Indonesia Masih Resesi! PDB Kuartal IV-2020 Tumbuh Negatif 2,19%

Indonesia Masih Resesi! PDB Kuartal IV-2020 Tumbuh Negatif 2,19%

Indonesia masih berada dalam fase resesi ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) kuartal IV/2020 minus 2,19 persen (year on year/yoy).

Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

BPS Umumkan PDB Kuartal IV/2020 Minus 2,19 persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal IV-2020.

Dalam laporannya, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal IV/2020 minus 2,19 persen (year on year/yoy).

Dengan kata lain, Indonesia masih berada dalam fase resesi ekonomi. Adapun secara kuartalan, ekonomi tumbuh sebesar minus 0,42 persen.

Hal ini juga membuat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) dalam tiga kuartal beruntun.

Dibandingkan kuartal III/2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik. Seperti diketahui, pada kuartal III lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 3,49 persen.

“PDB kuartal IV-2020 membaik dari kuartal sebelumnya walau secara keseluruhan masih melemah,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto, mengutip dari cnbcindonesia.com, Jumat (05/02).

Secara umum, struktur PDB Indonesia pada kuartal IV/2020 tidak berubah. Suhariyanto memaparkan ada lima sektor yang memberikan kontribusi, yaitu manufaktur, perdagangan, pertanian, konstruksi dan pertanian.

Dari sisi produksi, Suhariyanto mengatakan Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 13,42 persen.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, BPS mencatat Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 7,21 persen.

Indonesia Masih Resesi! PDB Kuartal IV-2020 Tumbuh Negatif 2,19% 02

[Baca Juga: Kabar Baik! Enam Insentif Pajak Diperpanjang Hingga Juni 2021]

 

Adapun, impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 13,52 persen, sebagaimana mengutip dari bisnis.com.

Sementara itu, Chief Economist DRI Moekti P Soejachmoen mengatakan, lemahnya pemulihan ekonomi ini mencerminkan konsumsi rumah tangga yang lesu.

Ini terjadi justru di tengah realisasi program perlindungan sosial yang relatif tinggi yang menyebabkan belanja pemerintah tumbuh signifikan.

“Selain itu, investasi, ekspor, dan impor menunjukkan pertumbuhan terbatas pada kuartal terakhir 2020,” ujarnya dalam rilis riset terbarunya terkait outlook PDB Indonesia dengan judul “GDP Outlook 4th Quarter of 2020: Sluggish Recovery” pada Rabu (03/02).

Moekti menyebutkan, hasil riset tersebut mengungkapkan bahwa pemulihan ekonomi berlanjut secara lebih lambat dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya program perlindungan sosial, tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga.

Investasi yang melambat, kata dia, tergambar pada kontraksi pertumbuhan kredit investasi serta melambatnya investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) dan pembangunan infrastruktur.

“Neraca perdagangan meningkat karena impor yang lemah,” tandas Moekti. Lebih lanjut ia menjelaskan, konsumsi rumah tangga yang lemah didorong oleh terbatasnya aktivitas masyarakat umum.

Hal tersebut terjadi seiring dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada awal Oktober 2020 yang dilanjutkan dengan peralihan PSBB hingga akhir Desember 2020 akibat tingginya kasus harian dari Covid-19.

“Pelemahan tersebut terlihat dari penjualan kendaraan yang melambat dibandingkan periode sebelumnya, kontraksi pertumbuhan kredit konsumsi, dan lemahnya penjualan eceran,” papar Moekti.

DRI berpandangan, pemulihan ekonomi pada periode mendatang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor pertama, penanganan strategi meratakan kurva kasus harian Covid-19.

Kedua, distribusi vaksin Covid-19 terutama untuk masyarakat umum. Ketiga, efektivitas stimulus pemerintah dalam meningkatkan kegiatan ekonomi.

 

4 Ebook Panduan Sukses Mengatur Gaji Ala Karyawan

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

 

Sumber Referensi:

  • Lidya Julita S. 05 Febuari 2021. RI Masih Resesi! PDB Kuartal IV-2020 Tumbuh Negatif 2,19%. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3jvnQ5j
  • Jaffry Prabu Prakoso. 05 Febuari 2021. Indonesia Masih Resesi, BPS Catat Ekonomi Kuartal Empat Anjlok 2,19 Persen. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/39RiZrU
  • Redaksi. 04 Febuari 2021. Laju PDB Kuartal IV-2020 Turun Tajam Jadi 0,7%. Investor.id – https://bit.ly/3oLC42F

 

Sumber Gambar:

  • https://bit.ly/3pVAs80
  • https://bit.ly/3aEWKEu

 

dilema besar