Finansialku Podcast Eps 51 – Awas Resesi! Kalau Gak Siap Bisa Bangkrut Keuangan

Finansialku Podcast Eps 51 – Awas Resesi! Kalau Gak Siap Bisa Bangkrut Keuangan

Hati-hati, resesi bisa bikin bangkrut keuangan lho! Apa sih yang dimaksud dengan resesi?

Agar siap dan bisa bebas bangkrut, ikuti pembahasan lengkapnya dalam artikel Finansialku kali ini.

 

Rubrik Finansialku

 

Resesi Bisa Buat Bangkrut

Tahun 2020 dimulai dengan banyak isu perlambatan ekonomi. Bahkan beberapa negara sudah menyatakan adanya perlambatan ekonomi.

Nah, pertanyaannya adalah bagaimana cara bertahan melawan perlambatan ekonomi atau resesi tersebut?

Kali ini, Melvin ditemani oleh salah satu CFP Finansialku, Robby Christy, CFP, QWP, AEPP.

 

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Salah satu pertanyaan dari peserta Road Show kemarin. Pertanyaannya:

Ko Melvin, sebenarnya aman tidak, sih, berinvestasi di Peer to Peer Lending? Saya dengar dari youtube Mbak Feli tentang bad review investasi di Peer to Peer Lending.

Jadi saya masih khawatir tentang investasi di instrumen tersebut. Saya bingung soalnya investasi saham masih pada minus, reksa dana saham juga masih minus. Gimana ya, Ko?

 

Jawaban Melvin:

#LetMeShareMyView So, guys investasi apapun; saham, reksa dana, Peer to Peer Lending, kamu haruf fokus pada risk manajement-nya. Kenapa?

Karena risiko itu bisa kamu kelola atau atur, sedangkan return tidak bisa kamu kelola atau atur.

Contohnya mengatur risiko. Kalau kamu investasi saham, kamu bisa pakai stop loss, kalau investasi di reksa dana saham, kamu bisa pakai risk return analysis, dan juga pakai stop loss.

Kalau kamu gak paham, kamu bisa ikut webinar reksa dana Finansialku, saya langsung jelaskan dan praktikkan.

Ada juga investasi Peer to Peer Lending. Nah, ini yang akan saya bahas untuk jawab pertanyaannya.

Ko, sebenarnya aman gak investasi di Peer to Peer Lending?

Jawabannya adalah tergantung Peer to Peer Lending-nya apa.

Kalau kamu bertanya apa saya investasi di Peer to Peer Lending, saya jawab, “Ya.”

Berisiko nggak tuh? Kamu harus lihat bagaimana perusaan Peer to Peer Lending mengelola risiko atau melakukan manajemen risiko.

Saya sudah coba beberapa Peer to Peer Lending dan ternyata ada beragam strategi manajemen risiko.

Saya kelompokan ada lima cara manajemen risiko di invetsai Peer to Peer Lending.

 

#1 100 Persen Risiko Ditanggung Investor

Saya paling tidak suka dengan strategi manajemen risiko macam ini. Kenapa?

Karena kalau untung, kamu untungnya 20-30%, tapi kalau rugi, kamu ruginya 100%. Ini gak masuk itungan saya sama sekali.

 

#2 Strategi Manajemen Risiko Dengan Menggunakan Asuransi Kredit

Saya rasa ini adalah manajemen risiko yang lebih baik dari sebelumnya, yak arena ini ada asuransi. Asuransi kredit ini ada yang cuma cover 20% pokok, ada. Ada yang cover 40 persen pokok? Ada. Ada yang cover 60% pokok? Ada. Ada juga yang cover 80% pokok? Ada. Ada yang 100% pokok? Ada. Aman dong?

Tapi.. saya jarang melihat yang 100% pokok, dan biasanya rules-nya adalah asuransi kredit itu baru akan bekerja setelah terjadi gagal bayar selama 180 hari. Nah, pertanyaannya adalah kamu ready nggak uang kamu nganggur selama 180 hari atau 6 bulan?

