Tahukah Anda bahwa setiap tanggal 29 Juni diperingati sebagai hari keluarga berencana nasional atau disingkat Harganas?
Apa itu? Yuk, simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
Rubrik Finansialku
Sejarah Hari Keluarga Berencana Nasional
Tepat pada tanggal 29 Juni 2020, masyarakat Indonesia memperingati hari keluarga nasional (Harganas). Harganas kerap diindentikkan dengan Keluarga Berencana (KB).
Namun, Harganas memang belum banyak dikenal masyarakat. Bahkan, banyak orang yang belum mengenal bahwa negara ini memiliki Hari Keluarga Nasional.
Untuk mengetahui lebih dekat tentang Harganas, ada baiknya kita mengetahui sejarahnya terlebih dahulu.
#1 Pejuang yang Kembali Ke Keluarganya
Pada tahun 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Walaupun begitu, situasi bangsa ini belum kondusif.
Untuk mempertahankan kemerdekaan, negara memberlakukan program wajib militer bagi rakyat. Akibatnya, mereka harus berpisah dengan keluarga.
Setelah Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh pada 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. Inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas).
#2 Tingginya Angka Pernikahan Dini dan Kematian Ibu-Bayi
Banyak anak, banyak rezeki. Begitulah “filsafat” orang zaman dahulu. Memang, anak membawa rezekinya masing-masing. Namun, jika hal tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang keluarga, dikhawatirkan akan menjadi masalah.
[Baca Juga: Tips Memilih Asuransi Kesehatan Keluarga yang Terbaik]
Pasalnya, pada saat itu pengetahuan keluarga tentang usia nikah sangat rendah. Karena banyak orang yang ingin mengganti keluarganya yang gugur dalam peperangan, angka perkawinan dini menjadi tinggi.
Perkawinan dini pada pemuda-pemudi dinilai belum memiliki kesiapan. Kesiapan yang kurang saat menikah dini juga sangat berpengaruh. Akibatnya, angka kematian ibu dan bayi menjadi tinggi.
#3 Lahirnya Program KB
Tanggal 29 Juni 1970 merupakan lahirnya program Keluarga Berencana. Untuk memperkuat program ini, tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional.
Tanggal tersebut dinilai sebagai hari kebangkitan keluarga Indonesia. Diharapkan, tingkat kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui KB meningkat.
Telah banyak keberhasilan program KB termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi negara-negara lain. Bahkan, program Kependudukan dan KB berhasil meraih penghargaan UN Population Award.
Tujuan Hari Keluarga Berencana Nasional
Tentu saja, tanggal 29 Juni dijadikan Harganas dengan tujuan tertentu, yaitu:
#1 Memahami Hakikat Keluarga Lebih Dalam
Keluarga merupakan tempat pertama yang berfungsi untuk melindungi, membimbing, dan memberdayakan anggota keluarga dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
Keluarga pun berperan penting dalam membangun budi pekerti, etika, norma dalam bermasyarakat, serta dalam memperteguh Pancasila pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, edukasi wawasan dalam keluarga sangat penting. Pemerintah tidak asal dalam membuat hari tertentu untuk diperingati.
#2 Mewujudkan Tiga Pokok Pikiran Harganas
Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan penggagas Harganas. Ia merupakan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto. Kepada Presiden Soeharto, Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran.
Pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa. Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa. Ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera.
[Baca Juga: 5+ Tips Liburan Hemat Bersama Keluarga yang Membahagiakan dan Menyenangkan]
Dengan pokok pikiran tersebut, jelas sekali bahwa Indonesia sangat menghargai keluarga. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif dari seluruh pihak baik anggota keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk untuk mewujudkan keluarga Indonesia, keluarga yang tenteram, sejahtera, dan berbudaya.
#3 Keluarga Sebagai Sumber Kekuatan
Harganas mengingatkan akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Secara tidak langsung, Harganas menghidupkan fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga.
Keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi ekonomi semata, tetapi juga memiliki fungsi lain yang tidak kalah penting.
Hari Keluarga Kita Semua
Harganas bukan hanya untuk kalangan tertentu saja. Jangan berpikir bahwa Harganas hanya untuk kalangan elit saja. Justru, harganas ditujukan untuk seluruh keluarga di Indonesia.
Dengan adanya Harganas, seluruh masyarakat Indonesia diingatkan betapa pentingnya suatu keluarga. Dari keluargalah kekuatan dalam pembangunan suatu bangsa akan muncul.
[Baca Juga: 5 Tahun Menikah, Masih Sulit Mengatur Keuangan: Banyak Utang dan Ga Bisa Nabung. Gimana Solusi Buat Keluarga Saya?]
Dengan kata lain, Harganas merupakan salah satu cara memperkuat bangsa melalui keluarga. Dengan mengedukasi masyarakat, Harganas menjadi momen pembangunan keluarga yang sejahtera.
Untuk Anda yang ingin mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik lagi, jangan lupa unduh aplikasi Finansialku. Aplikasi ini memiliki banyak fitur yang bisa membantu untuk mengelola keuangan keluarga.
Salah satu fiturnya yaitu fitur konsultasi dengan perencana keuangan yang bersertifikasi CFP. Anda dapat mengunduh aplikasi ini di Google Play Store atau Apple App Store.
Sebagai bonus, Finansialku punya video singkat tentang prinsip dasar mengatur keuangan pribadi dan keluarga. Simak video dibawah ini ya..
Hari keluarga berencana nasional diperingati tepat pada hari ini. Jadikan momen tersebut sebagai pengingat bahwa Anda harus senantiasa bersyukur dengan keadaan keluarga Anda saat ini.
Jangan lupa share artikel ini supaya lebih banyak orang yang menyadari pentingnya harganas. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Admin. 17 Juni 2018. Sejarah dan Peringatan HARGANAS Setiap Tahunnya. Keluargaindonesia.id – https://bit.ly/3hO3JOq
- Admin. 7 Juli 2019. Harganas Momentum Membangun Keluarga Sejahtera. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3dg51Oy
Sumber Gambar:
- Harganas 1 https://bit.ly/3hEc3A3
- Harganas 2 https://bit.ly/3hDnfNp
- Harganas 3 https://bit.ly/37MfNLu
dilema besar