Generasi Geprek: Generasi Apa Lagi, Nih?

Generasi Geprek: Generasi Apa Lagi, Nih?

Sejak beberapa waktu ke belakang muncul istilah generasi geprek, yang ternyata keadaannya lebih parah dari generasi sandwich!

Mau tahu definisinya? Simak informasi selengkapnya di artikel Finansialku satu ini, ya!

 

Summary:

  • Generasi geprek memiliki tekanan hidup yang besar dalam hal keuangan, ibarat terjebak di tengah ‘lingkaran setan’.
  • Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh kalangan generasi geprek, agar lebih siap menghadapi tuntutan dan terpaan keadaan.

 

Kemunculan Istilah Generasi Geprek

Sejumlah istilah baru yang bermunculan di dunia maya seolah tidak ada habisnya.

Setelah familiar dengan sandwich generation atau generasi sandwich. Sekarang kita kedatangan istilah baru yang lebih ‘nyeleneh’, yaitu generasi geprek.

Sebelum membahas tentang generasi geprek, mari terlebih dulu membahas soal generasi sandwich.

 

Sekilas Tentang Generasi Sandwich

Istilah generasi sandwich sendiri pertama kali muncul pada 1981, oleh Dorothy Miller, seorang pekerja sosial.

Dia mendefinisikan istilah generasi ini sebagai sebuah kelompok yang bekerja tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan dirinya.

Tapi juga anak dan keluarga, serta orang tuanya.

Generasi sandwich terhimpit akan kebutuhan dua generasi yang ada di atas dan di bawahnya, seperti isian roti lapis.

Ada tiga ciri yang patut kamu pahami terkait generasi sandwich, apa saja? Cari tahu penjelasanya di artikel berikut Mengenal Generasi Sandwich: Ketahui 3 Cirinya Berikut!

 

Generasi Geprek: Ambyar, Hancur, dan Berantakan Karena Tekanan Kiri-Kanan

Selanjutnya, mari kita masuk ke pembahasan soal generasi geprek.

Mayoritas dari kita, pasti tahu atau bahkan pernah mencicipi hidangan penggugah selera satu ini.

Ayam goreng dengan tepung, kemudian digeprek, lalu dicampur dengan berbagai jenis sambal sesuai selera.

Tentu sjaa, akan tambah nikmat jika kita makan dengan sepiring nasi panas.

Namun faktanya, generasi geprek ini berbanding terbalik dengan citra makanannya. Lebih tepatnya, istilah generasi geprek ini justru jauh dari citra baik.

Warganet menyandingkan generasi geprek dengan generasi-generasi yang punya tuntutan hidup amat banyak.

Tapi penghasilannya tidak sepadan dengan yang harus dia keluarkan setiap bulan.

Layaknya ayam geprek, generasi ini juga digeprek oleh berbagai pihak di lingkungannya sampai hancur.

Seringkali, mereka merasa tidak punya kemandirian dan kebebasan untuk menikmati hasil jerih payahnya.

Berbagai kewajiban dan tujuan keuangan tumpang tindih. Sementara untuk mengatur gaji saja, sudah bikin otak mendidih. Akhirnya, para generasi geprek ini ibarat terjebak dalam ‘lingkaran setan’.

Hidupnya berputar pada poros kebutuhan-kebutuhan dan tujuan keuangan yang rasanya sulit dan jauh untuk tercapai.

[Baca Juga: Cara Membuat Tujuan Keuangan yang SMART]

 

Inilah yang Membedakan dengan Generasi Sandwich

Lantas, apa yang menjadi poin pembeda antara generasi sandwich dengan generasi geprek?

Melansir laman jogja.suara.com, istilah generasi geprek menggambarkan situasi yang banyak dihadapi oleh generasi dengan ekonomi menengah ke bawah dan berpenghasilan rendah.

Meski tidak sepenuhnya begitu, generasi geprek ini banyak dialami oleh pekerja di usia 20-an di Yogyakarta dengan upah sebesar Rp2 jutaan.

Polemik ini sebenarnya bukan lagi cerita baru, malah jadi problematika berkepanjangan untuk seluruh pekerja di Yogyakarta.

Bahkan, permasalahan ini malah jadi sebuah candaan satir di jagat maya setiap kali muncul topik pembahasan terkait gaji atau penghasilan.

Nah, apakah Sobat Finansialku tahu ada berapa jenis penghasilan? Yuk, temukan jawabannya melalui video berikut ini:

 

Generasi Geprek, Bisa Apa?

