar terus bertambah, maka akan terjadi inflasi. Hal ini masih sangat relevan.
Maka secara logika, semakin mudah uang kita dapatkan, maka value-nya akan mengalami penurunan.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Sebagai seorang yang ingin bertahan di tengah inflasi, tentu banyak hal yang perlu kita lakukan sebagai bentuk usaha menghadang berbagai tekanan.
Salah satu hal yang bisa dan perlu kita lakukan adalah mengontrol pengeluaran. Misalnya dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, menyusun berdasarkan prioritas, serta membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Tapi, mengontrol pengeluaran bukan satu-satunya cara yang bisa kita andalkan untuk bertahan. Apalagi kalau semua jenis pengeluaran tersebut sifatnya primer.
Mau tidak mau, kita harus memilih cara lain, yaitu dengan menambah penghasilan. Seperti bisnis sampingan, atau menjadi karyawan lepasan.
Sebaiknya, jangan juga kamu membiarkan seluruh aset uang mengendap di bank saja, buatlah mereka bekerja dengan menaruhnya di instrumen investasi. Setidaknya kita bisa melindungi nilai uang yang terancam turun karena inflasi.
Sebagai referensi mengenai instrumen investasi, kamu bisa tonton video Finansialku berikut ini:
Selain itu, ada cara lain yang juga bisa digunakan untuk meredam inflasi, tapi bukan kita yang melakukan, melainkan pemerintah.
Berikut adalah beberapa kebijakan yang biasa pemerintah lakukan untuk meredam inflasi:
#1 Menaikkan Tarif Pajak
Tujuan utama dari kebijakan menaikkan tarif pajak yaitu untuk mengurangi kegiatan konsumsi masyarakat.
Karena harga barang dan jasa menjadi lebih mahal. Dengan begitu, inflasi pun dapat lebih negara kendalikan.
#2 Menaikkan Suku Bunga
Dengan menaikkan suku bunga, para pengusaha dan masyarakat menjadi sungkan mengajukan kredit karena suku bunga yang tinggi.
Nah, dari poin ini, konsumsi pun akan lebih berkurang dan jumlah uang yang beredar pun menjadi lebih sedikit.
Diskusikan Bersama Ahlinya
Selain beberapa upaya di atas, usahakan untuk menghindari utang dan kredit agar kita memiliki kondisi finansial yang sehat.
Kalau terpaksa harus mengajukan kredit atau pinjaman, saya, Valencia Fabian, BA, CFP®, Perencana Keuangan Finansialku, punya cara yang tepat untukmu.
Karena setiap orang punya permasalahan yang berbeda, dan tentunya perlu strategi khusus untuk menyelesaikan permasalahan keuangannya.
Untuk mengetahui strategi apa yang tepat, kamu bisa segera hubungi saya atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya dengan cara klik banner di bawah ini.
Saya siap membantu Sobat Finansialku untuk mencari solusi permasalahan keuangan, kapan pun dan di mana pun.
Jangan lupa untuk bagikan informasi ini kepada teman-temanmu lewat pilihan platform media sosial di bawah ini! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Editor: Ismyuli Tri Retno
dilema besar