Inflasi Venezuela mengakibatkan negara tersebut berada di ambang kebangkrutan. Lantas, bagaimana hal tersebut terjadi?
Simak pembahasan Finansialku dalam artikel berikut!
Rubrik Finansialku
Inflasi Venezuela: Venezuela yang Malang
Venezuela merupakan salah satu negara di Amerika Latin. Negara ini menopang kehidupan melalui sektor minyak.
Ternyata, memiliki kekayaan alam yang besar tidak membuta negara ini menjadi makmur. Nyatanya, wilayah yang sempat mengalami inflasi hingga 8 juta persen ini justru ambruk.
Di akhir 90-an, dengan minyak yang dimiliki, Presiden Hugo Chavez menggunakan mayoritas uang untuk membiayai program sosial guna mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan.
Tujuannya sangat mulia, yakni agar masyarakat dapat dientaskan dari kemiskinan.
Pemerintah setempat mulai panik ketika harga minyak jatuh pada 2014. Sejak itu, otoritas Venezuela dihadapkan pada pembiayaan sehingga berbuntut dipotongnya sejumlah program.
Ternyata, kebijakan tersebut menimbulkan efek domino. Dengan kebijakan pemerintah yang menetapkan harga barang dan jasa, perusahaan tak memperoleh laba sehingga gulung tikar.
Lebih lanjut, mata uang asing untuk keperluan impor begitu langka yang berimbas pada sulitnya mencari bahan kebutuhan.
[Baca juga: “Iklim Bisnis Di Indonesia Lebih Baik”, Apa Itu Iklim Bisnis?]
Inflasi kembali melonjak kala pemerintah membentuk badan untuk menukar bolivar Venezuela dengan dollar. Dengan begitu, hanya mereka yang punya keperluan mendesak yang berhak melakukannya.
Naas, kebijakan ini mengakibatkan merebaknya pasar gelap sehingga kebangkrutan tak dapat dihindari.
4 Hal yang Pemicu Inflasi Venezuela
Warga Venezuela pernah sangat bahagia ketika pemerintahnya memberikan banyak bantuan. Namun, kini mereka terpaksa menelan pil pahit usai negaranya mengalami inflasi gila-gilaan.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan inflasi Venezuela tidak terkendali:
#1 Harga Minyak Merosot
Sejak lama, Venezuela bersandar dari minyak. Diketahui, sektor minyak menyumbang lebih dari 90 persen pemasukan negara.
Sejak harganya jatuh di tahun 2014, perekonomian Venezuela mengalami fluktuasi, dengan kecenderungan berada di bawah. Salah satu faktor inflasi terbesar Venezuela disebabkan oleh masalah ini.
#2 Politik dalam Negeri Tidak Stabil
Sejak harga minyak anjlok, terang membuat Venezuela mengalami defisit. Hal tersebut berbanding lurus dengan meledaknya jumlah pengangguran dan melemahnya mata uang karena sejumlah perusahaan tutup.
Sementara itu, situasi politik cenderung kurang kondusif. Banyaknya pro kontra beberapa pihak membuat persoalan penting terkesan terlantar.
Buntut dari kondisi tersebut adalah bergolaknya gelombang protes dari oposisi terhadap presiden Maduro. Sayangnya, justru aparat setempat bertindak tegas kepada demonstran.
#3 Terlalu Banyak Mencetak Uang
Sejak 2015, Bank Sentral Venezuela tidak lagi menerbitkan data statistik. Kendati begitu, ahli ekonomi asal Johns Hopkins Unversity, Steve Hanke, memperkirakan angkanya mencapai 18.000%.
Untuk memperoleh kembali dukungan masyarakat miskin Venezuela, pemerintah mencetak uang tambahan untuk meningkatkan upah minimum. Sayangnya, hal tersebut justru menjadi mimpi burung selanjutnya bagi negara petro tersebut.
Dengan kondisinya yang tidak kondusif, pemerintah Venezuela kesulitan mendapat pinjaman. Karena penolakan pemberi pinjaman itu, justru pemerintah kembali mencetak uang sehingga makin menurunkan nilainya.
#4 Nilai Mata Uang Kian Merosot
Mata uang Venezuela kian melemah lantaran inflasi dan hobi pemerintahnya dalam mencetak uang. Dengan begitu, penurunan nilai adalah sesuatu yang tak bisa dihindari.
Penurunan nilai tersebut berdampak pada daya beli masyarakat. Akibatnya, bahan makanan di negara tersebut sulit didapat.
Pemerintah melakukan beberapa langkah yang dianggap strategis, seperti mengganti mata uang.
Awalnya, negara ini menggunakan Strong Boliver. Kemudian berganti menjadi Kripto Petro. Baru-baru ini, pemerintah Venezuela menggantikan mata uang sebelumnya dengan Sovereign Bolivar.
Inflasi Venezuela: Masih Adakah Harapan?
Saat ini, harga minyak telah membaik. Seharusnya, hal tersebut juga membawa dampak positif bagi Venezuela.
Sayangnya, kondisi itu tak sesuai rencana karena penanaman modal untuk produksi minyak menurun, sehingga masih sulit untuk bangkit.
Keadaan yang belum membaik diperparah dengan perginya ratusan ribu penduduk setempat ke luar negeri sehingga Venezuela kehilangan orang-orang yang memiliki potensi.
Di sisi lain, merebaknya isu korupsi dan keengganan pemerintah merangkul bisnis swasta membuatnya sukar berdiri kembali.
Bijak Membuat Keputusan
Pemerintah Venezuela membuat beberapa keputusan yang baik untuk satu pihak. Tetapi, kurang baik untuk yang lain.
Dari sana, kita dapat belajar bahwa POAC sangat penting dalam membuat kebijakan.
Inflasi Venezuela bisa kita jadikan pelajaran untuk membuat keputusan yang terbaik bagi semua pihak. Bagaimana tanggapanmu mengenai artikel di atas? Berikan tanggapan pada kolom komentar supaya kami tahu apa yang kamu pikirkan!
Bila artikel ini bermanfaat buatmu, bagikan juga pada rekan-rekanmu yang lain supaya artikel ini bisa lebih bermanfaat lagi dan kamu menjadi agen penyebaran informasi positif!
Sumber Referensi:
- Admin. 23 Agustus 2018. Bagaimana Venezuela yang Kaya Minyak Tapi Mata Uangnya Ambruk. Bbc.com – https://bbc.in/38jmuEZ
- Admin. Tingkat Inflasi Venezuela. Ide.tradingeconomics.com – https://bit.ly/2VBwpAL
- Annisa Margrit. 18 April 2019. Tingkat Inflasi Diproyeksi 8.000.000 Persen, Venezuela Jadi Negara Paling Sengsara di Dunia. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/2AmGmKV
- Admin. 30 Agustus 2018. Ternyata oh Ternyata, Ini 4 Penyebab Inflasi Gila-Gilaan di Venezuela. Lifepal.co.id – https://bit.ly/3gfdIKU
Sumber Gambar:
- Venezuelan Bolivar Equals… – https://bit.ly/3gwcZoM
- Venezuelan Bolivar – https://bit.ly/3gryO94
dilema besar