Ternyata, sampai saat ini masih banyak milenial yang ingin punya rumah tetapi takut untuk beli lho… kira-kira kenapa ya?
Nah, kali ini bersama seorang narasumber kita akan ngasih tau teman-teman 5 hal yang membuat milenial nggak bisa beli rumah!
So, simak sampai selesai ya…
Rubrik Finansialku
Milenial Beli Rumah? Apa Bisa?
Hi Sobat Finansialku, kali ini kita akan ngobrolin tentang,
“kenapa sih milenial tidak bisa beli properti atau beli rumah?”
Dan pertanyaan saya, siapa nih dari antara teman-teman yang berencana membeli rumah atau properti pertama dalam waktu satu tahun ke depan?
Biasanya kalau aku tanya, hanya sedikit yang berani jawab “Saya!!!”
Kok begitu ya?
Nah maka dari itu, kali ini kita akan bahas mengenai 5 alasan mengapa milenial tidak bisa beli rumah. Selain itu saya juga akan menjawab pertanyaan dari sobat Finansialku yang ada di tiket Aplikasi Finansialku.
Dan seperti biasa, saya akan jawab salah satu curhat dari sobat Finansialku yang ada di tiket Aplikasi Finansialku.
Tetapi sebelum bahas lebih detail, sobat Finansialku juga dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur Konsultasi Keuangan di Aplikasi Finansialku, dan jangan lupa memberi hastag #curhatkeuangan.
Curhatan kali ini,
“Kak saya MD dari Bekasi, usia hampir 28 tahun dan sudah bekerja selama 6 tahun. Baru-baru ini saya dengarin Fintalk dan follow Instagramnya kak Melvin dan juga Finansialku, dan selama kerja 6 tahun ini saya ngekos.
Saya makin bingung apakah mendingan beli rumah atau tetap ngekos, karena aku itung-itung biaya bulanan kos itu Rp1,5 juta, seandainya aku nambah satu atau dua juta lagi kan itu udah sama aja dengan cicilan apartemen ya kak?”
Jawaban Melvin,
#LetMeShareMyView
Kak MD, ermasalahan kakak ini sebenarnya adalah masalah yang benar-benar dihadapi banyak orang dan aku pun juga pernah merasakan dulunya.
Jadi udah kelamaan ngekos dan kayaknya sudah zona nyaman banget, jadi baru berpikir “beli rumah atau beli properti gak ya?”.
Biasanya kita tuh punya banyak ketakutan, contoh takut DP-nya belum ada, takut KPR-nya nanti ditolak, takut kalau salah beli rumah, takut kalau cicilannya nanti bisa memberatkan keuangan kita, dan ketakutan lainnya yang banyak banget.
Waktu itu aku coba research lebih dalam mengenai harga propertinya, tanya sama agen, liat di google, kemudian aku juga memastikan kebutuhan propertiku itu seperti apa supaya gak salah beli, lalu mulai merencanakan dananya untuk beli properti pertama, baik itu investasi buat DP-nya kemudian perhitungan buat nanti KPR dan lain sebagainya.
Dan untungnya, di podcast kali ini aku akan bahas tentang bagaimana strateginya dan kenapa alasan seorang milenial itu tidak bisa beli propertinya.
Semoga penjelasan saya dapat bermanfaat buat sobat Finansialku, dan kalau kalian mengalami kegalauan keuangan atau investasi, asuransi atau apa pun itu, langsung saja curhat ke podcast-nya Finansialku.
Caranya gampang bangeet!!!
Kamu cukup mendownload Aplikasi Finansialku di Google Play Store ataupun di Apps Store, dan selanjutnya lagsung saja ke menu Konsultasi Keuangan, dan jangan lupa untuk ngasih hastag #curhatkeuangan.
