Ada beberapa kejadian yang menunggu kita setelah lebaran. Lakukan hal ini untuk antisipasi!
Cari tahu informasi selengkapnya di artikel Finansialku satu ini!
Summary:
- Setelah menikmati libur lebaran tahun ini, ada tiga hal yang diperdiksi akan terjadi dalam waktu dekat dan perlu kita antisipasi sejak dini.
- Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut, yaitu dengan memperbaiki pengelolaan keuangan.
Setelah Lebaran, Siap-Siap Disambut Tiga Hal Ini!
Sobat Finansialku, euforia lebaran tahun ini terasa berbeda dari dua tahun lalu.
Sebab, pada akhirnya pemerintah mengizinkan masyarakat untuk melakukan tradisi mudik ke kampung halaman.
Meski begitu, kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan tidak lengah dalam kondisi apapun.
Bukan hanya saat perjalanan mudik atau ketika hari raya tiba. Karena ada tiga hal yang bakal menyambut kita setelah lebaran nanti,
Tenang, artikel ini bukan untuk menakut-nakuti, atau berlagak menjadi yang paling indie.
Justru artikel ini ingin mengingatkan kita, kalau tiga hal tersebut terus membayangi dan sebaiknya perlu di antisipasi sejak dini.
Karena, ada hal-hal yang tidak berhenti bekerja walaupun kita sedang liburan bersama keluarga.
Nah, tiga hal ini diprediksi bakal terjadi dalam waktu dekat, atau setelah lebaran!
#1 Pupuk Naik
Pupuk adalah salah satu bahan baku untuk membuat barang jadi, yang diperlukan sebagai kebutuhan rumah tangga.
Belakangan, para petani mengeluhkan harga pupuk urea dan diamonium fosfat (DAP) yang naik secara signifikan.
Hal ini juga tertulis dalam data World Bank–commodity Market Review per 4 Januari 2022.
Berdasarkan data tersebut, sepanjang Januari hingga Desember 2021, harga diamonium fosfat (DAP) mengalami kenaikan sebesar 79,95%.
Memasuki awal tahun 2021 lalu, harga pupuk urea mencapai US$ 421 per ton, dan berakhir di posisi US$ 745 per ton pada Desember 2021.
Kondisi ini di perparah dengan langkanya pupuk subsidi, dengan harga mencapai Rp 800 ribu per karungnya.
Setidaknya, ada dua hal yang menyebabkan naiknya harga pupuk, diantaranya:
- Rusia dan Cina memiliki pangsa besar untuk ekspor bahan baku pembuatan pupuk NPK, yaitu Fosfor (P) dan Kalium (K).
- Kenaikan harga komoditas dunia akibat perang antara Rusia dan Ukraina.
Selain pupuk, kenaikan juga diprediksi akan terjadi pada kebutuhan rumah tangga yang bersumber dari tebu. Salah satunya gula.
Jika kondisi ini berkepanjangan, tidak menutup kemungkinan kalau harga gula akan menyusul harga minyak yang sedang melambung tinggi.
[Baca Juga: Harga Pangan & Komoditas Naik Menjelang Puasa, Bakalan Inflasi?]
#2 Komoditas Naik
Perhatian selanjutnya adalah soal kenaikan harga kebutuhan pangan pokok dan barang penting mencapai 25%.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Infokom DPP IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia), Muhammad Ainun Najib.
Menurutnya, kalau pergerakan kenaikan harga komoditas kali ini masuk ke fase 2 di masa Ramadhan-Lebaran.
“Hampir semua komoditas naik, tidak hanya gula bawang merah, minyak goreng dan daging. Juga bawang putih, buah-buahan, tepung terigu, cabe-cabean. Hampir semua cabe alami kenaikan pada fase ke-2 Ramadhan ini. Biasanya kenaikan terjadi pada 2 minggu sebelum idul fitri.” Katanya, mengutip laman cnbcindonesia.com, Senin (25/04).
Dia juga menjabarkan daftar harga pangan yang naik, diantaranya:
- Minyak goreng curah: Rp 20.000
- Bawang merah: Dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000.
- Bawang putih: Dari Rp 35.000 jadi Rp 40.000.
