Finansialku Podcast Eps 71 – Warren Buffett Jual Semua Saham Airline, Apa Artinya?

Finansialku Podcast Eps 71 – Warren Buffett Jual Semua Saham Airline, Apa Artinya?

Warren Buffett jual semua saham Airline, Apa Artinya?

Yuk simak pembahasan seru yang satu ini dalam artikel Finansialku berikut, agar kamu tidak ketinggalan informasi-informasi penting dalam dunia saham.

 

Rubrik Finansialku

 

Warren Buffett

Bersama Melvin Mumpuni, CFP, kali ini kita akan membahas sebuah berita yang menarik, yaitu Warren Buffett jual semua saham Airline miliknya.

Sebenarnya apa artinya itu semua?

Terlebih ia juga mengatakan bahwa dirinya telah membuat kesalahan!

Kesalahan apa emangnya?

Podcast Finansialku episode kali ini saya dedikasikan untuk sobat investor saham, khususnya buat teman-teman yang mengagumi Warren Buffett.

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Salah satu curhatan kali ini,

“Hallo Ko Melvin… perkenalkan saya N dari Semarang. Ko, saya suka berinvestasi, saya sudah punya saham, dan juga sudah punya reksa dana. Saya juga sudah ikut grup belajar saham Finansialku dan grup belajar reksa dana Finansialku. Apakah saya perlu beli P2P Lending? Thank you ya Ko jawabannya.”

 

Oke langsung saja kita bahas, Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Pertama-tama, bedakan dulu antara investor dan kolektor.

Investor adalah orang yang berinvestasi. Tujuannya adalah supaya investasinya dia dapat menghasilkan keuntungan, dapat dipakai untuk mewujudkan tujuan keuangan mereka, nah itulah investor.

Kolektor adalah orang-orang yang mengoleksi barang tertentu, ada yang mengoleksi sneakers, ada yang mengoleksi perangko, ada juga yang koleksi produk-produk investasi dan biasanya mereka bilang ini diversifikasi.

Kemudian, pilihlah produk investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan kamu.

Setelahnya lakukan diversifikasi, tetapi tujuannya bukanlah buat banyak-banyakan, bukan buat koleksi, keren-kerenan, tetapi buat mengurangi risiko.

Berikutnya ialah upgrade your knowledge, upgrade your skills, supaya kamu tidak terpuruk, tidak rugi besar ketika investasi apapun.

 

Warren Buffett Jual Semua Saham Airline

Seperti yang kita ketahui, corona virus membuat beberapa industri menjadi terpukul, termasuk salah satunya indusri penerbangan atau yang juga kita sebut sebagai aviasi.

Kondisi ini, tentu tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia, termasuk di Amerika.

Nah di podcast edisi khusus Warren Buffett yang bercerita mengenai portofolio investasinya dalam rapat pemegang saham, Melvin akan berbincang dengan Rivan Kurniawan.

Beberapa waktu yang lalu, Warren Buffett mengatakan bahwa dia merasa melakukan kesalahan dengan investasi di saham-sahamnya perusahaan Airlines US, dan dia juga menjual semua saham-saham Airlines miliknya.

 

Jika Rivan berada di posisi Warren Buffet, apa akan melakukan hal yang sama?

Jawaban Rivan,

“Saya sendiri memang sejak dulu tidak terlalu tertarik dengan saham-saham Airlines, terutama kalau kita berbicara tentang Airlines di Indonesia.

Karena memang kalau menurut saya, dari sebelum kejadian Warren Buffett mulai invest di tahun 2015/2016, sebenarnya sudah tidak terlalu tertarik dengan industri Airlines, karena menurut saya industri itu adalah industri-industri yang sulit banget untuk mendapatkan return.

Karena kalau kita melihat struktur cost dari Airlines, itu dia lebih berat di fix-cost seperti misalnya dia harus membeli armada, dan pesawat itu memiliki umur ekonomis, nah untuk bisa return on investment di satu pesawat, ada sebuah jurnal yang mengatakan bahwa butuh waktu sekitar 8 tahun supaya bisa balik modal di satu pesawat.

Saya berpikir bahwa jika berinvestasi di satu pesawat butuh 8 tahun untuk balik modal saja, maka untuk mendapat untungnya akan lama sekali dongnah itu faktor pertama.

Faktor kedua, kalau kita berbicara di Indonesia, salah satu komponen biaya terbesar untuk maskapai itu adalah biaya minyak avtur, dan saat ini yang menyuplai minyak avtur itu masih dimonopoli oleh Pertamina.

Karena masih dimonopoli otomatis harganya menjadi tinggi, dan inilah yang membuat si maskapai penerbangan ini menurut saya akan sangat sulit untuk bisa mencetak profit yang konsisten.

