Ini Nih Karakter Keuangan Tiap Generasi! Kamu yang Mana?

Ini Nih Karakter Keuangan Tiap Generasi! Kamu yang Mana?

Ternyata tiap generasi punya karakter keuangan yang beda lho! Kira-kira kalau kamu yang mana? Simak di sini ya!

 

Rubrik Finansialku

 

Mana yang Paling Bagus?

Karakter keuangan setiap orang tentu tidak akan sama. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan seseorang dalam mengelola keuangan pribadinya.

Bisa saja seperti pengaruh didikan orangtua dan keluarga, tingkat keperluan hidup, situasi dan kondisi, dll. Faktor-faktor ini yang pada akhirnya membentuk karakteristik cara mengelola keuangan seseorang.

Karakteristik ini dapat dikategorikan dalam 5 karakter.

 

# 1 Konsumtif

Karakter keuangan yang ini, terbentuk dari perilaku dan kegemaran dalam membeli barang-barang dan menghabiskan uang.

Konsumtif atau si pemboros, tidak masalah mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli sesuatu, selama itu membuatnya senang.

Pemboros tidak melulu berkaitan dengan pola hidup orang kaya, tapi bisa saja mereka yang cenderung menyukai diri terlihat kaya. Terbawa tren yang sedang booming di lingkungannya, mulai dari gadget, fashion, motor, mobil atau untuk hobi-nya sendiri.

Yang membahayakan adalah jika mereka mulai berutang demi memenuhi hasratnya. Mereka ini bisa mengambil risiko besar saat berinvestasi demi keuntungan yang besar juga, tanpa melakukan survey secara seksama terlebih dahulu.

 

#2 Shopper

Shopper si tukang belanja, karakteristik keuangan orang-orang ini cenderung melihat aktivitas berbelanja sebagai bentuk terapi untuk menghilangkan stres dan rasa penat mereka.

Sehingga mereka dapat berbelanja untuk barang yang bahkan tidak mereka butuhkan atau sudah punya, hal ini dikarenakan sulit membendung keinginan untuk berbelanja.

Sekalipun begitu, para shopaholic memiliki kejelian dalam menemukan harga terbaik.

Toko termurah, terlengkap, yang sering ada diskon, yang selalu ada promo, yang ada cashback dan yang dapat diangsur 0%.

Tetapi tentu pemikiran  seperti “Mumpung murah, besok-besok belum tentu ada lagi” perlu dikendalikan. Sebab jika memakai skala prioritas, akan selalu ada yang lebih utama dari barang-barang dalam katalog diskon.

 

#3 Penghemat

Antara hemat dan pelit, bisa dibedakan dalam kehidupan sehari-harinya. Sekalipun sama-sama memiliki ‘kalkulator yang kuat’.

Orang-orang hemat akan cenderung membatasi dan menekan pengeluaran-pengeluaran yang tidak diperlukan. Tetapi orang pelit akan cenderung sulit berbagi.

Mereka yang berhemat akan memperhatikan pengeluaran mereka seperti pemakaian listrik, penggunaan fasilitas kredit, membedakan kebutuhan dan keinginan saat berbelanja dan biasanya mereka tidak suka berutang.

Si penghemat adalah orang-orang yang tidak suka mengambil resiko tinggi dalam berinvestasi.

[Baca Juga: Ibu Cerdas Pasti Tahu Cara Menghemat Belanja Rumah Tangga Ini]

 

Memiliki kepribadian yang berbeda 180 derajat dari si konsumtif. Bentuk kebahagiaan penghemat dalam mengatur keuangan adalah saat mereka melihat buku tabungan mereka.

Sifat si penghemat menganut pola pikir sedia payung sebelum hujan; “Mumpung ada uang dikumpulkan, akan berguna saat ada kebutuhan mendadak nanti”. Gak perlu gadget terbaru, gak perlu baju terkini, gak mesti barang bermerk, asalkan semua sesuai fungsi dan kegunaannya sudah cukup.

