Finansialku Podcast Eps 77 – Strategi Investasi Yang Tepat Dalam Memasuki Masa New Normal

Finansialku Podcast Eps 77 – Strategi Investasi Yang Tepat Dalam Memasuki Masa New Normal

Kali ini Melvin Mumpuni bersama teman-teman dari industri keuangan akan bahas tips dan trick investasi yang tepat dan mudah di masa new normal.

Yuk baca artikel berikut agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar investasi dari Finansialku!

Selamat membaca.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Strategi Investasi yang Smart di New Normal

Menemani kesibukan kamu pada hari ini, bersama saya Melvin Mumpuni, CFP, kali ini kita akan membahas topik mengenai dana darurat.

Kali ini kita akan membahas apa selama ini kita sudah siap memenuhi dana darurat atau belum, dan tips and trick untuk menyiapkan dana darurat dengan smart.

 

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Kali ini pertanyaannya adalah,

“Pak Melvin saya ingin bertanya, instrument apa nih yang cocok digunakan sebagai dana darurat, khususnya untuk pemula yang mau beresin keuangannya? Terimakasih jawabannya ya Pak…”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Hi Kak, thank you pertanyaannya, jadi kalau missal dana darurat nih ya, saya sendiri itu selalu punya konsep yang namanya ALIM,

    • Aman
    • LIquid
    • Mudah diakses

 

Contohnya seperti apa Vin?

Contoh, ada di rekening, ada di deposito, ada di logam mulia atau emas, dan ada juga di reksa dana pasar uang. Dan saya yakin lah kalau rekening, deposito atau emas, semua orang juga udah tau.

Kali ini saya ingin bahas mengenai reksa dana pasar uang saja.

 

Kok gitu Vin?

Karena dana darurat saya pun, porsi terbesarnya ada di RDPU. Dan kenapa ini menarik?

Supaya diskusinya makin seru, saya sengaja hubungi teman-teman saya yang bekerja di asset management dan sekuritas untuk bahas reksa dana pasar uang.

Yuk simak diskusinya.

 

Strategi Investasi

Kali ini saya ditemani oleh teman-teman yang luar biasa, yang pertama ada Pak Ezady Muslim dari Mandiri Securitas dan ada juga Andi Chandra dari Aberdeen Standard Investment Indonesia.

 

 

Pertanyaan Pertama

Kita kan dari bulan maret sampai sekarang masuk yang namanya pandemi Covid-19, dan kemudian kita semua harus kerja dari rumah atau work from home sampai sekarang. Dan kemudian sekarang ini ada yang namanya relaksasi, pemerintah sudah membuka yang tadinya semua ditutup atau yang kita kenal dengan PSBB kini mulai dibuka sedikit.

Gimana nih menurut pandangan Mas Ezady dan juga Mas Andi terkait kondisi ekonomi pasar dan sentiment masyarakat dalam memilih investasi di reksa dana, khususnya di masa-masa seperti ini?

 

Jawaban Mas Ezady,

Jadi kita di Mandiri Securitas ini tidak hanya ada reksa dana saja ya, jadi kita punya saham, kita punya obligasi juga, dan terutama yang lagi hot ini sekarang reksa dana.

Kalau kita lihat dari awal masa PSBB ini berlangsung, mungkin teman-teman semua sudah melihat bahwa pasar saham Indonesia itu cukup turun jauh.

Jadi banyak orang yang mikir “aman gak sih berinvestasi di pasar modal?”. Itu pertanyaan yang selalu kita hadapin saat berhadapan dengan nasabah.

Uniknya adalah, malah dalam 3 bulan terakhir itu Mandiri Securitas itu justru mengalami kenaikan jumlah nasabah baru.

Nah, jadi kayaknya orang-orang itu mulai sadar gimana caranya supaya mereka bisa memanfaatkan momentum ketika lagi krisis ini untuk investasi, salah satunya mereka lihat nih investasi apa yang cukup aman ketika lagi krisis seperti ini, dan ternyata setelah mereka perhatikan, itu ternyata reksa dana yang returnnya itu paling stabil ketika kondisi lagi krisis, terutama reksa dana pasar uang.