Nah… alasan ke tiga saya tidak terlalu suka saham-saham di sektor penerbangan adalah karena untuk satu penerbangan untuk bisa dikatakan menguntungkan butuh sekitar 70% total kapasitas pesawat.

Jadi artinya, kalau di satu pesawat itu 300 orang dan 70% artinya terisi 210, itu baru pesawat tersebut menguntungkan, dan kalau ternyata jumlahnya di bawah 210 orang, maka penerbangan itu merugi.

Itulah yang membuat saya agak kurang tertarik sebenarnya dalam industri Airlines. Terlebih ada banyak sekali biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Airlines.

Kalau kita berbicara soal rute penerbangan, apabila rute penerbangannya pendek maka keuntungannya itu kecil banget, karena mereka harus bersaing juga dengan maskapai-maskapai lainnya”

 

Sebenarnya, apakah ada perusahaan Airlines yang benar-benar mendapat untung besar?

“Kalau secara keseluruhan alias di dunia, itu ada. Seperti misalnya maskapai-maskapai dari Timur Tengah, contohnya Emirates dan Qatar.

Mereka sebenarnya bisa dikatakan sehat dan menarik karena memang bisa dikatakan struktur mereka itu juga beda dengan kita, karena kalau dibilang untuk tingkat kompetisi disana sebenarnya tidak terlalu intens.

Juga daya beli masyarakat Timur Tengah lebih high-class jika dibandingkan dengan di Indonesia.

Jadi sebenarnya masih ada kemungkinan bila industri Aviasi itu bisa mendapat untung.

Karena seperti yang dikatakan sebelumnya, perusahaan Airlines di Timur Tengah sehat dan menarik untuk diinvestasikan.

Namun jika berbicara untuk di Indonesia, mungkin karena faktor-faktor tadi seperti daya beli masyarakat, persaingan harga antar maskapai, maka akan susah bagi maskapai untuk menetapkan harga yang premium untuk penerbangan rute pendek.”

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

 

Dari video Warren Buffett yang berbicara tentang “You Have to be Careful How You Bet on The Market”, menurut Rivan poin penting apa aja sih yang bisa disampaikan untuk pendengar podcast Finansialku?

“Jika kita perhatikan lebih detail, dalam video tersebut dia mengatakan

“saya tidak tau apa yang akan terjadi dengan bursa bulan depan atau beberapa bulan dari sekarang, kita perlu hati-hati” dia juga mengatakan bahwa “ketika kamu ingin membeli saham, perlakukan itu seperti kamu membeli partnership pada perusahaan dan bukan seperti membalikkan koin dan berharap kamu bisa mendapat keuntungan dalam waktu singkat”.

 

Jadi, yang saya tangkap dari pesannya Warren Buffett itu adalah pertama, ketidak pastian ini masih tinggi, karena beliau juga mengatakan bahwa ini adalah musuh yang kita sama sekali belum pernah jumpai sebelumnya, selama dia bergerak di pasar saham juga belum pernah menjumpai yang kondisi seperti ini.

Nah… dengan begitu kita memang perlu berhati-hati, karena kondisi sekarang ini memang ketidak pastiannya masih tinggi.

 

Yang kedua, tetapi tidak berarti kita tidak membeli saham, dia mengatakan bahwa sekarang ini di tahun 2020 kita memang belum memutuskan untuk investasi dimana pun, karena mereka belum menemukan single-stock yang menarik diharga yang baik.

Dia berkata bahwa dia tidak membeli saham bukan karena kedepannya akan menjadi lebih parah, tetapi dia cuma mengatakan bahwa saat ini dia belum menemukan opotunity yang menarik untuk diinvestasikan.

 

Lalu hal ketiga yang bisa kita tangkap dari Warren Buffett ini ialah, dia mengatakan jangan memperlakukan shock market ini seperti membalikkan koin, dan berharap akan mendapat keuntungan dalam waktu singkat, tetapi belilah sebagai hubungan jangka panjang antara kita sebagai investor dan perusahaan.”

 

Nah apa saran Rivan buat investor pemula yang masih belum melakukan invest?

Kata Rivan, kalau kita mau invest, saran terbaik yang mungkin bisa saya share kali ini ialah pertama belilah secara menyicil, jadi artinya misalkan sekarang Anda memiliki dana Rp 10 juta, mungkin yang Rp 10 juta tersebut jangan dihabiskan di satu periode, atau jangan langsung dibeli sekaligus, tetapi sebaiknya silahkan cicil, misalnya satu atau dua juta per bulan.

