Beberapa hari ini berbagai media membicarakan memberitakan bahwa banyak perusahaan yang melakukan PHK.
Lalu bagaimana sikap kita dalam menghadapi gelombang PHK? Dan bagaimana strategi mengelola uang pesangon?
Di Finansialku Podcast Eps 63 ini, bersama Melvin Mumpuni, CFP kita akan menemukan jawabannya.
Rubrik Finansialku
Mengelola Keuangan dalam Menghadapi Gelombang PHK
Sobat Finansialku, dalam beberapa hari ini saya membaca berita, baik di CNBC, Kontan, CNN, Bisnis Indonesia dan termasuk di media Finansialku.com, ternyata banyak perusahaan yang berencana melakukan PHK.
Nah… biasanya perusahaan memberikan pesangon yang di PHK.
Pertanyaanya adalah,
“Bagaimana cara mengatur atau mengelola uang pesangon tersebut?”
Dan juga, ada satu pertanyaan sekaligus curhat, dari salah satu sobat Finansialku, pertanyaannya ialah:
“mana yang harus disiapkan terlebih dahulu ketika memiliki utang? Apakah kita fokus melunasi utang atau penuhi dana darurat?”
Yuk kita dengarkan podcastnya:
Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN
Kali ini curhatan datang dari Li, pertanyaannya,
“Sekarang ini saya sudah bekerja selama lima tahun, penghasilan saya sudah mencapai Rp 10 juta. Saya masih single dan ingin menikah tahun depan. Pasangan sudah ada sih… tapi masalahnya keuangan saya berantakan.
Saat ini saya memiliki cicilan KPR, cicilan KPA, dan cicilan kartu kredit yang jumlahnya mencapai Rp 7 juta per bulan. Dengan penghasilan Rp 10 juta, saya hanya bisa hidup sebesar Rp 3 juta per bulan.
Saya tidak bisa menabung atau berinvestasi, malah terkadang saya gesek kartu kredit lagi untuk kebutuhan di akhir bulan.
Saya sadar saya tidak bisa begini terus karena ingin menikah tahun depan, saya baru saja memperbaiki kondisi keuangan saya sekarang ini, saya sudah membaca buku Make a Plan dan saya menjadi bingung mana yang harus di prioritaskan, melunasi utang atau dana darurat?”
Jawaban Melvin,
#LetMeShareMyView
Hi Kak Li, terimakasih atas pertanyaannya, dan thank you so much karena kamu berani jujur, berani sharing masalah keuangan, dan udah baca buku Make a Plan.
Dalam buku Make a Plan, memang saya menjelaskan bahwa pondasi dari perencanaan keuangan adalah keamanan keuangan. Dari situ, keamanan keuangan itu terdiri dari apa aja?
-
- Cashflow-nya harus positif, artinya pemasukan harus lebih besar dari pada pengeluaran
- Punya dana darurat dalam jumlah yang cukup
- Lunasi pinjaman-pinjaman yang bersifat konsumtif
- Punya proteksi dalam jumlah yang cukup.
Kita bahas pertanyaannya,
“mana yang harus di prioritaskan, membayar utang atau dana darurat?”
Teman-teman, saya gak mau judge tapi kita diskusi saja, supaya teman-teman bisa sambil mengerti konsennya apa keputusan keuangan.
Saya sering bilang ke semua tim saya di Finansialku dan juga ke perencana keuangan di Finansialku,
“perencana keuangan itu tuh bukan ilmu yang saklek, ada unsur seninya, ada unsur logikanya, dan ada unsur ilmu perencana keuangannya”
Nah saya akan bertanya beberapa hal, dan semoga teman-teman juga bisa bantu jawab,
-
- Bagaimana kalau tiba-tiba ada kebutuhan mendadak, jika tidak punya dana darurat? Apa yang harus dilakukan? Apakah kebutuhan yang mendadak itu dipenuhi dengan menggesek kredit?
- Jika iya, pertanyaan selanjutnya bagaimana utang bisa lunas? Setiap ada kebutuhan mendadak selalu gesek kartu kredit lagi, gimana coba?
- Selain dana darurat, saya masih punya satu pertanyaan lagi, bagaimana dengan biaya berobat seandainya sakit dan harus dirawat di rumah sakit? Apakah juga dengan utang baru lagi?