Kalau saya masih kurang suka dengan manajemen yang seperti ini, karena kurang aman. Contohnya, misal tercover 80% pokok, berarti serugi-ruginya kita itu 20%.

Nah, kalau untung seuntung-untungnya saya cuma dapat 20-30%. Oke. Kalau untung, untungnya 20-30%, kalau rugi minimal 20% bahkan bisa lebih. Kalau dicovernya hanya 20% berarti saya ruginya 80%.

Coba pikirkan strategi yang seperti ini.

 

#3 Tanggung Renteng

Manajemen risiko ini bagus dan masuk akal menurut saya. Karena satu risiko kredit dibagi ke beberapa orang. Misal, ada pinjaman usaha senilai 10 juta, dibagi ke 10-20 orang.

Jadi kalau ada satu yang gagal bayar, masih ada 19 orang yang membantu, kalau 20 orang. Kalau 10 orang berarti masih ada 9 orang yang bisa bantu bayar. Kelemahannya adalah kalau terjadi sesuatu di daerah tersebut.

Contoh, diam di daerah gunung berapi dan tiba-tiba gunungnya meletus, sehingga semua orangnya tidak mampu untuk untuk mengembalikan uang kita? Itu yang jadi concern.

Tapi ini masih masuk akal menurut saya. Kenapa? Karena risiko gunung meletus itu kecil, tapi mungkin terjadi, dan kalau itu terjadi, gagal bayarnya jadi 100%. Tapi apa ini lebih baik dari strategi yang sebelumnya? Ya, menurut saya.

 

#4 Menggunakan Agunan yang Nilainya Turun

Ada beberapa perusahaan Peer to Peer Lending yang menggunakan agunan tapi nilainya turun.

Contoh, inventory (barang-barang persediaan, barang-barang dagangan), ada hewan ternak (sapi, kambing, dsb.), ada juga tagihan atau invoice, dsb.

Menurut saya itu tidak terlalu aman untuk kita danai. Karena itu bisa hilang. Jadi intinya masih ada risiko yang harus kita tanggung sebagai investor. Itu bgaus atau nggak? Tergantung kamu.

Risk Management atau Risk Type kamu seperti apa. Kalau ditanya saya suka risk management yang seperti apa? Saya lebih suka risk management yang ke-lima.

 

#5 Agunan yang Nilainya Naik atau Tetap

Contohnya emas. Jadi investasi di Peer to Peer Lending yang memiliki agunan emas. Karena emas itu cenderung nilainya tetap dan juga bisa mengalami kenaikan.

Biasanya pinjaman emas nilainya hanya 80% dari total nilai emas. Jadi kalau emasnya seharga Rp 2 juta, berarti pendanaannya hanya 80% dari 3 juta.

 

Investasinya di mana? Saya investasi di DANAIN. Kamu juga bisa investasi di DANAIN melalui aplikasi Finansialku.

 

Definisi Resesi

Resesi membuat rugi saja, sudah tahukah Anda akan hal ini? Berkenalanlah dulu dengan resesi supaya Anda tahu apa yang membuat istilah ekonomi ini merugikan.

Bisa membuat bangkrut keuangan, arti dari resesi adalah sebuah kondisi di mana terjadi kemerosotan. Kemerosotan ini terjadi karena telah menurunnya GDP atau Produk Domestik Bruto.

Jika sudah menurun, maka sama artinya ekonomi telah tumbuh dengan nilai negatif. Jika ekonomi turun, maka aktivitas ekonomi biasanya pun akan berubah.

 

Cara Menghindari Bangkrut Keuangan (Resesi)

Namun tenang saja, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari hal ini.

Apalagi di tengah kondisi wabah yang benar-benar mempengaruhi perekonomian ini, Anda harus hati-hati. Berikut beberapa cara yang bisa diambil.