- Daging ayam: Dari Rp 35.500 jadi Rp 40.000.
- Telur: Dari Rp 24.000 ribu jadi Rp 25.800.
- Gula pasir: Dari Rp 14.000 jadi Rp 15.000.
- Daging sapi: Rp 145.000 jadi Rp 150.000.
Banyak faktor yang membuat harga komoditas naik di fase ke-2, di antaranya masyarakat berbondong-bodong membeli barang untuk persiapan idul fitri. Mereka juga mempersiapkan stok sebelum pergi mudik lebaran.” Ungkapnya.
Sebagai informasi tambahan, harga daging sapi bahkan diprediksi akan naik lebih tinggi, menjadi Rp 170.000 per kg-nya oleh para pedagang.
“Sekarang harganya Rp 140 ribu per kg, masih segini aja sih sekarang, tapi sampe lebaran nanti bakal naik Rp 170 ribu kelihatannya. Itu pun kalau ada barangnya.” Kata seorang pedagang di Pasar Tugu, Depok Ming, mengutip laman cnnindonesia.com, Rabu (27/04).
Tentunya, kenaikan harga-harga tersebut, sedikit banyak akan mempengaruhi cash flow keuangan kita.
Agaknya, pengeluaran akan lebih besar dan jika tidak di antisipasi dengan mengalokasikan anggaran yang tepat dan bijak, bukan tidak mungkin keuangan jadi berantakan.
Sebaiknya, Sobat Finansialku evaluasi kembali anggaran yang saat ini sudah ditetapkan. Apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Jika dirasa kurang, atau bahkan belum menetapkan anggaran sama sekali. Kamu bisa ikuti panduan lengkapnya melalui ebook Finansialku Cara Membuat Anggaran dengan Tepat.
Agar kamu lebih siap menghadapi kondisi tak pasti yang mungkin terjadi setelah lebaran tahun ini. Untuk download ebook-nya, cukup klik banner di bawah ini, gratis lho!
#3 Inflasi Indonesia
Mengutip laman ekonomi.bisnis.com, Bank Indonesia memperkirakan adanya perkembangan harga pada minggu ketiga April 2022, berdasarkan data survei pemantauan harga.
Melihat perkembangan itu, inflasi yoy April 2022 diperkirakan bakal menyentuh angka 3,26%.
Salah satu faktor yang menyebabkan melonjaknya inflasi ini karena kenaikan harga beberapa komoditas.
Seperti minyak goreng, bensin, daging ayam, telur ayam ras, hingga bahan bakar rumah tangga.
Irman Faiz, selaku Analis Makroekonomi Bank Danamon memperkirakan tingkat inflasi domestik pada tahun ini akan mencapai level 4%.
“Sebagai baseline, tanpa adanya kenaikan harga Pertalite, kondisi sekarang kami melihat inflasi Indonesia bisa ke 4% pada akhir tahun.” Katanya, mengutip laman yang sama.
Tapi, ketika harga Pertalite dinaikkan, maka itu bisa meningkatkan inflasi sebesar 1,44%.
“Kenaikan Pertalite atau RON 90 sebesar 1000/liter akan meningkatkan inflasi 1,44% poin dari baseline sehingga menjadi 5,44%. Jika naik hingga 2000/liter, bisa lebih tinggi 2,62% poin ke 6,62% di akhir tahun.” Lanjutnya.
Harus Bagaimana?
Merujuk pada sejumlah prediksi tentang apa yang akan terjadi pasca lebaran nanti, wajar kalau kita jadi ketar-ketir dibuatnya.
Tapi, kita tidak perlu takut secara berlebihan, karena kemungkinan tersebut bisa diatasi dengan cara sederhana.
Salah satunya adalah lebih bijak mengeluarkan uang.
Terlebih untuk poin ketiga yakni inflasi, merupakan hal yang keberadaannya tidak bisa dihindari begitu saja.
Melvin Mumpuni, salah satu perencana keuangan sekaligus Founder Finansialku mengatakan, kalau inflasi tidak selalu berkonotasi negatif.
“Inflasi naik itu bukan berarti hal yang jelek, artinya ekonomi suatu negara itu mengalami pertumbuhan, yang jadi permasalahan ketika harganya naik, tapi daya beli masyarakatnya nggak ikut naik. Jadi harganya udah ketinggian, tapi orang nggak bisa beli. Itu yang bahaya.” Katanya.
