Ini Cara Membentuk Growth Mindset Pada Anak Usia Dini!

Ini Cara Membentuk Growth Mindset Pada Anak Usia Dini!

Bingung cara membentuk growth mindset pada anak usia dini? Jangan takut dulu bunda! Yuk kupas tuntas caranya di sini.

Simak pembahasan dari Finansialku berikut.

 

Rubrik Finansialku

 

Cara Membentuk Growth Mindset  Anak Usia Dini

Anak tentunya sebuah berkah tersendiri bukan? Kehadiran seorang anak seolah menambah keceriaan dalam rumah dan kehidupan keluarga.

Sebagai orang tua tentu bunda ingin sang buah hati dapat bertumbuh kembang dengan maksimal.

Demi memberikan yang terbaik ayah dan bunda mengupayakan mulai dari pakaian, makanan dan tentunya ayah juga bunda ga mau dong asal-asalan dalam hal pendidikan.  

Memberikan pendidikan pada anak memang penting, agar pola pikir anak dapat berkembang sejak dini. Eitsss! Sebelum itu, bunda sudah tau belum nih, kalau pola perkembangan otak anak ada masa-masa nya juga lho!

 

#1 Usia 1 Tahun

Setiap mainan, permainan dan aktivitas merupakan pengalaman bagi si Kecil. Di usia ini, si Kecil dapat mulai menarik kesimpulan dan membuat asosiasi untuk menemukan solusi atas berbagai masalah yang dihadapinya.

Mulai dari perilaku meniru biasanya mendominasi proses belajar pada usia ini. Ia tidak lagi memegang barang di sekitarnya dengan acak, seperti yang dilakukannya di tahun pertama, tapi kini ia akan mulai menggunakannya dalam konteks yang sudah ia ingat dalam meniru di sekelilingnya. Misalnya mengoceh lewat telepon, memutar kemudi mobil, menggunakan sisir untuk rambut.

[Baca Juga: 5 Trik Dahsyat Mengubah Mindset Negatif Menjadi Positif ]

 

#2 Usia 2 Tahun

Di usia 2 tahun, ia akan mulai memilah objek dan membedakannya menjadi beberapa kelompok, misalnya mobil dan hewan.

Buah hati Anda kini sudah bisa mengomunikasikan apa yang mereka lakukan dengan menggunakan kata-kata dasar dan suka meniru tindakan ayah dan bundanya. Bunda akan tahu adanya perubahan dalam pola pikir si Kecil saat ia mulai memahami kondisi sebab – akibat dari kombinasi tindakan dan reaksi.

 

#3 Usia 3 Tahun

Di usia 3 tahun ia mulai memahami konsep waktu dan mampu membedakan antara “sekarang”, “segera” dan “nanti”. Si Kecil sudah bisa mengurutkan objek berdasarkan satu ciri seperti bentuk, ukuran atau warna.

Ia bisa menunjukkan dengan jari-jari saat ditanya mengenai umurnya. Kini buah hati Anda sudah memiliki konsentrasi yang lebih baik, meski terkadang masih dapat mudah terganggu. Pertanyaan “Mengapa” & “Bagaimana” akan menjadi bagian dari diskusi harian Ibu karena ia menjadi lebih ingin tahu dengan dunia di sekitarnya.

 

#4 Usia 4 Tahun

Semakin bertambah umur si Kecil, kemampuan pemahamannya tentu akan lebih meningkat. Si Kecil kini sudah mampu memecahkan masalahnya sendiri, ia akan mulai merencanakan dan berpikir ke depan, juga melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu.

Keterampilan komunikasinya juga berbeda, karena sekarang ia dapat mengingat lebih banyak kata yang membuatnya mampu untuk mengkomunikasikan perasaan dan emosi. Buah hati Anda sekarang bisa mengikuti aktivitas dengan peraturan, misalnya permainan kartu dan permainan sederhana lain yang memerlukan giliran, kesabaran dan kerja sama.

 

#5 Usia 5 Tahun

Sebagian besar anak di usia ini menikmati waktu bernyanyi, berirama, dan menyusun kata-kata. Biasanya si Kecil juga bisa menghitung 10 objek atau lebih, mengenali setidaknya beberapa warna dan nama bentuk, mengenali huruf dan akan mencoba menuliskan namanya sendiri jika bunda ajarkan.

