Moms, yuk ikuti cara Rasulullah mengelola keuangan rumah tangga agar tercipta keluarga yang Sakinah. Jangan sampai salah langkah.
Rubrik Finansialku
Keuangan Rumah Tangga
Pengelolaan keuangan rumah tangga sangatlah penting bagi pelaksanaan operasional rumah tangga. Mengelola keuangan tentunya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun juga bukan hal yang sulit dan tidak terpecahkan.
Mengelola keuangan rumah tangga memerlukan fokus dan ketelitian saja, tentu ditambah dengan kecerdikan dalam mengelolanya. Semakin lama keluarga berkembang, maka akan semakin banyak pula yang dihadapi oleh keluarga tersebut.
[Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan Saat Tidak Dapat THR Dengan Bijak]
Seperti kebutuhan kesehatan, kebutuhan pendidikan anak, dan sebagainya. Keuangan ini pula tentunya yang dapat mempengaruhi terciptanya rumah tangga harmonis, sakinah, mawaddah, warahmah menurut Islam.
Hal ini dikarenakan tidak jarang konflik dalam keluarga muncul karena permasalahan ekonomi atau finansial di dalamnya.
Mengelola Keuangan Keluarga Seperti Rasulullah
Islam mengajarkan seluruh aspek kehidupan kita termasuk dalam keuangan. Syariat Islam mengajarkan beberapa aturan yang mengelola ekonomi keluarga islami, di antaranya adalah sebagai berikut:
#1 Membuat Prioritas Keuangan Keluarga
Cara Rasulullah mengelola keuangan rumah tangga dimulai dari memahami apa kebutuhan keluarga mulai dari tabungan, tagihan rumah, listrik, telepon, biaya servis, kesehatan, dan sebagainya.
Tentu hal-hal tersebut harus dikelola dengan baik dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan bukan berlebih-lebihan menggunakannya.
Prioritas keuangan dalam islam adalah sebagai berikut:
- Zakat atau Sedekah
- Tabungan
- Utang
- Belanja kebutuhan rumah tangga
Ada tiga jenis kebutuhan rumah tangga, yaitu:
Yaitu nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang diperkirakan dapat mewujudkan lima tujuan syariat (memelihara jiwa, akal, agama, keturunan dan kehormatan). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan dan pernikahan.
Yaitu kebutuhan untuk memudahkan hidup agar jauh dari kesulitan. Kebutuhan ini tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini pun masih berhubungan dengan lima tujuan syariat.
Yaitu kebutuhan yang dapat menambah kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan sekunder dan semuanya berkaitan dengan tujuan syariat.
#2 Mengelola Keuangan dengan Hemat dan Sederhana
Moms, seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah dan para sahabatnya meninggal dalam keadaan tidak meninggalkan warisan yang banyak atau harta yang berlimpah.
Hidup sederhana bukan berarti miskin atau tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hidup sederhana berarti kita membatasi diri untuk tidak hidup berlebihan, bergelimang harta dan kebahagiaan dunia.
Apalagi jika dengan kelebihan harta yang dimiliki tersebut membuat manusia tidak mau berbagi dengan manusia yang lainnya.
#3 Istri Boleh Membantu Keuangan Suami
Mengelola keuangan keluarga islami harus dilandasi prinsip keyakinan bahwa penentu dan pemberi rezeki adalah Allah dengan usaha yang diniati untuk memenuhi kebutuhan sehingga memiliki komitmen dan prioritas penghasilan halal yang membawa berkah.
Jika seorang suami tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya karena fakir, istri boleh membantu suaminya dengan cara bekerja atau berdagang.
Hal itu merupakan salah satu bentuk ta’awun ‘ala birri wat taqwa (saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan) yang dianjurkan Islam.
Selain itu, istri pun boleh memberikan zakat hartanya kepada suaminya yang fakir atau memberi pinjaman kepada suami apabila suami tidak termasuk fakir yang berhak menerima zakat.
#4 Seimbang Antara Pendapatan dan Pengeluaran yang Bermanfaat
Istri tidak boleh membebani suami dengan beban kebutuhan dana di luar kemampuannya. Ia harus dapat mengatur pengeluaran rumah tangganya seefisien mungkin menurut skala prioritas sesuai dengan penghasilan dan pendapatan suami, tidak boros dan konsumtif.
Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja dan berusaha dengan baik. Islam juga menganjurkan agar hasil usahanya dikeluarkan untuk tujuan yang baik dan bermanfaat.
Keluarga muslim dalam mengelola pembelanjaan, harus berprinsip pada pola konsumsi islami yaitu berorientasi kepada kebutuhan (need) di samping manfaat (utility) sehingga hanya akan belanja apa yang dibutuhkan dan hanya akan membutuhkan apa yang bermanfaat.
#5 Bersikap Pertengahan dalam Pembelanjaan
Islam mengajarkan sikap pertengahan dalam segala hal termasuk dalam manajemen pembelanjaan, yaitu tidak berlebihan dan tidak pula kikir atau terlalu ketat.
Sikap berlebihan adalah sikap hidup yang dapat merusak jiwa, harta dan masyarakat, sementara kikir adalah sikap hidup yang dapat menimbun, memonopoli dan menganggurkan harta.
Kedua pola ekstrim dalam konsumsi itu memiliki mendekati sifat mubadzir.
#6 Membuat Tujuan Keuangan Keluarga
Dalam melakukan perencanaan keuangan rumah tangga sesuai islam, tentunya harus mengetahui dan menentukan tujuan-tujuan spesifik untuk dapat merencanakannya dengan baik. Tanpa mengetahui dan merencanakan tujuan, maka hal tersebut menjadi sia-sia.