Jadi bukankah wajar jika orang-orang hemat berpikir ulang dalam memberi pinjaman? Sebab mereka telah ‘membelanjakan’ uangnya dengan menabung.

 

#4 Tukang Utang

Mungkin saat melihat kata tukang utang, kita langsung mengingat nama-nama yang sering pinjam sering juga menghilang. Namun, anehnya orang-orang yang memiliki karakter seperti ini tidak menyadari kebiasaan mereka yang merugikan.

Baik itu untuk diri sendiri atau orang lain. Seperti lepas kendali, mereka sering kali tidak tahu untuk apa dan kemana uang mereka pergi.

Sekalipun mungkin lingkungannya sudah coba memberi arahan dalam pengelolaan uang, namun mereka cenderung mengulangi pola yang sama alias dableg.

“Besar pasak daripada tiang” para pengutang menghabiskan lebih banyak uang daripada yang mereka dapatkan. Sehingga seringkali mereka harus berutang untuk menutup hutang lainnya sekaligus menyambung hidup.

Tidak mengenal dunia investasi, dan berbahaya jika terjerat iming-iming uang berlipat tanpa usaha.

 

#5 Investor

Sifat si investor yang sadar akan kondisi keuangan mereka membuat mereka dewasa dalam mengatur keuangan pribadi. Mereka memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kondisi keuangan saat ini dan mencoba membuat uangnya berputar.

Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan karena mengikuti keinginan saja, dan memanfaatan waktu sebaik mungkin menjadi karakteristik mereka.

Para investor, akan berhati-hati dalam mengatur keuangan dan hal ini sudah jadi kebiasaan yang mendarah daging dan membentuk ke pola pikir.

Mencari dan menemukan investasi pasif dapat memberi pendapatan yang cukup untuk menutupi tagihan-tagihannya. Investasi yang dilakukan mencerminkan pengambilan sejumlah risiko tertentu dalam mengejar target.

[Baca Juga: 20 Cara Menghemat Uang Belanja Bulanan Hingga 30%]

 

Gaya investasi mereka mencerminkan tujuan yang ingin mereka raih dalam hidup.

Sobat finansialku, pasti lebih senang mengelola uangnya dengan bijak bukan? Sekalipun begitu kamu juga perlu tau jika tiap generasi memiliki pola pikir yang berbeda untuk mengelola keuangannya lho!

 

Karakter Keuangan Tiap Generasi

Beda jaman beda pemahaman. Beda gaya beda aksi dong!

Menurut William Strauss dan Neil Howe dalam bukunya yang berjudul Generations: The History of America’s Future, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, ada lima generasi saat ini: Baby Boomers, X,Y (Milenial), Z, dan Alpha.

Mungkin kamu pernah dengar istilah-istilah tersebut. Istilah ini digunakan untuk memudahkan pengelompokan manusia berdasarkan era kelahirannya.

Beda generasi, beda pula karakter dan cara mengatur keuangannya. Dari kelima generasi tersebut, mana yang perencanaan keuangannya paling bagus? Mari kita coba bandingkan.

 

# Baby Boomers

Generasi yang lahir pasca masa perang dunia ke-2. Sebutan baby boomers diistilhkan dari banyaknya bayi yang lahir setelah era PDII. Generasi ini terdidik hidup mandiri dan pekerja keras.

Baby Boomers cenderung menghabiskan penghasilannya untuk disimpan. Menurut survei Stash yang dilansir oleh Investment News, generasi Baby Boomers senang menabung dengan tujuan hasil kerja mereka dapat digunakan untuk keluarganya nanti.

 

# Generasi X

Lahir dari keturunan generasi Baby Boomers yang pekerja keras. Generasi X yang lahir antara tahun 1961-1980 masih mengadopsi pola pikir yang serupa mencari uang demi membahagiakan keluarga.

Yang menjadi pembeda generasi ini mulai akrab dengan investasi dan juga memiliki jiwa pengusaha. Mereka mulai berpikir untuk menjadi pengusaha dibanding sebagai pekerja yang menyita waktu.