Masa pra-sekolah adalah saat ia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, terutama pada kemampuan berpikirnya.

[Baca Juga: 5 Cara Mengubah Mindset yang Tidak Membuatmu Miskin]

 

Wah, seru yah bunda ternyata si Kecil memiliki dunianya tersendiri dalam memahami konsep-konsep orang dewasa. Setelah mengetahui perilaku dan perkembangan anak berdasarkan usia mereka tentu bunda ingin memaksimalkan pola pikir anak pada masa emasnya.

 

Membantu Memaksimalkan Pola Pikir Growth Mindset

Carol Dweck dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success (terjemahan Penerbit Baca, 2017) menjelaskan ada dua jenis mindset, yaitu fixed mindset dan growth mindset.

Fixed mindset merupakan pola pikir bersifat tetap dan growth mindset merupakan pola pikir pertumbuhan. Sebelum membahas apa yang bisa Ayah dan Bunda lakukan dalam membantu perkembangan mindset buah hatinya. Pahami terlebih dahulu konsep sederhana dari growth mindset ini.

Sebagai contoh, seorang anak bernama Yudha berhasil mendapatkan nilai 100 di kelasnya. Dia lalu memberitahukan keberhasilannya kepada orangtua. Seperti pada umumnya, orangtua Yudha memuji dengan mengatakan, ”Kamu sangat pintar.

Ayah dan Bunda sudah yakin bahwa kamu anak yang pintar dan berbakat sejak lahir.” Pesan-pesan tersebut justru mengarahkan Yudha membentuk pola fixed mindset. Ia meyakini bahwa dirinya pintar, dia harus mempelajari sesuatu dengan cepat, dan tidak perlu belajar karena merasa cerdas dari lahir.

[Baca Juga: Tingkatkan kesuksesan dengan Pemahaman Tentang Fixed Mindset vs Growth Mindset]

 

Tetapi dengan memahami konsep growth mindset yang berorientasi pertumbuhan dan upaya. Ayah dan Bunda dapat mengapresiasi dengan mengatakan ”Bunda bangga sama Yudha. Kamu telah berusaha dengan giat sehingga kamu bisa berhasil. Bunda harap, kamu tambah pintar dan bersemangat untuk meningkatkan prestasimu.”

Pola ini dapat Bunda gunakan sebagai cara membentuk growth mindset dalam keberhasilan buah hati.

Bun, untuk menambah kegiatan yang dapat mengasah pola growth mindset bunda dapat melakukan berdasarkan rentang usia buah hati.

 

#1 Kegiatan untuk Anak Usia 1-2 Tahun

  • Mengajari si Kecil untuk bertepuk tangan dengan mengikuti ritme lagu saat diminta untuk melakukannya. Misalnya dengan lagu “Jika Kau Suka Hati, Tepuk Tangan”, atau dengan alat bantu seperti drum, piano, kerincing yang disukai anak.
  • Bermain tebak-tebakkan seperti menghafal dan memainkan bagian tubuhnya juga dapat dilakukan. Hal ini secara tidak langsung seperti memicu otak buah hati Anda dalam memproses masalah yang terwakili dengan pertanyaan dan memberi reaksi yang diminta sebagai solusinya. Seperti “Mana tangan bagus?” , “Mana mata genit?”, “Di mana bola ade?”

[Baca Juga: Keluarga Harmonis HARUS Diawali dari Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset)!]

 

  • Membuat beberapa hal untuk ditiru, seperti melirik kiri kanan, cemberut, mengedip, menaikkan alis dan kegiatan lainnya yang sedikit lebih kompleks memicu perkembangan otak si Kecil.
  • Berlatih menyanyikan lagu alfabet. Bantu si Kecil mengingat abjad dan tunjukkan juga melalui buku bergambar.
  • Beri pertanyaan pada si Kecil yang akan melatihnya mencari jawaban dan solusi sendiri. Seperti “dimana harus buang sampah ya?”, “gimana caranya tutup botol susu?”.
  • Minta si Kecil untuk mencocokkan wadah berbagai ukuran dengan tutupnya yang sesuai.