Ini Alasan Mengapa Milenial Tidak Bisa Beli Rumah
Kali ini, saya ditemani oleh Marchelina Mumpuni, narasumber kita kali ini adalah adik dari Melvin Mumpuni, yang beberapa bulan lalu bisnis travel agent yang dijalaninya itu terganggu karena pandemi covid yang menyebabkan penerbangan dan wisata menjadi banyak yang tertutup sementara.
Dan saat itu, Marchelina yang juga disapa sebagai Cheli ini mencoba untuk berpindah profesi, dan sekarang pekerjaannya adalah untuk menemukan orang yang mau beli rumah dan mau jual rumah, urusannya properti.
Dan ternyata begitu sudah nyemplung ke properti, itu ada banyak banget permasalahan atau pertanyaan atau kesulitan yang dihadapi oleh milenial, dan ini dia 5 alasan kenapa seorang milenial itu tidak mau atau belum mau membeli properti.
[Baca Juga: Finansialku Podcast Eps 78 – Rumah Dulu Atau Nikah Dulu – Strategi Menyiapkan Properti Pertama]
Alasan Pertama
Alasan pertama itu adalah tujuannya kurang jelas!
Jadi maksudnya itu seperti ini, “why”-nya itu tidak dapat, yaitu kenapa seseorang mau beli rumah.
Jadi kalau why-nya itu kita tidak dapat, kita itu malah tidak ada tujuan dan akhirnya berpikir kenapa kita harus beli, atau merasa tidak ada sesuatu yang penting.
Jadi nyarinya asal-asalan, “pengen sih beli rumah tapi nanti aja lah…” jadi dia seperti tidak ada niat.
Kenapa seorang milenial itu urgency punya sebuah rumah?
Menurut Cheli, karena seumuran milenial itu dengan memiliki rumah maka membuktikan ia siap untuk berkeluarga, jadi bisa nunjukin ke calon mertua, nunjukin ke orang tua sendiri kalau kita itu siap berkeluarga.
Jadi suatu hari kita kan akan menikah, trus keluarga baru itu penting banget punya rumah karena rumah itu kebutuhan primer.
Sedangkan untuk alasan psikologis, memiliki rumah itu penting karena gengsi.
Maksudnya gimana?
Jadi kalau misalnya kita memiliki rumah, itu adalah salah satu tanda bahwa kita naik kelas.
“Masa sih sudah kerja sampai 10 tahun tetap gak bisa nyicil rumah? Gak bisa nyicil partement?”
Jadi kalau misalnya kita punya properti itu, jika ditanyain tentang apa bedanya kamu 5 tahun yang lalu dengan yang sekarang, maka bisa jawab kalau 5 tahun lalu belum ada apartemen atau rumah, dan sekarang sudah ada.
Jadi, kamu sudah naik kelas dan naik kelas inilah yang dibeli oleh para milenial, dan tanpa mereka sadari ini akan membuat gengsinya naik.
So, dengan memiliki properti sendiri maka kamu akan terlihat siap untuk berkeluarga dan yang kedua adalah gengsi akan naik atau kelasnya naik.
Yang ketiga, ini juga akan membuktikan kalau kita mandiri. Maksudnya di sini, kembali ke poin pertama kan kita lebih siap untuk berkeluarga yang membuktikan kita bisa mandiri, dan dengan memiliki rumah berarti kita siap buat ngurus rumah, dan ini beda dengan ketika kita masih satu rumah dengan orang tua.
Hal-hal yang sebelumnya kita tidak pernah urusin, akhirnya akan kita urusin ketika kita sudah punya rumah sendiri, seperti misalnya ngurusin listrik, ngurusin kerusakan dan lain sebagainya, dan itu lah yang ngebuktiin kalau kamu mandiri dan siap untuk berkeluarga.
Alasan Kedua
Alasan kedua kenapa seorang milenial itu enggak beli properti adalah karena malas riset pasar!
Maksudnya, jadi kalau kita misalnya beli rumah itu penting banget untuk kita jalan-jalan dan liat-liat kuota, seperti dari perumahan ke perumahan ataupun melihat melalui website dan aplikasi yang menampilkan rumah-rumah yang dijual seperti rumah.com, 99.com, OLX ataupun yang yang lainnya.