 

Jawaban dari Mas Andi,

Vin, ini menarik banget sebenarnya, event seperti ini sih jarang terjadi di pasar modal khususnya rata-rata sih terjadi 10 tahunan nih, kalau penurunan ini contohnya terakhir itu 2008, kurang lebih 12 tahun walau agak telat sedikit, tapi menarik!

Jadi sekarang ini Covid-19 menjadi sentiment yang paling negative di tahun 2020, dan mungkin satu sampai satu setengah tahun ke depan, sampai akhir tahun 2021, ini Covid-19 masih akan sering kita dengar lah ya, jadi udah di new normal-nya untuk investasi, bahkan bagian dari investasi.

Dan kelonggaran relaksasi atau lockdown kita juga sudah bisa lihat di negara-negara tertentu, khususnya di Indonesia menyebabkan jalanan macet dan buat bingung, namun itulah yang akan terjadi ke depannya.

Tentu efek kelonggaran ini pasti akan terjadi gelombang baru.

Tapi positifnya adalah, pemerintah bagi masing-masing negara cenderung lebih siap dalam menghadapinya.

Memang kalau dilihat dari segi investasi, tentunya ada sentimen yang sifatnya negatif untuk sementara waktu ini, jadi itulah yang bisa kita lihat.

Menariknya di Indonesia sendiri, untuk Indonesia sebenarnya Covid ini memang yang pertama, tapi khususnya di Indonesia menurut saya ada yang kedua, yaitu kita ini sedang mengalami tekanan yang cukup besar dalam hal yang terjadi belakangan ini, banyak kasus gagal bayar perusahaan-perusahaan finansial yang terjadi.

Jadi bagaimana Aberdeen Standard Investment itu sendiri? Sebenarnya kita positif dan negative sih. Kenapa?

Di saat begini positifnya adalah, calon investor atau pun investor bisa melihat mana sih yang merupakan manajer investasi yang benar, yang mempunyai tata kelola yang baik, dengan yang seperti kejadian tersebut.

Dampak negatifnya, sekarang edukasi semakin susah nih, orang melihat “lah… ini saya reksa dana yang katanya gak bisa bangkrut, kok bisa ilang? Gagal bayar?” Nah, ini merupakan tugas kita kedepannya untuk melakukan edukasi terhadap masyarakat di Indonesia tentang pasar modal, khususnya reksa dana.

Kalau performance-nya kalau kita lihat ini, pasar modal itu tumbuh sangat signifikan, khususnya di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jepang dan khususnya Indonesia juga sempat mines kalau gak salah 30-40%.

Sekarang sudah mines 23%an. Jadi kita melihat bahwa dalam kurun waktu 4 bulan terakhir, pasar modal ini di drive oleh salah satu yang namanya kebijakan dari pemerintah.

Jadi kita bisa melihat semakin besar kebijakan pemerintah terhadap perekonomian mereka, itu performa mereka terhadap pasar modal lebih bagus.

Di Indonesia sendiri, pemerintah kita banyak memberikan stimulus tetapi banyak analis atau pemerhati yang bilang masih kurang besar, jadi wajar mengapa kita minusnya masih 20%.

 

Pertanyaan Ke-2

Jadi reksa dana apa nih yang direkomendasikan atau yang cocok nih kalau menurut pak Andi?

 

Jawabannya,

Sebenarnya produk rekomendasi itu tergantung tiga hal, yaitu yang pertama kita harus tau tujuan investasinya, kemudian tenor, dan yang ketiga itu profil risiko.

Nah base-on itu, kita bisa menentukan produk-produk investasi yang sesuai dengan yang ingin kita investasikan, karena mungkin beda aja nih antara Bung Melvin, Mas Ezady dan saya, karakteristiknya agak berbeda.

Kalau saya sih sedikit agak konservatif dan moderat, jadi saya selalu ingin merekomendasikan agar dibagi. Nah kalau saya pribadi saat ini komposisi saya adalah 40% di saham 40% juga di obligasi dan 20% di money market.

Kenapa? Kita melihat kan jarang-jarang nih saham diskon, menarik tentunya, dan obligasi juga cenderung performanya bagus ketika saham lagi koreksi karena mereka ada yang namanya kupon atau pun income yang setiap periode tertentu.

 

Ebook GRATIS, Panduan Praktis INVESTASI REKSA DANA PERTAMA Kamu!

