Geger! FinCEN Files, Dokumen ‘Kotor’ Bank-bank Besar Dunia Bocor!

Geger! FinCEN Files, Dokumen ‘Kotor’ Bank-bank Besar Dunia Bocor!

FinCEN Files, sebuah dokumen berisi aktivitas transaksi mencurigakan bank-bank besar dunia muncul ke publik! Apa saja yang ada di dalamnya?

Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

 

FinCEN Files Berisi 2.100 Laporan Akitivitas Transaksi Mencurigakan

Sebuah dokumen berisi laporan dari bank-bank besar kepada intelijen Amerika Serikat (AS) bocor di kalangan media internasional.

Melansir Kompas, dokumen tersebut memperlihatkan adanya transaksi janggal bank-bank besar dunia yang diduga berkaitan dengan praktek pencucian uang. Dokumen disebut dengan nama FinCEN Files.

FinCEN Files berisi 2.657 dokumen, yang di dalamnya terdapat 2.100 laporan aktifitas mencurigakan (Suspicious Activity Report/ SAR).

[Baca Juga: Hati-hati Guys! Jangan Sampe KENA TIPU 12 Juta Kayak Gue!]

 

Secara keseluruhan, Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) melaporkan bahwa file tersebut berisi informasi tentang transaksi senilai lebih dari 2 triliun dolar AS (Rp 2.943 triliun) antara tahun 1999-2017, yang dicurigai oleh departemen kepatuhan internal lembaga keuangan.

Bocoran tersebut menunjukkan bagaimana uang diacak melalui beberapa bank besar di dunia.

Para penjahat seperti pedagang narkotika, penyelundup, dan pelaku skema Ponzi menggunakan perusahaan Inggris anonim untuk menyembunyikan uangnya.

 

Aktivitas ‘Mencurigakan’ Sudah Terendus Sejak Lama

Awalnya pada tahun 2019, perusahaan media AS, BuzzFeed News memperoleh dokumen besar dari catatan keuangan Departemen Keuangan AS (USDT).

BuzzFeed kemudian membagikannya dengan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional atau The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).

Sebanyak 108 mitra media di 88 negara memperoleh bocoran dokumen milik intelijen AS tersebut. Selama 16 bulan terakhir, 400 jurnalis dari 88 negara menggali catatan yang bocor.

Para jurnalis itu berusaha melakukan wawancara dengan penyelidik dan korban, menuangkan catatan pengadilan dan arsip, serta meninjau data tentang jutaan transaksi yang terjadi antara 1999 dan 2017.

Menurut laporan ICIJ melaui laman Pikiranrakyat, lima bank besar dunia yang paling sering muncul dalam dokumen antara lain; HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co, Deutsche Bank AG, Standard Chartered Plc dan Bank of New York Mellon Corp.

“Saya berharap temuan ini memicu tindakan segera dari pembuat kebijakan untuk memberlakukan reformasi yang diperlukan,” kata Tim Adams, kepala eksekutif kelompok perdagangan Institute of International Finance.

“Seperti dicatat dalam laporan hari ini, dampak kejahatan keuangan dirasakan di luar sektor keuangan. Hal itu menimbulkan ancaman besar bagi masyarakat secara keseluruhan,” tambahnya dikutip dari Pikiranrakyat, Senin (21/09).

Sebagian besar SAR dalam File FinCEN berasal dari sejumlah kecil bank besar, yakni Deutsche Bank (982 laporan), Bank of New York Mellon (325 laporan), Standard Chartered Bank (232), JPMorgan Chase (107), Barclays (104), dan HSBC (73).

[Baca Juga: Jangan Takut! Begini Cara Jitu Mengatasi Trauma Investasi Bodong]

 

Diakumulasi, bank-bank ini mengajukan lebih dari 85 persen SAR yang tercantum dalam FinCEN Files itu.

Aktivitas tersebut kemudian memang dilihat sebagai transaksi mencurigakan (suspicious activity reports/SAR) oleh sistem HSBC. Namun hingga beberapa kali transfer, HSBC tidak melakukan penutupan akun.

Secara rinci, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia, HSBC sebenarnya sudah mengajukan laporan aktivitas mencurigakan pertamanya tentang penipuan ini 29 Oktober 2013.

Hal itu terkait dengan nomial US$ 6 juta yang dikirim ke para “penipu” di Hong Kong.

Pejabat bank mengatakan tak ada tujuan ekonomi, bisnis dan hukum yang jelas untuk transaksi itu. Namun menggarisbawahi ada kegiatan dengan skema Ponzi di sana.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!

 

Laporan aktivitas mencurigakan kedua terjadi di 2014, di mana ada transaksi senilai US$ 15,4 juta dengan skema yang sama yakni Ponzi. Laporan ketiga di Maret terkait dengan akun WCM777 senilai US$ 9,2 juta.

Penutupan baru dilakukan di 2014 saat regulator AS mengajukan tuntutan. Akun ditutup saat tidak ada lagi uang tersisa di dalamnya.

Masih dari laman CNBC Indonesia, pengacara untuk investor yang tertipu mengatakan bank seharusnya bertindak lebih cepat untuk menutup rekening para penipu.

Seperti dilaporkan, kasus WCM777 muncul saat HSBC mencoba menghindari tuntutan pidana AS atas pencucian uang bos-bos narkoba Meksiko. Saat itu, bank setuju memperbaiki prosedur.

HSBC sendiri mengatakan pihaknya selalu memenuhi kewajiban hukumnya untuk melaporkan aktivitas tersebut.

Sebagai informasi, USDT mewajibkan lembaga keuangan yang beroperasi di AS untuk mengajukan SAR ke Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan, ketika bank mencurigai suatu transaksi yang mungkin melanggar peraturan.

FinCEN nantinya bertugas melindungi sistem keuangan dari penggunaan ilegal dan pencucian uang. Tidak mengajukan SAR dapat membuat bank terkena denda atau hukuman.

 

 

Bagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan yang membutuhkan!

Jika membutuhkan bantuan berupa solusi jitu tentang mengatur keuangan pribadi bisnis atau keluarga, kamu dapat menghubungi Konsultan Perencana Keuangan Finansialku.

Semoga bermanfaat, ya.

 

Sumber Referensi:

  • Julkifli Sinuhaji. 21 September 2020. Laporan Fincen Files: Bank Besar Dunia Dituding Lakukan Transaki Mencurigakan selama Hampir 20 Tahun. Pikiranrakyat.com – https://bit.ly/30c9nTp
  • Rehia Sebayang. 21 September 2020. Data FinCEN Files Bocor! HSBC Diduga Terkait Penipuan Nasabah. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3iO0xCk
  • Fika Nurul Ulya. 21 September 2020. Heboh FinCEN Files, Bocoran Transaksi “Kotor” Bank-bank Besar Dunia. Kompas.com – https://bit.ly/3mGQu4z

 

Sumber Gambar:

  • The Files 01 – https://bit.ly/3hIG2pq
  • The Files 02 – https://bit.ly/2ZW0Pj5
  • The Files 03 – https://bit.ly/2RHqveU

 

dilema besar