Melalui aplikais dan website-website ini, kita sebenarnya bisa langsung melihat harga-harga rumah yang ada.
Nah, kebanyakan milenial itu downloadnya seperti Tokopedia, Buka Lapak, Shopee, Blibli, Lazada, jadi mereka hafal barang-barang elektronik, barang-barang rumah tangga yang kecil dan lucu, mereka hafal barang-barang yang sifatnya untuk hobi, tetapi mereka malas untuk melihat harga rumah atau properti.
Nah padahal, bagi Melvin Mumpuni sendiri, melakukan research pasar atau mengecek harga-harga rumah yang ada di aplikasi ataupun website-website ini sebenarnya bisa menjadi salah satu motivasi, sehingga bisa tahu berapa income yang harus dimiliki untuk mendapat sebuah rumah di satu tempat ataupun untuk menetapkan target investasi.
Kalau kamu melakukan research online, kamu bisa mencari sebuah rumah di satu tempat dan melihat harga rata-rata dari rumah tersebut, dan biasanya, rumah yang sama biasanya ditawarkan oleh banyak agen dengan harga yang berbeda-beda, jadi kamu bisa melakukan pencarian dari harga terkecil ke harga tertinggi.
Sedangkan kalau kamu memiliki waktu untuk research offline, kamu juga bisa melakukannya karena mungkin dari 100 yang kamu liat dari layarmu, kamu mungkin bisa mendatangi 5 sampai 10 dan barulah kamu bisa melihat bagaimana feelnya, bagaimana buruk-buruknya rumah itu seperti air yang macet ataupun listrik yang berantakan, itu hanya bisa kamu ketahui kalau research offline.
Dan kalau kamu semakin banyak melakukan research offline maka akan semakin bagus karena bahan perbandingannya menjadi semakin banyak, dan bisa mengetahui mana yang paling cocok.
So, alasan ke dua mengapa milenial tidak bisa beli rumah adalah karena dia tidak melakukan atau malas untuk research pasar, yang sebenarnya dapat kamu lakukan dengan sangat mudah melalui Google.
[Baca Juga: Tips Agar Tidak Menyesal Membeli Rumah Subsidi]
Alasan Ketiga
Adapun alasan ketiga mengapa milenial tidak atau belum bisa beli rumah adalah karena belum terlalu tahu tentang KPR.
Maksudnya gimana?
Jadi, kalau milenial itu dengar KPR itu langsung takut, takut dengar utang, takut urusan sama bank, takut dengan bayar pajar, takut juga dengan kata-kata notaris gitu. Denger kata-kata tentang uang gitu takut dan kayak terintimidasi.
Sebenarnya gini,
Kalau kamu belum pernah mengajukan KPR atau mungkin kamu tidak mengerti KPR, setidaknya menurutku gedein dulu DP kamu, jangan terlalu kecil! Kalau misalnya DP kamu baru 5% atau 10%, itu tuh kekecilan sih menurut aku.
Apalagi kalau yang bank, karena pandemi ini tuh akan lebih mudah di approve kalau minimal 20%. Sedangkan kalau menurut Melvin sendiri, untuk rumah pertama itu lebih bagus kalau DPnya adalah 50%.
Karena begini,
Kebanyakan dari milenial itu tidak biasa berhutang dengan jumlah ratusan juta dan bahkan bisa sampai Rp 1 miliar, dan itu kayaknya “aduh gua ada pinjaman kewajiban seperti itu, dan dalam waktu 5 tahun atau 10 tahun”. Jadi kita ketakutan sendiri karena kalau gak bisa bayar maka akan diambil lagi rumahnya.
Jadi banyak banget pikirannya, jadi over-thinking dan akhirnya merasa mendingan gak usah dipikirin, ga usah dikerjain, ataupun ga usah beli rumah.
