Indonesia resmi resesi di kuartal-III 2020, ada nggak, investasi kebal resesi?
Untuk mengetahui jawabannya, Sobat Finansialku bisa cari tahu di artikel Finansialku satu ini.
Rubrik Finansialku
Indonesia Resmi Resesi!
Sobat Finansialku, Indonesia resmi masuk ke ‘geng’ negara yang kena resesi ekonomi 2020 akibat pandemi yang merundung bumi sejak awal tahun.
Penyebab resesi ekonomi di Indonesia ini karena adanya kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut, yang diumumkan secara resmi oleh BPS (Badan Pusat Statistik) pada Kamis (05/11) kemarin.
Dikatakan oleh BPS kalau PDB Indonesia pada kuartal III 2020 ini mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,49 persen secara yoy.
Tapi jika dibandingkan secara kuartalan atau qtq, dilaporkan kalau PDB Indonesia mampu tumbuh positif 5,05 persen pada kuartal III-2020.
Namun biar begitu, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif dari Januari sampai September 2020 tetap terkontraksi di angka -2,03 persen.
[Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III -3,49%, Indonesia Resmi Resesi!]
Untuk informasi tambahan, ini adalah resesi ekonomi Indonesia yang pertama sejak tahun 1998 lalu.
Tapi tentu, penyebab resesi di tahun 2020 ini berbeda dengan penyebab resesi di tahun 1998 silam, di mana penyebab resesi pada 1998 adalah karena masalah pada likuiditas bank di Indonesia.
Sementara penyebab resesi ekonomi Indonesia di tahun 2020 ini karena daya beli masyarakat yang rendah akibat pandemi Covid-19.
“Perekonomian di berbagai negara pada triwulan III lebih baik dibandingkan dengan triwulan II. Namun masih ada kendala karena tingginya kasus Covid-19. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam triwulan-triwulan mendatang. Perekonomian beberapa negara mitra dagang Indonesia pada triwulan III masih terkontraksi, tetapi tidak sedalam triwulan II.” Kata kepala BPS, Suhariyanto, dikutip laman cnbcindonesia.com, Kamis (05/11).
Dengan begini, artinya Indonesia turut menambah deretan panjang daftar negara-negara di dunia yang terjerumus ke dalam jurang resesi ekonomi 2020.
Instrumen Investasi Kebal Resesi
Mengingat Indonesia tidak sendiri, dan resesi ekonomi di 2020 ini jadi hal yang ‘wajar’ dan terprediksi, sebaiknya kita tidak perlu khawatir dan panik.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu perencana keuangan sekaligus founder dan CEO Finansialku, bahwa sebenarnya tidak ada alasan untuk kita menjadi panik, karena Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mewanti-wanti pada masyarakat kalau Indonesia akan masuk resesi ekonomi di 2020.
[Baca Juga: 7+ Tips Menghadapi Resesi yang Bisa Kamu Mulai Sekarang!]
Melvin Mumpuni mengatakan, daripada fokus pada permasalahan dan panik, lebih baik kita fokus pada apa yang bisa kita kerjakan, seperti menstabilkan dan/atau mengamankan kondisi keuangan.
Cara yang bisa dilakukan untuk menstabilkan dan/atau mengamankan kondisi keuangan kita di antaranya adalah:
- Mencari cara untuk mendapatkan alternatif penghasilan lain jika pemasukan terkena dampak dari pandemi.
- Bangun dana darurat jika sempat terpakai atau belum terkumpul sepenuhnya.
- Jika memungkinkan, segera lunasi pinjaman-pinjaman yang sifatnya konsumtif.
- Miliki proteksi berupa asuransi kesehatan, bisa asuransi dari tempat kerja, BPJS Kesehatan, atau pun asuransi swasta.
- Tetap investasi meski perlu selektif atau cermat dalam melakukan manajemen risiko, disesuaikan dengan tujuan keuangan.
Bicara soal investasi di kala pandemi ini sebenarnya bisa saja menjadi peluang besar untuk investor.
Seperti pada instrumen investasi saham, mungkin ini jadi momen yang tepat untuk memborong saham-saham bagus yang terdiskon.
Maka, jika Sobat Finansialku mencari instrumen investasi kebal resesi, agaknya Finansialku akan kesusahan memberi jawaban pasti, karena ini tergantung pada keadaan keuangan, rencana keuangan, dan profil risiko masing-masing individu yang jadi investor.
Tapi, kalau Sobat Finansialku ingin mendapatkan tips melakukan investasi di beberapa instrumen di masa resesi ini, Melvin Mumpuni bisa memberikannya untuk Sobat Finansialku. Ini dia:
#1 Investasi Saham
Sejak pertama kali dilanda pandemi, saham adalah salah satu instrumen investasi yang paling terpukul.
Cukup lama buat instrumen investasi satu ini bangkit dan kembali menghijau atau bahkan stabil seperti sedia kala.
Biar begitu, ini bukan jadi momok yang harus ditakuti, karena di sisi lain ada kabar baik buat para investor value investing, yang bisa membeli saham-saham terdiskon di tahun 2020 ini termasuk saham-saham big cap atau core stock.