Berikut adalah tujuan-tujuan dalam keuangan keluarga yang harus dipahami.
Mencapai Kebutuhan Jangka Pendek
Tujuan ini berarti keluarga harus mampu mencapai kebutuhan-kebutuhan yang berada dalam jangka pendek atau keseharian rumah tangga.
Hal ini seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Kebutuhan jangka pendek ini wajib dilakukan keluarga, untuk dapat hidup sejahtera, layak, dan dapat produktif melakukan kegiatan kesehariannya.
Mencapai Kebutuhan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang menjawab hal-hal seperti dana pensiun, dana pendidikan anak di masa depan, investansi, dan lain sebagainya.
Dengan menjawab kebutuhan jangka panjang ini maka keluarga lebih bersiap diri, dan mempertimbangkan penghasilannya tidak habis hanya untuk masa kini atau kebutuhan praktis saja.
Mencapai Kebermanfaatan Keluarga Terhadap Umat
Kebermanfaatan keluarga terhadap umat adalah kontribusi keluarga terhadap ummat.
Bagaimanapun sebagai khalifah fil ardhi yang bertugas untuk mengelola dan membangun bumi, maka wajib untuk membeirkan manfaatan kepada masyarakat sekitarnya atau orang-orang yang membutuhkan.
Untuk itu, mencapai kebermanfaatan keluarga ini harus dicapai oleh keluarga yang sudah mandiri secara finansial serta cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dalam keuangan keluarga pula, jangan sampai ada harta riba di dalamnya. Hal ini tentu menjadi masalah yang berdampak bukan hanya keberkahan harta melainkan tanggung jawab penggunaan harta dalam islam.
#7 Mencatat dan Mengatur Cash Flow Keuangan Keluarga
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka keluarga harus melakukan hal-hal berikut ini.
Mencatat Penghasilan
Setiap penghasilan maka diharuskan untuk mencatatnya. Hal ini untuk memudahkan mengetahui berapa penghasilan yang diterima dari keluarga tersebut setiap bulannya. Pendapatan ini bisa dari gaji pokok, hasil bisnis sampingan, bonus, dan lain sebagainya.
Untuk penghasilan dapat dicatat agar mengetahui seberapa besar setiap bulan atau rata-rata penghasilan yang ada, agar dapat dilakukan evaluasi serta mengetahui modal keuangan yang harus dikelola.
Membuat Rencana Pengeluaran Bulanan
Rencana keuangan pengeluaran bulanan tidak hanya dilakukan sekali saat terbentuknya rumah tangga. Pengeluaran bulanan pun harus direncanakan setiap bulannya, agar jelas, rinci, dan dapat sesuai dengan kebutuhan.
Tanpa adanya perencanaan pengeluaran bulanan maka keluarga bisa terjebak kepada gaya hidup yang salah.
Gaya hidup itu bisa besar pasak daripada tiang, berlebih-lebihan menggunakan harta dan lupa akan tanggung jawab sosial, ataupun kekurangan padahal dibutuhkan untuk kebutuhan yang seharusnya dapat dipenuhi. Untuk itu dibutuhkan perencanaannya setiap bulan.
Membuat Rencanan Pengeluaran Tahunan
Membuat rencana keuangan tidak hanya dilakukan setiap bulan, melainkan juga setiap tahunnya.
Untuk itu, setiap tahun biasanya ada kebutuhan-kebutuhan seperti pendidikan anak, check kesehatan, membagi rezeki untuk orang tua, membeli perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya.
Untuk itu setiap tahun baik awal atau akhir harus ada perencanaan keuangan sekaligus memasukkan evaluasinya dari tahun sebelumnya.
Menuju Terwujudnya Keluarga Sakinah Seperti Rasulullah
Jika pembelanjaan Moms telah sesuai dengan aturan-aturan Islam, Allah akan memajukan usaha Anda serta melipatgandakan pahala dan berkah-Nya.
Bahkan Allah akan memberikan kelebihan hasil usaha agar Moms dapat menyimpan dan menabungnya untuk menjaga datangnya hal-hal yang tidak terduga atau untuk menjaga kelangsungan hidup generasi yang akan datang.
Untuk membantu Moms dalam mengelola keuangan tersebut, aplikasi Finansialku hadir dengan berbagai fitur yang memudahkan pengaturan keuangan pribadi maupun keluarga.
Dilengkapi dengan fitur Konsultasi Keuangan yang bisa memberikan masukan dari sisi keuangan, akan membantu Moms untuk mewujudkan keluarga sakinah.
Download aplikasi Finansialku di Google Play Store maupun Apple Apps Store atau dengan klik ikon di bawah ini.
Semoga dengan Moms sebagai manajer keuangan rumah tangga bisa menerapkan cara Rasulullah mengelola keuangan rumah tangga di atas dan keluarga Moms menjadi keluarga yang Sakinah dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Itulah beberapa cara Rasulullah mengelola keuangan rumah tangga. Sudahkah Anda menerapkannya dalam keseharian? Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dalam mengelola ekonomi keluarga islami. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Prof Muhammad. Mengelola Keuangan Rumah Tangga Yang Islami. Pengusahamuslim.com – https://bit.ly/3bCpZq0
- Admin. 09 Agustus 2016. 8 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Dicontohkan Rasulullah (2). Sdi.id – https://bit.ly/3bJziVq
- Redaksi Dalamislam. 10 Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga Menurut Islam. Dalamislam.com – https://bit.ly/2LxNlm9
dilema besar