So, masalahnya adalah over-thinking itu karena gak ngerti. Padahal kalau ngerti dan disiasati dengan baik, itu sebenarnya ga ada masalah loh.
Jadi guys kalau kamu mau ngitung, itu di Aplikasi Finansialku ada menu Perencana Keuangan sama Dana Beli Rumah. Di sana kamu bisa ngitung, melakukan simulasi, dan ketika kamu sudah melakukan simulasi dan angkanya sudah dapat berapa yang idealnya untuk DP.
Angka ideal itu maksudnya gini, itung supaya waktu kamu investasi buat DP rumah itu tidak terlalu ngoyo banget, tidak terlalu capek banget dan masih bisa senang-senang juga, dan nantipun waktu kamu lagi KPR pun, itu tidak berat.
Contohnya gini,
Ada orang yang incomenya Rp 10 juta, dia mau nyiapin DP rumah dan saking ngototnya dia investasikan Rp 8 juta. Itu tuh kayak ga ada nafas dan kayak ga nikmati hidup.
Ya mungkin untuk yang masih single, Rp 5 juta atau 50% mungkin masih masuk akal, dan nanti kalau misalnya sudah beli rumah katakanlah cicilannya tuh sekitar Rp3 jutaan, kan itu lebih enak dari pada ngoyo terus-terusan.
Alasan Keempat
Alasan keempat kenapa milenial tidak bisa beli rumah atau beli properti adalah tidak kenal orang yang bisa kasih tahu tentang properti tetapi takut ketemu agen.
Mereka takut bila di follow-up, padahal kalau kamu tidak tertarik ya tinggal bilang aja langsung kalau kamu tidak tertarik.
Apa sangat penting untuk ketemu agen properti?
Agen properti itu, karena mereka kerjanya adalah riset pasar maka mereka tau riset pasar dan tau harga pasaran tanah di lokasi A dan lokasi B, harga bangunan antara bangunan 5 tahun dan bangunan 20 tahun yang tentunya berbeda.
Dan bahkan perbedaan bangunan dengan tahun yang sama, karena kalau rumah yang satu menggunakan keramik dan yang satunya lagi menggunakan marmer maka harganya sudah akan berbeda.
Beli gak sih? Buat kamu sebagai pembeli, itu GRATIS!!! Ini karena agen properti akan dapat uangnya dari developer atau owner yang punya properti.
Jadi, kalau kamu mau beli properti dan gak mau repot, kamu tuh ketemu agen properti dan kamu kasih tau check-list kamu, dan mau ada 100 check-list ataupun berapa kamu bisa tau.
Nantinya agen properti akan cari properti yang sesuai dengan maunya kamu, jadi kamu tidak akan buang waktu.
“Selain dibantu untuk nyariin rumah, sebenarnya agen properti bisa bantuin ngasih tau harga gak sih sebenarnya? Seperti misalnya harga yang terbaik, harga normal ataupun harga yang kemahalan?”
Kata Kak Marchelina,
Bisa! Kayak misalnya gini, dalam satu area kita punya range harga tanah, jadi kalau misalnya tanah atau rumah murah atau tidak itu kita hitungnya dari 2 hal yaitu tanah sama bangunannya.
Jadi misalnya range tanahnya Rp 10 juta sampai Rp 15 juta, kemudian kalau bangunan itu kan jelas antara 5 tahun sama 20 tahun itu ada hitungannya, nah itu kita bisa hitung misalnya kalau dari harga bangunan itu kan kita bisa liat dari sertifikat.
Kalau harga pasaran tanah, jika range harganya sekitar 10 sampai 15 dan setelah kita itung-itung ternyata harganya di bawah 10 yaitu misalnya 9, nah berarti itu kan murah karena di bawah pasar. Tetapi kalau dia pasang harga di 12 ya berarti harganya normal.
“Jadi kalau orang-orang yang mau investasi di properti mending datang kea gen properti dong?”