 

# Generasi Y

Generasi Y yang juga disebut generasi milenial lahir di era kemajuan teknologi (1981-1994). Mereka memiliki kecenderungan bergantung pada teknologi, handphone, computer, videogame dan internet.

Jiwa entrepreneur yang mereka miliki diturunkan oleh generasi sebelumnya. Dilansir dari Forbes.com, generasi milenial memakai uangnya untuk membeli gadget disisi lainnya mereka juga tertarik untuk membeli rumah.

Mengutip Investment News, persentase penggunaan uang milenial lebih banyak dipakai untuk membeli rumah dibandingkan jalan-jalan yang selama ini identik dengan generasi milenial.

 

# Generasi Z

Generasi di tahun 1995-2010, sejak kecil mereka telah melek teknologi dan internet dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Menurut data konsumsi media sosial yang dirilis Socialmediaweek.org, Generasi milenial menghabiskan rata-rata enam hingga tujuh jam per minggu di media sosial, sedangkan 44% dari Gen Z memeriksa media sosial mereka minimal setiap jam.

Kondisi seperti membuat generasi Z cenderung mengikuti kebiasaan yang sedang tren di dunia digital secara luas. Mulai meniru kehidupan para artis dan selebgram, mereka juga memiliki keinginan untuk populer yang instan dengan memakai uang mereka agar serupa.

Antara lain untuk keperluan fashion, makan, dan traveling, guna memenuhi status sosial mereka di media sosial.

 

# Generasi Alpha

Bagi generasi yang terlahir setelah 2011, teknologi menjadi hiburan sekaligus menjadi sebuah kebutuhan. Ketergantungan teknologi pada generasi Alpha membuat generasi ini paling transformatif dibandingkan generasi sebelumnya.

Boston.com melansir penggunaan uang generasi Alpha belum bisa diprediksi lantaran usia masih terbilang muda dan belum memiliki perencanaan keuangan yang matang.

 

Bagaimana Karakter Keuangan Kamu?

Perbedaan jaman dan kondisi sosial ekonomi tentu mempengaruhi kebiasan dan pola pikir seseorang dalam mengelola keuangannya.

Mana yang paling baik? Bisa kamu tentukan dengan karakter mana yang ingin kamu bangun dan sukai.

Jika tidak ingin terlibat banyak masalah dengan uang, maka kamu perlu menekan keinginan dan melihat kebutuhan, jika kebutuhan benar sulit terpenuhi maka kamu memerlukan solusi keuangan tambahan selama itu halal dan tidak merugikan orang lain.

“Tidak akan pernah ada kata cukup jika kita tidak mengerti apa arti kata cukup”

 

Aplikasi Finansialku memiliki berbagai fitur yang memungkinkan kamu untuk menggunakan fitur budgeting, pencatatan keuangan, hingga fitur Finansialku check-up yang akan memberi laporan mengenai seberapa sehat keadaan finansial kamu.

Gunakan di smartphone kamu sekarang ya…

 

Sudah tahu kamu tipe keuangan yang mana, terus jadi semangat untuk mengelola dengan lebih baik? Simak cara dari Finansialku ya!

 

Bagikan artikel bermanfaat ini ya! Gratis lho…

Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Admin. Karakter Keuangan Manakah yang Sesuai dengan Anda. Motherandbaby.co.id – https://bit.ly/37ctdzO
  • Admin. 5 November 2018. Karakter Keuangan Setiap Generasi, Mana yang Paling Bagus? Kumparan.com – https://bit.ly/3cIyCA7
  • Admin. 5 Oktober 2018. 5 Kepribadian dalam Mengatur Keuangan, Kamu yang Mana? Kreditpintar.com – https://bit.ly/2MQAAE5

 

Sumber Gambar:

  • Karakter Keuangan 01 – https://bit.ly/2B4h6JQ
  • karakter Keuangan 02 – https://bit.ly/31uEQBJ
  • Karakter keuangan 03 – https://bit.ly/3eAwr2Z

dilema besar