Sampai disini, kita memiliki konsen yang sama. Ada potensi risiko yang bisa terjadi, masalahnya kita gak tau seberapa besar risikonya, kapan terjadinya, dan seberapa sering terjadinya.
Satu hal yang dapat kita lakukan adalah memiliki persiapan! Kita harus berjaga-jaga. so apa yang harus dilakukan?
Saran saya adalah,
Langkah satu, STOP semua utang baru! Jangan pernah nambah utang baru! Termasuk utang kartu kredit.
Langkah ke dua, dalam teknik pelunasan utang, itu ada yang namanya nego ke bank untuk mengurangi bunga atau perpanjang periode pembayarannya, contoh untuk pembayaran rumah dan KPA.
Bahasa kerennya tuh rekstrukturisasi pinjaman, coba aja ngobrol, tunjukkan kalau punya niat baik untuk melunasi utang, tetapi butuh kebijakan dari bank untuk bisa membantu cashflow-nya.
Langkah ke tiga, tambah penghasilan bulanan dengan cara fokus mendapatkan bonus dari tempat kerja sekarang, jadi kalau kerja coba target bulanannya dipenuhin atau bahkan dilampaui supaya bisa mendapat bonus, dan syukur-syukur bisa naik jabatan, atau bisa menambah penghasilan dengan penghasilan sampingan.
Penghasilan sampingan tersebut digunakan untuk memenuhi dana darurat dan premi asuransi kesehatan.
Supaya gak mahal, pilih premi asuransi kesehatan yang murni aja dulu, kecuali kalau uangnya sudah ada.
Pengalaman saya sendiri, saya memberi premi asuransi murni di bulan Desember 2019 dengan harga lebih dari Rp5 juta, dengan proteksi sebesar Rp 20 miliar.
“Vin, kok beli asuransi kesehatan Rp 20 miliar? Kok gede banget? Kayaknya gak bakal kepake juga sih Vin Rp 20 miliar”
Gini guys… saya ketika beli proteksi itu, rencananya tidak untuk setahun atau dua tahun, tapi kalau bisa ya saya berusaha untuk 10 sampai 15 tahun kedepan.
Ya mungkin biaya berobat Rp 20 miliar 15 tahun kedepan ya pasti fantastis sih, tapi bisa jadi kepake, pasti dimasa yang akan datang itu akan menjadi realistis.
Langkah ke empat, mulai buat anggaran bulanan khususnya anggaran pengeluaran bulanan, supaya uang kamu itu dapat di kontrol. Sebisa mungkin rapetin dulu deh ikat pinggang kamu supaya kamu punya uang lebih yang difokuskan untuk melunasi pinjaman, dan punya dana darurat.
Langkah ke lima, fokus lunasi pinjaman dengan pokok terkecil, dept snow ball. Setelah berkomunikasi lebih lanjut dengan Kak Li, kami sepakat untuk melunasi pinjaman kartu kredit dulu, senilai Rp30 juta, kemudian baru cicilan KTA, dan terakhir KPR.
Hargai Diri Sendiri
Saya ingin share mengenai satu value penting yang saya pelajari dari teman-teman di Finansialku, ketika kami mengadakan meeting yang pembahasnnya tuh mengenai self-rewarding atau bagaimana cara kita berterimakasih kepada diri kita sendiri.
Salah satu yang dapat saya share pada podcast kali ini ialah saya belajar dari teman-teman saya,
“Kita perlu berterimakasih dengan diri sendiri”
Cara kita berterimakasih bukanlah dengan makan di resto yang mahal, bukan dengan jalan-jalan yang mahal, dan juga bukan dengan membeli barang-barang yang mewah.
Cara kita berterimakasih dengan diri sendiri adalah,
“Hargai kerja kerasmu, karena Tuhan sudah menitipkan rezeki ke kita, jadi hargai kerja kerasmu”.
Jadi, seyogyanya kita menggunakan uang yang didapat bukan dengan cara balas dendam, tetapi dengan mengharhai diri sendiri.
Cara menggunakan uang dengan balas dendam tidak akan works karena itu bukan cara untuk menghargai diri sendiri.