Nah, tips dari Melvin Mumpuni buat para investor adalah untuk memilih saham yang bisnisnya tidak terdampak secara signifikan oleh Covid-19.
Jangan lupa juga untuk menyesuaikan pilihan saham dan waktu recovery dengan periode investasi (kapan uang tersebut dibutuhkan atau digunakan).
Sobat Finansialku mau belajar saham supaya investasi tidak buntung? Kalian bisa memulainya dengan bergabung dalam komunitas belajar saham Finansialku.
Dengan berada di komunitas yang tepat, Sobat Finansialku bisa bertanya, belajar, mendapatkan pelajaran mengenai saham agar investasi tidak menjadi sia-sia.
Mau bergabung dalam komunitas yang tepat? Yuk gabung grup belajar saham Finansialku dengan klik banner di bawah ini.
#2 Emas
Berbanding terbalik dengan saham, emas malah jadi salah satu instrumen investasi yang paling diagung-agungkan saat masa ketidakpastian seperti ini, mengingat karakteristiknya yang cenderung stabil.
Sejak pandemi bertamu ke Indonesia, safe haven satu ini terus mengalami kenaikan harga hingga menyentuh angka Rp 1 juta.
Melvin Mumpuni mengatakan, hal ini dikarenakan sifat instrumen investasi emas yang relatif aman, atau punya harga yang stabil bahkan cenderung naik, likuid (mudah dicairkan), dan mudah diakses (mudah dibeli atau dijual) bisa lewat toko emas fisik, online, ataupun Lembaga Pemerintahan seperti Pegadaian.
Emas ini jadi instrumen investasi yang cocok untuk digunakan sebagai alternatif tempat menyimpan dana darurat.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI EMAS BATANGAN/PERHIASAN Untuk PEMULA
#3 SBN (Syariah atau Konvensional)
Sebagaimana kita tahu, beberapa waktu lalu, pemerintah menerbitkan lagi Surat Berharga Negara dengan kode ST 007.
Ketika melakukan investasi di instrumen satu ini, Sobat Finansialku akan dijamin dengan keamanan.
Saat resesi seperti ini, SBN mungkin bisa dijadikan pilihan untuk diversifikasi portofolio investasi dan bisa mengurangi risiko portofolio untuk Sobat Finansialku yang punya tujuan keuangan dengan jangka waktu menengah (1-5 tahun).
#4 P2P Lending
Di masa pandemi yang penuh ketidakpastian ini, P2P Lending mungkin menjadi instrumen investasi yang sangat berisiko.
Bagaimana tidak, semua orang tidak tahu apa yang akan terjadi pada bisnisnya esok hari.
Untuk kita para pemberi pinjaman mungkin akan sedikit was-was dan takut pada risiko-risiko yang membayangi dan bahkan bisa saja terjadi.
Tapi biar begitu, bukan berarti Sobat Finansialku tidak boleh melakukan investasi di instrumen ini.
Tips dari Melvin Mumpuni untuk Sobat Finansialku adalah, pastikan untuk terus memperhatikan manajemen risiko di P2P Lending, seperti Sobat Finansialku tahu apa yang harus dilakukan ketika peminjam gagal bayar.
#5 Reksa Dana
Sama seperti saham, reksa dana juga salah satu instrumen investasi yang tidak luput terpuruk karena pandemi.
Jika Sobat Finansialku ingin melakukan investasi ketika resesi di instrumen investasi reksa dana, Sobat Finansialku bisa mengikuti tips Melvin Mumpuni untuk fokus di reksa dana yang menghasilkan kinerja positif atau setidaknya terlihat melakukan perbaikan.
Bagaimana caranya? Sobat Finansialku bisa melihat di sharpe ratio, draw down analysis, atau juga bisa lihat information ratio yang bisa diakses oleh umum.
Ingin tahu lebih lanjut tentang reksa dana? Sobat Finansialku bisa lho bergabung dengan komunitas belajar reksa dana Finansialku.
Di komunitas ini sudah tergabung ratusan orang yang sudah, sedang, bahkan baru memulai reksa dana juga pakar reksa dana yang bisa membantu Sobat Finansialku menjalankan investasi reksa dana yang menguntungkan.
Yuk bergabung dalam grup komunitas belajar reksa dana Finansialku!
Ingat Ini!
Dari semua tips yang sudah dipaparkan oleh Melvin Mumpuni, Sobat Finansialku harus ingat kalau investasi ini sifatnya subjektif, alias cocok-cocokan.
Sobat Finansialku harus tetap mempertimbangkan profil risiko, keadaan keuangan, hingga tujuan atau rencana keuangan yang sudah dibuat, dan melakukan investasi sesuai dengan keadaan tersebut.
Itu dia beberapa tips dari Melvin Mumpuni dalam melakukan investasi saat resesi. Apakah Sobat Finansialku punya pertanyaan? Kalau ada, silakan utarakan di kolom komentar.
Kalau informasi ini dirasa bermanfaat, Sobat Finansialku bisa membagikan artikel ini lewat pilihan platform yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!
Sumber Referensi:
- Lidya Julita Sembiring-Kembaren. 05 November 2020. Ekonomi -3,49% pada Kuartal III, Indonesia Resmi Resesi!. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3ezBXnp
dilema besar