5 Panduan Praktis Investasi Reksadana Pertama

 

Kali ini saya juga memberikan porsi cash yang cukup besar, yaitu 20% karena kita tidak tau nanti tiba-tiba gelombang ke-2 ini bisa memberikan efek yang lebih parah dari gelombang pertama.

Jadi rekomendasi saya ya itu, kalau formasi bola ya saya selalu ngomong 4-4-2, tapi tentunya itu kembali lagi ke risk profile kita, dan kita harus lihat tujuan investasinya dan berapa lama kita berinvestasinya.

Menurut Melvin sendiri, buat yang nanya investasi mana yang cocok buat pemula dan yang aman, maka saran saya adalah mulai dari money market dulu.

Kenapa? Alasannya karena investor pemula itu masih belum punya dana darurat, jadi nanti dari pada darurat dananya, sudah mendingan ke dana darurat dulu ke money market.

 

Bahas Money Market Bersama Aberdeen Standard Investment

Pertanyaan Melvin,

Saya sudah cek data, dan saya lihat ada beberapa produk pasar uang yang namanya Aberdeen Standard Investment Money Market Fund, ini aku lihat angkanya itu bagus, perbandingan antara return di bagi risikonya itu positif, itu bagus banget.

Draw down nya juga 0%, ini keren banget sih dalam jangka pendek turunnya 0%.

Artinya produk ini dalam jangka pendek naik terus, dan minimal pembeliannya bisa Rp.100.000 lagi. Nah boleh dijelaskan ini produknya sebenarnya produk apa, kok bagus?

 

Jawaban Mas Andi,

Jadi sebenarnya produk ini memang kategori dari segi profile risiko ini memang yang paling rendah karena di investasikan pada portofolio pasar uang.

Pasar uang itu apa sih? Jadi obligasi yang di bawah 1 tahun, deposito, dan kas.

Jadi kalau sekarang ini, yang namanya deposito kan harusnya gak bisa atau kecil kemungkinannya untuk mines, kecuali tiba-tiba kita deposito di satu perbankan dan perbankan itu bangkrut.

Tapi bagusnya sih sekarang ada LPS juga nih, jadi kecil kemungkinannya, itu salah satu penyebabnya kenapa draw down-nya itu 0%.

Dan kita lihat ada 50% yang lain, kita investasikan untuk memberikan imbal hasil yang lebih menarik diatas deposito, kita berinvestasi di portofolio obligasi korporasi yang di bawah satu tahun jatuh temponya.

Jadi kalau yang namanya obligasi korporasi di bawah satu tahun, cenderung itu pergerakannya gak kemana-mana, cuma imbal hasilnya lebih tinggi diatas dari deposito.

Yang menariknya adalah, di Indonesia khususnya, individual saya pribadi kalau beli obligasi korporasi, itu kena teksnya 15%, kalau kita masukan di reksa dana, reksa dana yang beli obligasi itu cuma kena 5%, jadi masih ada insentif dari pemerintah.

Itulah yang membuat reksa dana money market ini sangat berkembang pesat ke depannya ini, karena risikonya sangat kecil sekali dan cenderung imbal hasilnya diatas deposito.

Jadi ingat juga, semakin besar porsi obligasi korporasinya reksa dana pasar uang tersebut, ya semakin berisiko terhadap kegagalan bayar dari suatu korporasi.

Tapi disitu lah tugasnya kami para manajer investasi yang menentukan suatu obligasi itu layak untuk dibeli atau tidak, jadi kita sudah melakukan research terlebih dahulu, kita ketemu dengan management-nya, itu yang kami lakukan.

 

Sedikit bocoran dari Melvin, kalau kita sebagai ritel, kalau mau beli surat utang suatu korporasi, uangnya harus gede. Kalau di Mandiri sekuritas, kalau mau beli obligasi korporasi bisa dilayani itu yang kelipatannya Rp 1 miliar.

Angka yang besar kan? Makanya dengan adanya reksa dana, itu sebenarnya bisa membantu teman-teman yang mau beli obligasi korporasi dalam jumlah yang kecil saja, yaitu dengan Rp 100.000 saja sudah bisa beli.

Jadi kalau mau coba-coba ngerasain obligasi korporasi, saya saranin dulu reksa dana pendapatan tetap atau di pasar uang.