Terkadang, bersyukur bukan satu-satunya solusi yang tepat untuk para generasi geprek di tengah tekanan yang tiada akhir ini.

Pun dengan tips untuk mulai investasi atau hal lainnya, yang mungkin ingin mereka lakukan tapi belum terealisasikan, karena terpaan keadaan.

Sehingga melalui artikel ini, Finansialku hanya ingin memberikan beberapa tips agar kamu lebih siap menghadapi berbagai tekanan nantinya!

Shierly, S.E.,M.B.A.,CFP®, salah satu perencana keuangan Finansialku, membaginya ke dalam lima tips di bawah ini!

 

#1 Tambah Sumber Penghasilan

Tips pertama, cobalah untuk menambah sumber penghasilan. Apalagi jika saat ini, kamu menjadi satu-satunya tulang punggung di keluarga.

Poin ini tidak melulu harus kamu yang lagi-lagi memeras energi dan pikiran.

Kamu bisa minta bantuan anggota keluargamu untuk membantu meringankan kewajiban bulananmu.

Misalnya, meminta Ibu atau Ayah untuk membuka warung kecil-kecilan di depan rumah, dan berbagai opsi lain yang bisa kamu pertimbangkan.

Selain itu, kamu juga bisa menggali informasi lebih lengkap mengenai strategi lainnya untuk menambah penghasilan, melalui ebook gratis dari Finansialku.

Ebook GRATIS, Strategi Cerdas Menambah Pemasukanmu

Banner Iklan Ebook Strategi Cerdas Menambah Pemasukanmu - PC
Banner Iklan Ebook Strategi Cerdas Menambah Pemasukanmu - HP

 

#2 Kreatif Kelola Keuangan

Melihat poin kedua ini mungkin kamu ingin mengumpat sambil bergumam dalam hati, ‘Apa yang harus saya kelola kalau untuk besok saja sudah bingung ambil dari mana?!’

Kita tahu betul soal itu, pun tidak akan memaksa kamu untuk melakukan perencanaan keuangan yang prosesnya bisa bikin kepala makin pening.

Tapi, kita juga tidak bisa 100% menutup mata soal ini. Sebab, ada kalanya kita kebingungan sendiri dengan perginya uang selama ini.

Akhirnya, inilah yang membuat kita merasa kalau pemasukan tidak pernah mencukupi kebutuhan.

Padahal, bisa saja kamu terlalu gegabah mengeluarkan uang, yang mungkin kamu anggap recehan.

Oleh karena itu, cobalah memulai kebiasaan baru dengan mencatat semua dana keluar dan masuk setiap harinya.

Tidak perlu susah payah untuk melakukannya secara manual, karena saat ini ada Aplikasi Finansialku yang bisa memudahkan kamu.

Mulai dari pencatatan keuangan, pembuatan anggaran bulanan, sampai merencanakan tujuan-tujuan keuangan.

Selain tentang mengelola keuangan, Finansialku juga siap membantu memecahkan permasalahan keuanganmu bersama para perencana keuangan.

Kamu bisa menghubungi mereka lewat Customer Advisory Finansialku, melalui nomor WhatsApp 0851 5698 8473 atau klik banner di bawah ini sekarang!

Banner Konsultasi Via WA Telemarketing

 

#3 Miliki Proteksi

Selanjutnya, jangan sampai kamu mengabaikan poin ini. Sebagai satu-satunya penghasil dana untuk keluarga, kamu tentu harus memiliki proteksi.

Tidak perlu yang muluk-muluk, kamu bisa mulai memiliki proteksi yang sederhana, seperti BPJS Kesehatan.

Setidaknya, ketika kamu jatuh sakit, tidak perlu lagi kalang kabut untuk mencari dana berobat dan perawatan.

Memangnya, seberapa penting proteksi dalam perencanaan keuangan? Simak penjelasannya dalam video Finansialku satu ini.

 

Nah, itu dia beberapa informasi yang bisa kamu dapatkan dari artikel terkait generasi geprek ini.  Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini? Mari kita bertukar pikiran di kolom komentar!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Galih Priatmojo. 30 November 2021. Memahami Lika-liku Generasi Geprek: Digencet Upak Cekak, Berbagi Pengeluaran dengan Ortu. Jogja.suara.com – https://bit.ly/3RPkVoE
  • Lori. 30 Maret 2022. Muncul Istilah Generasi Geprek dan Generasi Strawberry, Apa Itu?. Jawaban.com – https://bit.ly/3S0LAz0

dilema besar