Yes, karena kembali ke yang tadi, agen properti bisa menjadi teman diskusi karena mereka memiliki kegiatan riset pasar dan mereka ngerti.
Dan kalau ada info-info diskon atau info mengenai orang yang jual rumah karena butuh uang, agen properti biasanya lebih tahu.
So, sebenarnya ada banyak banget untungnya kalau menghubungi agen properti. Jadi kaum milenial itu sebenarnya sudut pandangnya itu seperti ini kalau untuk agen properti, tetapi kalau misalnya sudut pandangannya tuh seperti “ah malas ah nanti dijualin…” ya berarti rugi dong karena ga ada yang bisa bantuin kamu ataupun yang bisa jadi temen diskusi kamu.
[Baca Juga: Harga Rumah Mewah Minimalis & Rahasia Dapat Rumah Impian!]
Alasan Kelima
Alasan terakhir kenapa seorang milenial belum mau beli properti pertamanya adalah karena mindset-nya!
Bagaimana maksudnya?
Beli properti ini kan keluar dari zona nyaman, jadi ibaratnya kalau anak kecil pertama kali ke kolam renang dan langsung dimasukin ke kolam yang besar, itu tuh takut karena ga bisa nyentuh lantai, padahal mungkin dia kels renangnya udah 5 kali dalam seminggu.
Tapi karena hal baru, dia jadinya takut.
Terkadang gini sih teman-teman, beli properti yang pertama itu pengeluarannya tiba-tiba gede kan?
Karena DP-nya saja bisa sampai ratusan juta, seratus juta, dua ratus juta atau bahkan tiga ratus juta, dan kamu tidak punya pengalaman dan tiba-tiba kamu beli, ya pasti takut lah…
Tidak usah yang namanya beli rumah deh, beli handphone saja kalau yang biasanya beli handphone yang harganya Rp 2,5 juta dan tiba-tiba beli yang harganya Rp 12 juta, itu takut banget.
Tau gak takutnya takut apa?
Takutnya adalah takut salah beli dan kelihatan bodoh.
“gini doang beli Rp 12 juta, bodoh banget… itu tuh merek yang lain juga ada yang lebih murah, yang disana lebih murah…” jadinya kelihatan bodoh.
Dan supaya gak keliatan bodoh menurut aku, pertama research kamu diperbanyak karena semakin banyak data kamu maka kamu juga akan tau mana yang harganya mahal, mana yang harganya normal dan mana yang harganya murah. Nah ini bisa kamu tanya ke agen.
Atau kalau kamu lagi malas banget nih ya, kamu bisa langsung saja download aplikasi ataupun mengunjungi website yang menampilkan harga-harga rumah.
Dan yang berikutnya adalah kamu siapin uangnya, DP-nya, karena kalau kamu sudah cocok sama propertinya dan DP-nya belum ada ya akan ga bisa beli juga kan? Makanya siapin juga DP-nya.
Bagaimana CARA AMPUH Membeli RUMAH PERTAMA?
Download ebook-nya, GRATIS!!!
Buat sobat Finansialku yang merasa kesulitan dalam mempersiapkan DP rumah ataupun mungkin belum tau dengan pasti berapa dana yang perlu kamu sisihkan tiap bulannya sehingga investasi kamu tidak menjadi maksimal, sebenarnya kamu bisa banget memanfaatkan menu Rencana Keuangan yang ada di Aplikasi Finansialku!
Aplikasi Finansialku adalah sebuat platform perencana keuangan yang dapat membantu kamu dalam mengelola keuangan dan merencanakan keuangan pribadi maupun keuangan keluarga dengan cara yang mudah.
Selain biasa digunakan untuk mencatat keuangan dan membuat laporan keuangan, fitur-fitur yang ada di Aplikasi Finansialku juga memungkinkan penggunanya untuk membuat anggaran, mengelola investasi dan juga tentunya membuat rencana keuangan.