 

Pertanyaan Berikutnya

Saya lihat return-nya, itu sudah 2.2% YTD, berarti ini gimana nih akhir tahun ditutup berapa kira-kira pak?

 

Jawaban Mas Andi,

Sebenarnya target kita adalah mengalahkan dari deposito. karena apa? Kita kan tujuannya teman-teman investasi itu kurang lebih kan deposito ya, jadi kalau kita lihat di awal tahun year to date nya 2.2%, dan mungkin ya target kita diatas rata-rata deposito satu bulan. Itu target kita, jadi kita selalu berusaha memberikan imbal hasil diatas deposito.

 

5% sampai 6% terkejar pak?

 

Kata Mas Andi,

Nah… sebenarnya money market ini cukup menarik Bung Melvin, sebenarnya kita bisa nigkatin sampai 7% sampai 8%, sebenarnya bisa, cuma tergantung dari manajer investasinya.

Contohnya, kalau kita kan 50% kan di deposito ya, 50% lagi di korporasi tinggal pilih 50% depositonya ini mau di perbankan buku berapa?

Kalau di buku 3, buku 4, yang diambil Aberdeen Standard ini, ya kurang lebih kita return-nya juga sekitar 4.5% sampai 5%, tapi kalau kita mau turunin, kita mau investasi di buku 1, buku 2, bahkan DPR, itu bisa memberikan imbal hasil,

Cuma kayaknya kita gak ke arah kesana, kita cenderung jaga risikonya ditengah, jangan terlalu yang agresif jadi kita cenderung berdeposito di buku 3 dan buku 4 dan di obligasi korporasi yang di atas investment grade.

 

Penjelasan dari Melvin,

Teman-teman mungkin asing ya dengan istilah buku ya, jadi buku itu tuh istilahnya bank umum berdasarkan kegiatan usaha berapa. Kalau yang 4 itu kelasnya itu setahu aku kayak BCA, BRI, Mandiri, BNI, itu semua buku 4, perusahaan yang sudah gede-gede semua.

 

Pesan Penting Tentang Investasi Untuk Sobat Finansialku

Diakhir podcast, ada beberapa pesan, tips atau strategi investasi yang disampaikan oleh para tamu kita buat sobat Finansialku.

 

Dari Mas Andi,

Tips atau strategi investasi reksa dana di era new normal:

  1. Abaikan berita-berita negatif yang terkait dengan sentimen-sentimen yang ada, karena kalau kita ngikutin ini gak akan habisnya. Ke depan akan banyak berita yang memberikan sentimen negatif terhadap market. Kalau kita cenderung untuk berinvestasi reksa dana, saya anjurkan untuk mengambil tenor yang lebih panjang, lebih dari satu tahun.
  2. Lebih berjaga-jaga dan harus mempunyai porsi cash yang lebih banyak sehingga ketika terjadi sentimen yang negatif, teman-teman bisa melakukan investasi secara bertahap.
  3. Berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang besar, mempunyai keuangan yang kuat, dan cenderung perusahaan-perusahaan ini bisa didapat gampangnya ada indeks LQ45. Di kondisi ini, perusahaan dan perbankan yang besar cenderung lebih kuat
  4. Mencari perusahaan dengan rasio utang yang rendah. Karena bisnis biasanya tersendat dan perusahaan dengan porsi utang cukup besar cenderung mengalami kesulitan likuiditas.

 

Kalau dari Mas Ezady,

Strategi investasi di masa pandemi, “Jangan takut berinvestasi!” Jangan takut bagaimana market ke depannya, mulai saja berinvestasi dulu. Setelahnya kita lihat bagaimana pertumbuhan ke depannya.

Jangan terlalu dipikirin ke depannya seperti apa, yang terpenting adalah kita mulai saja dulu dan dari situ kita akan lihat bagaimana pertumbuhannya ke depan.

 

Oke teman-teman ini sudah dijelasin semua, dan semoga diskusi kita kali ini bermanfaat, dan tadi di kondisi seperti ini sebaiknya perkuat dulu dana darurat kamu sebelum kamu investasi yang lainnya.

So, terimakasih buat kamu yang sudah nyimak, dan akhir kata, Make A Plan And Get Your Financial Dreams Come True.

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify

 

dilema besar