Bagaimana hubungan antara suku bunga dan harga obligasi? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel Finansialku ini.
Rubrik Finansialku
Hubungan Suku Bunga dan Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka menengah ataupun panjang yang bisa diperjualbelikan. Pada obligasi, terdapat janji pihak penerbit untuk membayar imbalan yang berupa bunga (kupon) dalam periode tertentu.
Setelah itu, pihak penerbit akan melunasi utang pada waktu yang sudah ditentukan kepada pemegang obligasi.
Untuk di Indonesia, jangka waktu obligasi yang berlaku adalah dari 1 sampai 10 tahun. Tujuan dari penerbitan obligasi ini adalah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk dijadikan sumber pendanan.
[Baca Juga: Mana yang Lebih Menguntungkan: Yuk Nabung Saham VS Yuk Investasi Reksa Dana]
Obligasi juga memiliki harga. Harga obligasi bisa berubah jadi naik atau turun dikarenakan berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah suku bunga.
Perubahan suku bunga diiringi dengan perubahan yield obligasi juga. Apa itu yield? Yield adalah imbal hasil yang diharapkan oleh investor obligasi dalam waktu satu tahun. Biasanya, yield dinyatakan dalam satuan presentase (%).
Obligasi ini ada hubungannya dengan suku bunga. Namun, hubungannya berkebalikan. Jadi, harga obligasi bergerak dengan arah yang berlawanan dengan suku bunga dan imbal hasil (yield).
Jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun. Begitu juga sebaliknya, jika suku bunga turun maka obligasi akan naik.
Sehubungan dengan hal tersebut, ketika harga obligasi turun maka yield obligasi juga akan naik. Hubungan tersebut dikenal dengan istilah risiko suku bunga (interest rate risk). Risiko tersebut adalah salah satu risiko yang bisa dihadapi oleh investor.
Untuk memudahkan pemahaman tentang hubungan suku bunga dan obligasi, Anda bisa memahami melalui analogi papan jungkat-jungkit.
Pada papan jungkat-jungkit yang biasa dimainkan di taman kanak-kanak/taman publik, ketika satu sisi papan tersebut naik maka sisi lain dari papan tersebut akan turun.
[Baca Juga: Investor, Pahami Dulu Perbedaan Investasi Obligasi dengan Saham]
Jadi, seiring dengan kenaikan harga obligasi maka yield/tingkat keuntungan yang akan didapatkan investor obligasi dari obligasi A sampai jatuh tempo akan mengalami penurunan.
Misalnya setahun kemudian, suku bunga meningkat menjadi 7%. Apabila obligasi A mau dijual di pasar sekunder sebelum jatuh tempo maka obligasi A itu akan lebih rendah dibandingkan dengan harga satu tahun yang lalu.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan obligasi A memiliki kupon yang lebih rendah jika dibandingkan dengan obligasi yang diterbitkan sesudah suku bunga naik yang memiliki kupon lebih tinggi.
Contoh Ilustrasi 3 Obligasi dengan Harga dang Berbeda
Perbandingan harga dan yield obligasi berbanding terbalik. Dengan begitu, perubahan harga memengaruhi besaran yield to maturity (YTM) atau potensi keuntungan tahunan yang didapatkan dari kupon dan selisih harga jika memegang obligasi sampai jatuh tempo.
Berikut contoh ilustrasi pada 3 obligasi yang memiliki harga yang berbeda-beda.
|
Obligasi X |
Obligasi Y |
Obligasi Z |
Harga (% dari nilai nominal) |
100 (harga par) |
90 (harga diskon) |
110 (harga premium) |
Jatuh tempo |
10 tahun |
10 tahun |
10 tahun |
Nilai nominal |
Rp 100.000.000 |
Rp 100.000.000 |
Rp 100.000.000 |
Kupon |
6% |
6% |
6% |
Yield to maturity |
6% |
7,37% |
4,76% |
Berikut beberapa keterangan dari harga obligasi yang tertera diatas:
- Harga par, harga obligasi yang sama dengan nilai par/nilai nominal =100%
- Harga diskon, harga obligasi dibawah nilai par/nilai nominal <100%
- Harga premium, harga obligasi diatas nilai par/nilai nominal >100%
Berdasarkan tabel diatas, Anda bisa melihat bahwa jika investor membeli obligasi Y pada harga diskon maka memiliki yield to maturity yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuponnya.