Mengelola Uang Pesangon
Sobat Finansialku, kali ini saya akan share pendapat saya mengenai PHK, meskipun topik PHK ini bukan topik yang seru untuk dibahas, tapi menurut saya perlu dan penting banget tau apa yang harus dilakukan dengan kondisi di PHK.
PHK bisa disebabkan oleh 3 hal, yaitu,
- Kasus pengajuan PHK oleh perusahaan
- Kasus pengajuan PHK oleh karyawan
- PHK karena pensiun
Biasanya perusahaan yang memutuskan PHK akan memberikan sejumlah uang yang terdiri dari uang pesangon, uang penghargaan, uang pengganti hak dan uang pisah, semuanya jelas dan sudah diatur dalam UU Ketenagakerjaan, kecuali jika terjadi perubahan.
Nah… apa yang sebaiknya dilakukan dengan uang pesangon dan berapa lama uang pesangon tersebut dapat digunakan untuk bertahan hidup?
#LetMeShareMyView
Saya melihat pola bahwa PHK itu terjadi ketika ekonomi berjalan lambat.
Menurut saya uang pesangon sebaiknya dikelola dengan lebih baik, yaitu untuk amankan keuangan kamu.
Jadi bagaimana caranya?
Pertama, atur kembali cashflow, permasalahan utama yang dihadapi karyawan yang terkena PHK adalah kehilangan pemasukan, artinya cashflow orang tersebut menjadi minus, pemasukannya tidak ada sedangkan pengeluaran bulanannya harus terus berjalan, ditambah lagi cicilan utang.
Jangan berpikir, uang pesangon ini uang bonus atau uang kaget yang bisa dipakai untuk beli barang-barang konsumtif.
Pada saat inilah peranan dana darurat itu muncul.
Dana darurat bisa digunakan untuk membiayai pengeluaran sembari kamu mencari pekerjaan baru.
Kedua, lunasi utang konsumtif. Jika ada kesempatan kamu bisa menggunakan uang pesangon untuk melunasi sebagian pinjaman konsumtif.
Apa manfaatnya jika pinjaman tersebut berkurang?
Ya jelas cicilan kamu juga akan berkurang, pengeluaran akan berkurang.
Ketiga, tambah dana darurat. Yes… uang pesangon itu bisa dipake untuk tambahan dana darurat, bisa jadi yang awalnya kamu punya 9 bulan dana darurat, dengan adanya pesangon kamu menjadi punya 18 kali pengeluaran dana darurat.
Tapi jagan sampai terlena!
Dana darurat yang besar ini bukan sesuatu bonus, sebisa mungkin, secepatnya kamu cari sumber penghasilan baru.
Keempat, beli asuransi; Kalau kamu termasuk tipe orang yang cukup bergantung dengan asuransi kantor, maka kamu perlu beli asuransi sendiri.
Coba deh, cek ketika kamu keluar dari pekerjaan, apakah asuransi kesehatan dari kantor sebelumnya masih kamu nikmati atau masih bisa mendapat benefit yang sama? Kalau tidak, kamu perlu punya asuransi sendiri!
Asuransi sangat penting, tetapi jangan asal-asalan untuk beli, karena bisa jadi kamu keluar uang mahal. Maka pahami juga kebutuhan kamu terlebih dahulu sebelum beli produk asuransi.
Saran saya coba kamu dengarkan audio book asuransi dan asuransi kesehatan di Aplikasi Finansialku.
Terakhir, Investasi. Jujur, pada dasarnya saya kurang setuju dengan uang pesangon untuk investasi, terlebih kalau kamu tidak mengerti produk investasinya.
Kenapa uang pesangon jangan untuk investasi?
Sebenarnya, uang pesangon itu untuk bertahan hidup sebelum seseorang itu punya income baru, namun kalau kamu tetap bersikeras, saya sarankan cari investasi yang bisa menghasilkan cashflow bulanan, seperti surat utang negara, ORI, P2P Lending dan sebagainya.
Kalau uang pesangon kamu besar banget, boleh juga pertimbangkan untuk beli properti atau beli bisnis waralaba.
Jadi itu cara untuk atur uang pesangon kamu.
So… teman-teman itulah penjelasan saya, dan semoga episode-episode FinTalk ini menjadi semakin membantu kamu, dan akhir kata Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True!
Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:
dilema besar