Ada tiga hal yang bisa dilakukan, sebagai bentuk pencegahan agar kita tidak terlalu terpuruk akibat kondisi-kondisi di atas, yaitu:
#1 Bijak Mengeluarkan Uang
Ini adalah salah satu kebiasaan mendasar yang justru jarang dilakukan oleh banyak orang.
Merasa jumlah uang di rekening masih cukup untuk beberapa bulan kemudian. Membuat kita lupa diri, sampai akhirnya tidak bijak mengeluarkan uang.
Meskipun di momen lebaran ini identik dengan adanya THR, tapi bukan waktu yang tepat untuk berpuas diri.
Daripada bersantai dan impulsif menyikapi uang. Lebih baik, kamu perluas literasi terkait pengelolaan keuangan dengan menonton video Finansialku berikut ini.
#2 Menambah Penghasilan Aktif
Selain bijak mengeluarkan uang, kita harus berusaha maksimal untuk menambah penghasilan aktif.
Misalnya, dengan memiliki pekerjaan sampingan, berdagang, dan lain-lain.
Sebagai referensi tambahan mengenai hal ini, Sobat Finansialku bisa kepoin ebook gratis dari Finansialku tentang Strategi Cerdas Menambah Pemasukanmu.
#3 Investasi dan Menambah Pemasukan
Terakhir, Sobat Finansialku juga bisa melakukan dua hal secara langsung, yaitu melakukan investasi dan menambah pemasukan.
Menambah pemasukan melalui investasi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Capital Gain: Mendapatkan pemasukan dari selisih keuntungan yang diperoleh dari penjualan aset modal investasi dengan harga lebih tinggi dibandingkan harga beli.
- Cash Flow: Mendapatkan pemasukan rutin dari dividen yang diberikan oleh emiten yang kita investasikan.
Melvin Mumpuni merekomendasikan untuk melakukan investasi cash flow ketika kamu sudah memiliki modal yang cukup besar.
Nah, jika tidak memungkinkan, akan lebih baik kamu fokus saja pada poin pertama, yaitu capital gain.
Kalau kamu masih belum tahu bagaimana prakteknya, dapatkan informasi lebih lengkap di artikel ini: Hadapi Lonjakan Inflasi, Begini Tips Keuangan Ala Financial Planner
Selain itu, jika kamu ingin diskusi lebih lanjut mengenai keuangan, jangan ragu untuk konsultasi dengan perencana keuangan Finansialku.
Kamu bisa dapatkan free konsultasi selama 15 menit, dengan menghubungi WhatsApp untuk buat janji, ya. Salam semangat!
Kira-kira apa lagi yang harus kita persiapkan untuk menghadapi tiga hal yang mungkin saja terjadi setelah lebaran ini? Beritahu kami di kolom komentar, ya!
Jangan lupa bagikan artikel ini kepada keluarga, saudara atau rekan lainnya, agar mereka bisa mempersiapkan antisipasinya. Terima kasih.
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
- Admin. 27 April 2022. Pedagang Perkirakan Harga Daging Sapi Rp 170 Ribu per Kg Saat Lebaran. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/38BmVPm
- Damiana Cut Emeria. 25 April 2022. Lebaran Menghitung Hari Harga Sembako ‘Terbang’ 25%. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3xXhTHg
- Maria Elena. 22 April 2022. Inflasi April 2022 Diproyeksi Melonjak, Dipicu Minyak Goreng dan Bensin. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/3vpxz4G
- Maria Elena. 27 April 2022. Ekonom: Inflasi Bakal Tembus 6,6 Persen hingga Akhir 2022, Ini Alasannya. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/3KnVjdA
- Glery Lazuardi. 24 April 2022. Harga Pupuk Mahal, Petani Megap-Megap Minta Bantuan. Tribunnews.com – https://bit.ly/3y0GQ4U
- Ridwan Aji Pitoko. 12 April 2022. 3 Biang Kerok yang Bikin Harga Pupuk Nonsubsidi Meroket. Idntimes.com – https://bit.ly/36UXtUh
dilema besar