PT Pertamina (Persero) rugi besar hingga mencapai Rp 11,13 triliun lantaran penggunaan BBM yang menurun seiring imbauan untuk tetap di rumah.
Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Pengunaan BBM Menurun, PT Pertamina Rugi Besar
Selama pandemi virus corona masyarakat banyak tinggal di rumah, akibatnya penggunaan bahan bakar minyak menurun. Seturut dengan hal ini, PT Pertamina (Persero) kena kerugian besar hingga mencapai Rp 11,13 triliun.
Kabar ruginya perusahaan minyak negara itu, tentu bukan hal yang biasa. Pasalnya, selama ini Pertamina selalu menyodorkan pencapaian laba bersihnya hingga trilliunan rupiah, namun kini jadi menyusut secara drastis.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan penurunan permintaan itu terlihat pada konsumsi BBM secara nasional.
[Baca Juga: OJK Izinkan 6 Perusahaan Asuransi Jual Produk Investasi Secara Digital]
Menurut laporan, sampai Juni 2020 hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari atau turun 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 135 ribu KL per hari.
Melansir dari Suara, pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar terjadi penurunan permintaan mencapai 50 persen – 60 persen.
Meski begitu, dengan adanya kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), konsumsi BBM dalam negeri telah meningkat, dari sebelumnya diprediksikan penurunan 20 persen, kini penurunannya menjadi hanya sekitar 12 persen.
Pandangan Pengamat
“Kerugian sebesar itu merupakan rekor rugi tertinggi selama 10 tahun terakhir,” kata Fahmi Rady, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, mengutip dari Wartaekonomi, Rabu (26/08).
Lebih lanjut, Fahmi menerangkan, ada beberapa penyebab kerugian Pertamina itu. Penurunan lifting minyak menjadi penyumbang terbesar terhadap penurunan penjualan ekspor migas sehingga menyebabkan Pertamina merugi.
Memang, penurunan kerugian dari lifting minyak itu bisa ditambal Pertamina dari harga BBM yang tak diturunkan ketika harga minyak dunia tengah jatuh sepanjang 2020.
Sayangnya, konsumsi BBM Pertamina juga anjlok selama pandemi sehingga memengaruhi pendapatan Pertamina.
Senada dengan itu, pengamat Energi dari Energy Watch Indonesia, Mamit Setiawan mengatakan kerugian perusahaan tersebut merupakan dampak pandemi Covid-19.
“Saya melihatnya tidak bisa dihubungkan. Ini memang kondisi pandemi, kondisi force majeur (kahar). Semua instansi dan sektor tidak siap dengan kondisi saat ini,” ujarnya mengutip CNN Indonesia.
Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!
Menurutnya, Pertamina bukanlah satu-satunya perusahaan minyak dan gas (migas) yang mencatat kinerja buruk di medio pertama 2020 ini.
Perusahaan migas internasional, seperti Chevron Corporation, Exxon Mobil Corporation, dan BP juga mencatat kerugian. Sebut saja, Chevron Corporation rugi US$ 8,3 miliar, Exxon Mobil Corporation rugi US$ 1,1 miliar, dan BP rugi US$ 6,7 miliar.
“Kalau saya melihatnya kerugian Pertamina ini merupakan hal yang wajar karena kita tahu ternyata kerugian ini bukan hanya dialami Pertamina tapi juga perusahaan global,” pungkasnya.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel ini? Kamu bisa berbagi pandangan lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya!
Sumber Referensi:
- Iwan Supriyatna. 25 Agustus 2020. Pertamina Rugi Rp 11,13 Triliun Gara-gara Masyarakat di Rumah Saja. Suara.com – https://bit.ly/3b4p5UM
- Redaksi. 25 Agustus 2020. Pertamina Rugi Rp11 T: Rekor Kerugian Terbesar dalam 10 Tahun. Wartaekonomi.co.id – https://bit.ly/3hwS71z
- Redaksi. 25 Agustus 2020. Pengamat Nilai Ahok Tak Terkait Rugi Rp11 T Pertamina. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/2YzOa4Q
dilema besar