 

#1 Memanfaatkan Peluang

Cara yang paling utama adalah dengan memanfaatkan peluang. Cek apakah aset Anda bisa diinvestasikan serta apakah ada yang membutuhkan investasi.

Jangan lupa untuk memastikan perusahaan untuk berinvestasi  ini sifatnya kredibel.

 

#2 Rajin Menyimak Perkembangan Ekonomi

Tentu saja ada manfaatnya rajin menyimak perkembangan ekonomi. Karena dengan mengetahui perkembangan ekonomi saat itu juga, Anda lebih tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.

 

#3 Meminimalisir Kebutuhan Jangka Pendek

Kebutuhan memang mutlak harus dipenuhi namun Salah satu cara untuk menghindari bangkrut keuangan adalah dengan meminimalisir kebutuhan. Terutama untuk kebutuhan yang jangka pendek, harus bisa Anda minimalisir.

 

#4 Fokus Pada Risk Management

Risiko adalah hal yang bisa Anda atur atau kelola, sedangkan return adalah sesuatu yang bisa tidak dikelola. Sedangkan sebuah ekonomi akan menjadi lebih maksimal aktivitasnya jika Anda bisa mengelola apa yang bisa dikelola dan berhati-hati dengan apa yang tidak bisa dikelola.

Nah, sebuah resiko itu bisa anda kelola dan Anda memang harus mengelolanya. Anda bisa mengupayakan terhindar dari resesi dengan cara mempelajari dan melakukan risk management.

Jika Anda ingin aman, Anda bisa memilih investasi yang memberikan risk managements.

 

#5 Melunasi Utang

Lunasi utang untuk menghindari resesi, atau setidaknya segera rencanakanlah pelunasan utang.

Utang memang sesuatu yang wajar sebenarnya, malahan bisa dikatakan lebih banyak bisnis yang mengandalkan hutang. Baik itu di awal maupun di tengah perjalanan.

Untuk melunasi utang ada beberapa strategi yang bisa Anda pilih. Salah satunya adalah dengan strategi debt ladder.

Strategi ini adalah strategi untuk melunasi utang dengan memprioritaskan bunga tertinggi. Hal ini cukup efektif untuk menghindari bangkrut.

 

#6 Meninjau Investasi yang Ada

Cara selanjutnya adalah dengan meninjau kembali investasi yang ada. Coba ingat atau cek catatan-catatan Anda sebelumnya tentang investasi yang telah anda lakukan.

Apakah Anda masih memiliki investasi yang akan jatuh tempo, ataukah ternyata ada investasi yang telah anda lupakan. Dengan melakukan hal ini Anda akan lebih leluasa.

 

Persiapkan Dana Darurat untuk Menghadapi Resesi

Saat wabah yang sedang terjadi ini marak, ada cukup banyak orang yang menyesali tidak adanya dana darurat yang mereka siapkan sebelumnya.

Ya, tak hanya segelintir orang saja bisa dikatakan banyak orang yang cukup menyesalinya.

Mereka yang telah menyiapkan dana darurat sebelumnya memang oke-oke saja dan pastilah merasa sangat bersyukur.

Lantas bagaimana mereka yang belum menyiapkan? Mereka untuk saat ini benar-benar cukup kesulitan.

Memang tidak ada yang berharap sebuah wabah atau bencana terjadi dan mengundang sebuah resesi.

Namun akan lebih baik jika sebuah dana darurat disiapkan. Dana darurat bisa diandalkan saat ekonomi memburuk, tiba-tiba saja ada bencana, atau hal-hal lain yang butuh penanggulangan dana.

Lagipula dana ini sebenarnya tidak hilang begitu saja dan memang kembali ke Anda sendiri.  

 

Semoga bahasan kali ini dapat memberikan manfaat bagi Sobat Finansialku, dan akhir kata Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True!

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

 

dilema besar