IPCC optimis cuan besar di tahun ini, sejalan dengan targetnya menjadi Terminal Kendaraan Kelas Dunia.
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) bahkan terus mengoptimalkan aset yang ada untuk menciptakan peluang bisnis. Lantas bagaimana dengan kinerja fundamental IPCC 2Q2022?
Artikel ini dipersembahkan oleh
Optimisme IPCC dapat Cuan Besar
Emiten yang tengah menerapkan 4 langkah strategis: integrasi, ekspansi, digitalisasi, dan koordinasi ini sangat optimis dapat menuai cuan besar.
Hal itu setidaknya tercermin dari meningkatnya permintaan kendaraan roda empat, sehingga penjualannya meningkat sampai 20,8% YoY sepanjang semester I-2022.
Jika mengacu pada data yang diterbitkan Gaikindo, penjualan kendaraan roda empat sepanjang semester I-2022 menyentuh 475.321 penjualan domestik. Berikut grafik penjualan kendaraan roda empat dari Gaikindo:
Sedangkan untuk IPCC sendiri, sepanjang semester I-2022 melayani pengangkutan 142.155 unit mobil CBU berbagai merek.
Artinya, total ekspor mobil CBU yang melalui dermaga sepanjang semester I-2022 sudah jauh lebih tinggi dari awal terjadinya pandemi Covid-19 di tahun 2020 (142.155 unit semester I-2022 vs 105.082 unit semester I-2020).
Peningkatan kinerja operasional di dermaga IPCC, juga tidak luput dari progres pelayanan dan fasilitas bongkar muat kendaraan yang terus diperbaiki oleh perusahaan.
[Baca Juga: Apa Perbedaan Investasi Saham dan Trading Saham?]
Terlebih lagi letak Terminal IPCC memang strategis di dekat sentra manufaktur mobil yang berada di Jabodetabek. Sehingga memang untuk melakukan ekspor mobil harus lewat dermaga IPCC.
Dan sampai sekarang, IPCC masih menjalankan ekspansi dengan mengoperasikan beberapa pelabuhan yang memiliki Terminal Kendaraan, baik itu dedicated atau yang belum beroperasi.
Salah satunya Pelabuhan Surabaya yang proses penjajakan masih berjalan. Sedangkan yang sudah beroperasi mulai Mei 2022 kemarin adalah Pelabuhan Priok Panjang, Belawan dan Makassar.
Bercermin dari pencapaian dan berbagai upaya pengembangan bisnis yang masih berjalan, maka sah-sah saja apabila IPCC optimis cuan besar di tahun 2022 ini.
Kinerja Fundamental IPCC
Demikian halnya dengan kinerja profitabilitas IPCC di 2Q2022, di mana hampir seluruh segmen bisnis mengalami peningkatan:
- Segmen Pelayanan Jasa Terminal naik 30.2% YoY
- Segmen Pelayanan Jasa Barang naik 25.6% YoY
- Segmen Pelayanan Rupa-rupa Usaha naik 27.7% YoY
- Segmen Pengusahaan tanah, bangunan, air dan listrik turun -85.2%
Sehingga IPCC raih kenaikan pendapatan sebesar 29.63% YoY menjadi Rp 302.3 miliar di 2Q2022, dari sebelumnya Rp 233.2 miliar di 2Q2021.
Sayangnya, IPCC tidak cukup kuat menekan beban pokok penjualan yang akhirnya membengkak di 2Q2022 sebesar Rp 173.0 miliar, lebih tinggi dari Rp 151.8 miliar di 2Q2021. Berdasarkan rincian, faktor pendorong lonjakan tersebut oleh:
Namun sebenarnya, membengkaknya beban pokok pendapatan IPCC di 2Q2022 memang sejalan dengan meningkatnya pelayanan bongkar muat di Terminal IPCC. Di mana hal itu berimbas pada kenaikan pembayaran kepada karyawan.
Dan apabila di breakdown, tidak menutup kemungkinan bahwa kenaikan pembayaran kepada karyawan, karena ada penambahan karyawan sebanyak ±70 orang yang diindikasikan sebagai karyawan Pelindo.
Informasi ini tertera pada Catatan Kaki nomor 1.C Manajemen Kunci dan Karyawan:
Kinerja Keuangan
Secara bottom line, IPCC telah mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp45.41 miliar di 2Q2022, naik 206.2% YoY dari sebelumnya Rp14.83 miliar per 2Q2021.
Sementara dari sisi arus kas, IPCC mencatatkan arus kas operasi yang positif Rp81.09 milir di 2Q2022, meski secara angka penerimaan kas operasi yang masuk masih lebih kecil daripada Rp145.5 miliar di 2Q2021 kemarin.
Arus kas operasi yang positif ini ditunjang oleh penerimaan kas dari pelanggan yang mencapai Rp305.9 miliar di 2Q2022.
Ekspansi IPCC juga tercermin dari arus kas investasi yang tercatat negatif –Rp15.3 miliar di 2Q2022, jauh lebih besar daripada –Rp13.0 miliar di 2Q2021.
Di mana IPCC masih akan melakukan pengembangan secara an-organik untuk meningkatkan kapasitas terminal di sejumlah wilayah.
Termasuk juga pengembangan organik dengan melakukan penataan area yang dapat menunjang kapasitas layanan di seluruh terminal perusahaan.
[Baca Juga: Investment Outlook: IHSG Sentuh All Time High, Waspadai Suku Bunga Acuan The Fed]
Sedangkan dari kacamata neraca keuangan, total liabilitas yang IPCC catat adalah sebesar Rp895.5 miliar di 2Q2022 dan total ekuitas Rp1.11 triliun di 2Q2022.
Perbandingan liabilitas dan ekuitas tersebut mencerminkan DER IPCC di level 0.81x yang mana IPCC sangat mumpuni menuntaskan utang hanya dengan modal yang dimiliki.
Dan untuk utang jangka pendek, total aset lancar yang dibukukan IPCC Rp903.9 miliar di 2Q2022 daripada dengan total liabilitas jangka pendeknya Rp140.4 miliar di 2Q2022.
Maka liquidity ratio IPCC berada di level 6.4x yang berarti hanya dengan total aset lancar, IPCC mampu membayar semua utang jangka pendeknya.
Peluang Lainnya!
IPCC optimis cuan besar juga tidak dapat ditepis dengan adanya peluang dari perpanjangan insentif PPnBM mobil yang diberikan pemerintah sampai dengan akhir tahun 2022 ini.
Melihat peluang di atas, apakah kamu tertarik untuk mengoleksi saham ini?
Supaya kamu tidak salah langkah dan dapat keuntungannya, kamu bisa ikuti caranya dalam ebook gratis di bawah ini! Jangan lupa untuk tonton video online course Finansialku untuk tambahan referensimu.
So, how about your believe on performance IPCC? Yuk, tulis pendapat kamu di kolom komentar. Jangan lupa juga share pada rekan-rekan investor yang lain.
Editor: Ratna Sri H.
dilema besar