Begitu juga sebaliknya, jika investor membeli obligasi Z di harga premium maka nilai yield to maturity akan lebih rendah daripada kuponnya.
Contoh:
Pak Bimo membeli obligasi KLMN dengan kupon 10% di harga 100 dengan nilai Rp 100.000.000 lima tahun lalu.
Pak Bimo membeli obligasi tersebut dengan harapan bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp 8,5 juta per tahun setelah pajak atau sekitar Rp 4,25 juta per 6 bulan.
Setiap tahunnya, hasil investasi obligasi tersebut digunakan untuk membeli berbagai aksesoris mobil koleksi Pak Bimo sesuai dengan hobinya. Pak Bimo memperoleh keuntungan sekitar Rp 42,5 juta selama 5 tahun (Rp 8,5 juta per tahun x 5 tahun).
[Baca Juga: Tips Mudah Investasi Untuk Mahasiswa: Belajar Berinvestasi Dari Sekarang!]
Setelah 5 tahun, Pak Bimo membutuhkan uang tersebut untuk merenovasi bengkel miliknya. Lalu, Pak Bimo berencana untuk menjual obligasi yang dimilikinya.
Pada saat tersebut, harga obligasi adalah sebesar 98. Jika Pak Biimo menjual obligasinya di harga 98 maka, apakah Pak Bimo mengalami kerguan dari investasi obligasi tersebut?
Jawabannya adalah tidak. Mengapa demikian? Karena dalam 5 tahun, Pak Bimo sudah memperoleh keuntungan dari kupon yang dibayar setiap tahun atau 2 kali setiap 6 bulan.
Jadi, pergerakan harga tidak mempengaruhi nilai kupon yang diterima oleh investor. Namun, saat menjual obligasi di harga 98 maka Pak Bimo akan mengalami capital loss. Berikut perhitungan capital loss-nya.
Capital loss = Rp 100.000.000 x (98 – 100%) = Rp 2.000.000
Walaupun mengalami Pak Bimo capital loss/kerugian sebesar Rp 2 juta, tapi kerugian tersebut dikompensasi dari keuntungan yang sudah diperoleh dari kupon setiap tahunnya.
Salah satu yang perlu diketahui oleh investor obligasi adalah, investor yang memiliki jangka waktu investasi lebih panjang dibandingkan dengan durasi akan mendapatkan manfaat dari peningkatan suku bunga.
Mengenal Hubungan Antara Suku Bunga dan Harga Obligasi
Sekarang Anda sudah tahu apa hubungan antara suku bunga dan obligasi, kan? Tentunya sebagai investor obligasi, Anda harus tahu apa hubungan antara suku bunga dan obligasi.
Jadi, hubungan suku bunga dengan harga obligasi itu berbanding terbalik ya. Apabila suku bunga naik maka obligasi akan turun, begitu juga sebaliknya. Ketika obligasi turun maka yield/imbal hasil obligasi juga akan naik.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Jika Anda mengalami kesulitan, konsultasikanlah dengan ahli keuangan mengenai kondisi investasi Anda agar lebih dapat dipahami. Terhubunglah dengan perencana keuangan dalam aplikasi Finansialku.
Selain konsultasi, dengan aplikasi Finansialku Anda pun dapat membeli produk investasi sekaligus merencanakan keuangan Anda. Download dan pasang aplikasinya sekarang.
Apakah Anda berminat investasi obligasi? Silahkan berikan komentar dan pendapat Anda di kolom yang telah tersedia.
Anda juga bisa membagikan artikel ini kepada rekan-rekan Anda agar semakin banyak orang yang mengerti hubungan antara suku bunga dan obligasi. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Digibank by DBS. 14 Juli 2020. Suku Bunga, Harga dan Yield Obligasi, Apa Hubungannya? dbs.id – https://bit.ly/35IQTgG
- Sikapi uangmu OJK. 2019. Definisi dan Jenis Obligasi. Sikapiuangmu.ojk.go.id – https://bit.ly/3koCLgF
- Niko Ramadhani. 22 November 2019. Yakin Obligasi Adalah Investasi yang Cocok Untuk Kamu? akseleran.co.id – https://bit.ly/3c2FCca
Sumber Gambar:
- Obligasi 1 – https://bit.ly/3mTvese
- Obligasi 2 – https://bit.ly/3jaWXCE
dilema besar