Bulan ini adalah bulan paling sial! Gara-gara FOMO, gue harus rela kehilangan setengah gaji satu bulan dalam satu hari! Untung cepet lakuin ini!
Rubrik Finansialku
FOMO, Kebiasaan yang Merugikan!
Halo, guys!
Kenalin, gue Dita, usia 24 tahun, bekerja di perusahaan swasta di Jakarta sejak tahun lalu, dengan gaji Rp 5 juta per bulan.
Gue ini anaknya insider banget, setiap hari, saat masuk kantor, gue enggak pernah tuh yang namanya ketinggalan informasi yang lagi hangat di media sosial.
Dari gosip miring soal perselingkuhan sampe beli barang lagi in, gue selalu ikutan!
Seperti halnya bulan kemarin, gue baru saja apes karena setengah gaji satu bulan gue harus ludes dalam satu hari saja!
Gimana enggak, ceritanya, selama wfh ini, gue ingin mendekor kamar gue seperti yang lagi anget banget dilakuin sama kaum twitter.
Kebanyakan mereka mendekor kamar mereka jadi lebih simple dan estetik gitu. Pokoknya di sudut kamar enggak ada yang enggak pinterest-able!
Siapa yang enggak pengen coba! Akhirnya, setelah perdebatan panjang dengan diri sendiri, gue memutuskan untuk ikutan ngedekor kamar gue yang bentukannya udah enggak jelas.
[Baca Juga: Guys, Yakin Udah Siap New Normal? Jangan Lupa Siapin Ini!]
Hari Sabtu, gue mulai browsing di beberapa e-commerce untuk cari barang-barang yang gue perlukan.
Karena udah enggak sabar ingin dekor, akhirnya gue pakai pengiriman instan yang harganya dua kali lipat dari ekspedisi pengiriman normal.
Yaudah, lah, pikir gue. Biar cepet beres dan kamarnya bisa gue foto terus unggah di media sosial gue yang followersnya udah 2 ribu itu.
Akhirnya, selama kurang lebih 3 jam, selesai lah transaksi virtual itu. Gue memutuskan untuk cek ulang mutasi di m-banking gue untuk catatan transaksi hari ini.
Dan….
Buset!!!!
Abis Rp 2,5 juta!!!! Gila!!! Beli apa aja gue barusan?!?!?!?!?!?! Gue panik bukan main melihat jumlah itu!!!
Gila!!! Setengah gaji gue abis dalam waktu sehari doang!!! Emang enggak ada akhlak!!!!!
Gue kemudian bengong terus setengah menyesali diri ini yang kemakan FOMO (Fear Of Missing Out) dan enggak tanggung-tanggung untuk ngeluarin duit gaji gue tanpa ada catatan yang jelas ke mana larinya ini duit!!!
Enggak lama, satu demi satu barang berdatangan, mengalihkan gue dari kegondokan ini.
**
“Lucu, deh! Abis berapa tuh?” Tanya temen kantor gue ketika gue kasih lihat hasil dekorasi gue dua hari yang lalu.
DEG!
Jantung gue berasa mau copot.
“Dua juta lima ratus…” Jawab gue lirih.
SIALAN! GUE JADI INGET KEGONDOKAN GUE SABTU KEMARIN!!
“Beli di mana?” Tanya temen gue. “Gue jadi pengen ikutan, deh.” Lanjut dia kemudian mengeluarkan HPnya.
“Di sho*p*.” Jawab gue.
Dia kemudian ngangguk-ngangguk enggak jelas. Gue pikir mau masukin barang-barang ke keranjang, ternyata buka aplikasi lain!
“Ngapain, lo?” Tanya gue penasaran.
“Hm? Oh, ini, gue lagi mau bikin anggaran buat dekor kost-an gue nanti.” Kata dia.
”Harus banget?” Tanya gue sangsi.
“Ya iya, lah! Biar kebutuhan yang lain enggak keteteran!” Kata dia, seolah menyindiri jiwa impulsif gue yang keterlaluan.
“Emang gimana caranya?” Jujur meski gondok, tapi gue penasaran juga, siapa tau bisa gue aplikasikan sendiri nanti, ‘kan?
“Jadi, gue pake aplikasi Finansialku. Aplikasi ini bantu banget gue untuk enggak asal hemat, tapi jelas juga ke mana perginya duit gue.” Kata dia. Gue, sih, ngangguk-ngangguk aja. Enggak sabar pengen liat bentukannya aplikasi itu.
“Untuk ngedekor kamar, berarti, gue akan kurangin jatah makan gue bulan depan, terus belanja bulanan juga kayaknya bisa dikurangin.” Kata dia ngoceh sendiri.
“Jadi, jatah gue untuk bisa ngedekor tanpa ambil uang tabungan adalah sekitar Rp 1.850.000.”
Hm? Kok simpel banget? “Udah?” Tanya gue setelah dia beres masuk-masukin angka di aplikasi Finansialku itu.
Dia ngangguk. “Emang lo yakin bisa cukup dengan anggaran barusan?” Tanya gue skeptis.
“Itu lah gunanya catatan keuangan. Untuk memastikan kalau pengeluaran gue enggak lebih dari anggaran. Ada semua di satu aplikasi!”
“CANGGIH AMAT?!” Teriak gue.
“Selain canggih dan sederhana, murah juga! Bayangin aja, gue cuma perlu bayar Rp 350 ribu per tahun untuk bisa nikmatin semua fiturnya, termasuk konsultasi keuangan gratis!” Kata dia antusias.
“Buset, apa enggak rugi itu aplikasi?!”
“Makanya dari itu, gue setia banget sama aplikasi ini sejak lulus kuliah tahun kemarin!”
“………………..” Gue mupeng.
“Pasti lo mau, ‘kan?” Gue kemudian nyengir. Lagipula, siapa yang enggak mau, aplikasi se-murah itu, terus pakenya super gampang, dan bisa bantu gue ngatur keuangan yang berantakan seperti hati ini? #eaaa
“Kalau mau, mending instal sekarang, deh! Nanti lo bakal dapet free trial satu bulan. Abis itu, langsung upgrade dan masukin kode HEMAT50, ya! Nanti lo bakal dapat potongan langsung Rp 50.000!”
“Ya Tuhan, ini aplikasi jualan apa sedekah, deh?” Kata gue geleng-geleng sambil instal aplikasinya saat itu juga lewat Play Store.
Eh? Gue jadi lupa sama kalian, gara-gara keasikan ngulik ini aplikasi. Sorry, sorry!
Kalian juga install, dong! Kita buktiin bareng-bareng se-efektif apa, sih, si aplikasi ini? Nanti, kita cerita-cerita bareng di kolom komentar, deh!
Install aplikasinya di Play Store untuk kalian yang pake Android, dan Apps Store untuk kalian tim Apple.
Oh ya, jangan sampe lupa untuk masukin kode HEMAT50 juga pas upgrade, ya! Lumayan, ‘kan, bisa hemat Rp 50 ribu langsung!
Punya pengalaman seperti ini dengan Finansialku? Yuk bagikan dalam kolom komentar atau kirim ke email konten.finansialku@gmail.com. Siapa tahu kamu bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
Bagikan juga kisah ini pada orang-orang di sekitarmu agar mereka bisa merencanakan masa depan melalui perencanaan keuangan yang baik!
Sumber Gambar:
- FOMO 01 – https://bit.ly/38o2zVA
- FOMO 02 – https://bit.ly/3dVpicy
dilema besar