 

#2 Kegiatan untuk Anak Usia 3-4 Tahun

  • Bantu si Kecil dalam memahami perbedaan kata dan bendanya. Menunjukan kata “kucing” dan kemudian bantu dia mengenali hewan kucing sebenarnya.
  • Mengelompokkan seperti warna atau bentuk. Kemudian bergiliran temukan contoh dari lingkungan sekitar Bunda dan si Kecil. Misalnya, cari semua barang yang berwarna merah atau bulat.
  • Kegiatan memilah benda akan mengembangkan kemampuannya untuk menyortir, menyusun dan mengklasifikasikan objek sesuai warna, bentuk dan ukuran.

[Baca Juga: Parents, Terapkan 6 Hal Ini Saat Dampingi Anak Belajar Di Rumah]

 

  • Bermainlah petak umpet. Selain menyenangkan permainan ini memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi sambil mencari lokasi yang mungkin merupakan tempat Ayah atau Bunda bersembunyi di dalam rumah.
  • Mintalah si Kecil untuk membantu Bunda memilah barang dan pakaian yang berbeda berdasarkan pemiliknya. Misalnya yang mana celana Ayah, dan mana baju milik Adek setelah mencampurkan pakaian dari setiap anggota keluarga.
  • Permainan “Yes atau No”: ajukan pertanyaan kepada si Kecil yang jawabannya bisa benar atau salah, Misalnya “Kucing meong-meong“, “Cicak lompat-lompat”.

 

#3 Kegiatan untuk Anak Usia 5 Tahun Lebih

Dengan pola pikirnya yang mulai terbentuk lebih kompleks, anak bunda dapat diajarkan untuk bermain puzzle yang menantangnya untuk menyelesaikan pekerjaan secara mandiri.

Memasukkan keperluan sekolah sendiri seperti tas, buku, sepatu dan seragamnya, memancing pola pikir dengan tebak-tebakan seperti misalnya memberikan ciri dari sebuah benda di sekitar dan anak kemudian harus menebak berbagai pilihannya. Selain itu bermain efek domino dapat mengasah berkembangnya kemampuan perencanaan dan penyelesaian masalah.

Dengan melakukan kegiatan positif secara rutin dan menyenangkan, Ayah dan Bunda tetap dapat melatih si Kecil dengan kegiatan sehari-hari dan benda-benda yang ada disekitarnya. Tentunya selalu mengapresiasi buah hati Anda tanpa membuatnya patah semangat juga berpuas diri.

 

Setelah mengetahu cara membentuk growth mindset anak, penting juga lho ternyata untuk punya dana pendidikan untuk mereka. Yuk cari tahu di sini!

 

Rencanakan juga kebutuhan anak di masa depan dengan bantuan aplikasi Finansialku. Aplikasi Finansialku memiliki berbagai fitur yang memungkinkan kamu untuk menggunakan fitur budgeting, fitur perencanaan keuangan, hingga fitur Finansialku checkup yang akan memberi laporan mengenai seberapa sehat keadaan finansial kamu. 

Download Finansialku di sini!

 

Bagikan informasi bermanfaat ini pada ayah bunda lainnya, agar semakin banyak generasi cerdas di masa depan. 

Tuliskan juga pengalaman Anda dalam mendidik buah hati pada kolom di bawah ini. Terima kasih. 

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 30 September 2019. Pentingnya Psikologi Mindset demi Kesuksesan Anak. Sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id – https://bit.ly/2TEMTqQ
  • Admin. Tahapan Perkembangan Kognitif Pada Anak. Nutriclub.co.id – https://bit.ly/2XaOGpO

Sumber Gambar:

  • Anak 01 – https://bit.ly/2MJgUSb
  • Anak 02 – https://bit.ly/3cLZ3ox
  • Anak 03 – https://bit.ly/2XOVeuo
  • Anak 04 – https://bit.ly/2YiVwc5
  • Anak 05 – https://bit.ly/3f8fi0E
  • Anak 06 – https://bit.ly/2XPyRVz

dilema besar