Nah, jika kamu sudah download Aplikasi Finansialku melalui Google Play Store ataupun Apps Store, hal yang selanjutnya kamu perlu lakukan adalah masuk ke menu Rencana Keuangan, kemudian masuk ke pilihan Dana Membeli Rumah.
Setelah masuk ke menu Dana Membeli Rumah, kamu akan diminta untuk memasukkan beberapa data yang diperlukan seperti nama lokasi, harga rumah saat ini, uang muka (DP), lama kamu akan membeli rumah, dana yang sudah tersedia, kenaikan harga rumah, dan beberapa hal lainnya.
Setelahnya, Aplikasi Finansialku akan menghitung berapa jumlah dana yang perlu kamu investasikan setiap bulan atau setiap tahunnya untuk memenuhi DP rumah, dan juga sekaligus perkiraan cicilan bulanan untuk KPR kamu nantinya.
Adapun angka yang ditampilkan oleh Aplikasi Finansialku ini, semuanya berdasarkan asumsi dari kenaikan harga rumah yang telah kamu input, serta berdasarkan target investasi kamu. sedangkan untuk KPR, perkiraan jumlah hutang dan cicilan bulanannya adalah berdasarkan asumsi bunga KPR dan periode pelunasan KPR yang telah kamu masukkan juga sebelumnya.
Dengan begitu, kamu akan menjadi lebih siap dalam memutuskan untuk membeli rumah, dan kamu pun tidak akan bingung lagi soal berapa jumlah uang yang perlu kamu investasikan setiap bulannya.
Sangat membantu bukan? Karena itu, langsung saja download Aplikasi Finansialku sekarang juga, dan rencanakan dana membeli rumahmu.
Ingat!!! persiapan itu lah yang membuat seseorang menjadi lebih percaya diri!
Jadi dari lima masalah yang dialami milenial itu, menurut Melvin masalahnya adalah karena tidak percaya diri, karena terkadang orang itu walaupun sudah memiliki DP pun ia tidak berani. Dia tau sudah kalau itu butuh dan harus, sudah punya DP, tetapi untuk mau keluar uang sebanyak itu buat beli rumah dia tidak berani dan ada saja alasannya.
Nah itu sebenarnya bisa disiasati teman-teman, kalau kamu memungkinkan untuk sewa satu bulan, kan sekarang ada yang namanya airbnb yang sewa sebulan, nah kamu sewa dulu selama sebulan di lingkungan itu dan kalau di lingkungan itu kamu cocok, misalnya nih kamu mau beli apartemen dan kamu belum pernah tinggal di apartemen dalam jangka waktu yang lama ya udah mending sewa aja dulu.
Kamu bisa menyewa selama satu bulan atau dua bulan dan atau bahkan sampai tiga bulan biar kerasa apakah kamu cocok, dan bila cocok ya baru pindah.
Misal, aku dulunya tinggal di Bandung Utara dan tiba-tiba mau pindah ke yang selatan, kan itu beda ya, dan saranku sih waktu itu yang kita lakukan adalah ngontrak rumah dulu.
Begitu ngontrak rumah, kita liat kanan kiri, cari info harga, perhatiin lingkungan dan lain sebagainya, ya akhirnya kita memilih untuk beli tempat yang saat ini.
Nah… untuk kaum milenial, di akhir podcast, Kak Marchelina Mumpuni berpesan,
“Nomor satu berani memulai! Jadi kalau saat memulai nanti ada rintangan, ingat kembali apa alasan utamamu mencari rumah. Langkah paling awal dan paling mudah kalau kita mau mencari rumah itu seperti muter-muter dan liat-liat.”
Oke sobat Finansialku, begitulah diskusi mengenai 5 alasan kenapa milenial tidak bisa beli rumah, semoga diskusi kali ini bisa bermanfaat buat kamu dan akhir kata,
Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True!!!
Sumber Gambar:
- Beli rumah – https://bit.ly/3q0pxJJ, https://bit.ly/3q2gUi0, https://bit.ly/3q0Ez29
Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:
dilema besar