Strategi menyicil ini bisa dikatakan paling aman, karena jika misalnya nanti kedepannya harga saham kembali turun, kita mindset-nya bukan sekaligus gede diawal, tetapi kita menyicil, sehingga nantinya kita tidak terlalu takut, dan bisa membeli lagi saat harga turun.

Meskipun IHSG saat ini turun sekitar 25%, tetapi ada saham-saham yang turunnya itu bisa 50%, 60% atau lebih.

Jadi penurunannya sudah 2 sampai 3 kali lipatnya penurunan IHSG, dan itu bisa dikatakan sudah cukup murah dalam segi valuasi.

 

Nah untuk pemilihan saham atau perusahaannya sendiri, menurut Rivan seperti apa ya?

Saran Rivan, untuk sekarang kalau kita bicara dengan kondisi pandemi covid 19 ini, pertama tentunya pastikan sektornya, jadi jangan juga kita nekat atau asal pilih sektor dan ternyata sektornya itu terdampak signifikan dengan covid-19.

Seperti misalnya penerbangan, pariwisata, komoditas seperti CPO, batubara dan yang lainnya, sebaiknya yang seperti ini dihindari terlebih dahulu.

Coba prioritaskan ke saham-saham yang sektornya itu relatif terlindungi, seperti misalnya di perbankan, consumer good, health care, listrik, dan sektor lainnya yang relatif tidak terlalu terdampak secara signifikan oleh adanya covid 19.

Jadi, belinya secara mencicil dan juga perhatikan sektornya, yaitu sektor yang tidak terlalu terdampak covid.

 

Bukannya sektor perbankan juga terdampak oleh Covid-19 ko?

“Betul bahwa dengan adanya relaksasi kredit, akan ada dampak negatif terhadap NPL dari perbankan.

Tapi yang perlu diperhatikan di sini adalah, saya setuju kalau yang dimaksudkan adalah bank-bank yang buku kecil atau bank kecil dan menengah, tetapi kalau kita berbicara soal bank yang besar, itu biasanya mereka punya kebijakan atau jaminan yang nilainya bisa tinggi dari pada jumlah pinjamannya, terutama bank yang menyalurkan kredit ke perusahaan atau korporasi, yang mana jaminannya bisa senilai dua kali lipat.

Jadi, beberapa tips yang bisa saya bagikan, pertama kalau bisa hindari bank yang kecil, karena biasanya memang risikonya lebih besar.

Kedua, hindari bank yang penyaluran kreditnya lebih banyak ke segmen UMKM, karena ada beberapa bank yang kita tau penyaluran kreditnya itu lebih banyak ke UMKM dan ke segmen keluarga pra sejahtera atau ke ibu-ibu yang ingin mengembangkan usahanya.

Biasanya bank seperti ini dampaknya akan menjadi lebih signifikan.

Tetapi untuk perbankan besar yang penyaluran kreditnya lebih banyak ke korporasi, itu biasanya lebih aman.”

 

Ebook Perencanaan Keuangan ENTREPRENEUR & FREELANCE

Download Sekarang, GRATISSS!!!

 

Apakah Warren Buffett memilih value investing atau growth investing?

“Jadi, Warren Buffett sebenarnya termasuk value investing, cuma pendekatannya juga dia modifikasi.

Dulunya dia 100% dia benar-benar mencari yang semurah-murahnya, tetapi kemudian ia juga mulai banyak mengalami penyesuain dalam gaya investasinya.

Contohnya saja, dulunya ia menghindari saham-saham teknologi, tetapi sekarang ia juga mulai berinvestasi di saham-saham teknologi, jadi tidak selamanya selalu mencari saham-saham yang murah tetapi lebih ke yang wonderful company at wonderful price.”

 

Pesan Rivan

“Ini adalah saat yang tepat untuk kalian memulai berinvestasi, karena kapan lagi kita bisa mendapat saham dengan harga yang sangat-sangat murah?

Bisa saja kita tidak akan lagi mendapat kesempatan seperti ini di tahun-tahun selanjutnya.

Buat teman-teman lainnya yang sudah membeli saham dan portofolionya minus, kalian gak perlu khawatir karena sebenarnya saat ini merupakan saat yang tepat untuk kalian beli dalam jumlah yang lebih besar lagi.

Penurunan harga saham ini sifatnya sementara, dan kita tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya, tetapi kita perlu tau bahwa dari dulu pasar saham didesain untuk mendatangkan keuntungan dalam jangka yang panjang.”

 

Oke sobat Finansialku, sampai disini pembahasan kita yang membahas mengenai Warren Buffett jual semua saham airline miliknya, dan akhir kata, Make A Plan Anda Get Your Financial Dreams Come True!

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

 

dilema besar