Pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC) ini merupakan strategi pemerintah untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral
Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut.
Erick Thohir Bentuk Indonesia Battery Corporation (IBC)
Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC), sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai, khususnya bagi kendaraan bermotor listrik atau Electric Vehicle (EV).
Pembentukan IBC ini merupakan strategi pemerintah untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral agar bisa dimanfaatkan di dalam negeri untuk mengelola industri baterai yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Sebab, Indonesia memiliki cadangan dan produksi mineral yang besar sebagai bahan baku baterai. Salah satunya nikel yang mencapai 24% dari total produksi di dunia, seperti dilansir dari laman kontan.co.id.
Kata Erick dengan memanfaatkan EV battery, Indonesia akan jadi lebih bersahabat dengan ekonomi hijau.
“Kita ingin menjadi global player, dengan alih teknologi dan penguasaan pasar ke depan. Sehingga tidak hanya menjadi market saja,” ujarnya.
Pembentukan IBC ditandai dengan penandatanganan perjanjian pemegang saham (shareholders’ agreement) yang dilangsungkan pada 16 Maret 2021 oleh empat perusahaan BUMN sektor pertambangan dan energi.
Empat perusahaan tersebut yakni, holding Industri Pertambangan – MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), dengan komposisi saham masing-masing sebesar 25%.
Joint Venture Dengan Dua Perusahaan Global
Erick menambahkan, IBC tidak akan bergerak sendirian. Holding BUMN baterai itu bakal menggandeng mitra untuk mendirikan joint venture (JV).
Ada dua perusahaan global yang sudah dijajaki dan menyampaikan komitmen investasinya. Yakni CATL dan LG Chem.
CATL, kata Erick, siap berinvestasi sekitar US$ 5 miliar. Sedangkan nilai investasi yang siap ditanamkan LG Chem mencapai US$ 13 miliar – US$ 17 miliar.
“Kita tidak usah malu-malu, karena kita ber-partner dengan CATL yang kalau tidak salah dia pemain nomor satu di dunia untuk EV battery. LG Chem nomor dua-nya,” imbuh Erick.
[Baca Juga: Dampak Mobil Listrik Terhadap Perekonomian Republik Indonesia]
Sementara itu, Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury menjelaskan, pengusahaan IBC tidak hanya pada satu pabrik baterai saja.
IBC akan terintegrasi dari mulai pertambangan, smelter, hingga pabrik produksi katoda, precursor, battery cell dan battery pack.
Selain itu, IBC juga bakal menggarap produk energy storage, baterai stabilizer dan juga recycle (pendaur ulangan baterai).
Menurut Pahala, IBC ditargetkan bisa memiliki kapasitas produksi baterai hingga 140 Gigawatt hour (GWh) pada tahun 2030. Dengan begitu, 70% nikel ore yang diproduksi di Indonesia bisa diolah untuk industri dalam negeri.
Pahala merinci, dari jumlah kapasitas produksi baterai IBC tersebut, sebanyak 50 GWh yang diproduksi bakal diekspor. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk menunjang industri EV di Indonesia.
“Ini betul-betul akan diproduksi di Indonesia. Sampai menjadi baterai cell dengan total kapasitas 140 GWh,” kata Pahala.
Pada tahap pertama, pihaknya menargetkan bisa memproduksi antara 10 GWh hingga 30 GWh. Sayangnya, dia belum secara gamblang menjelaskan mengenai rencana pendirian pabrik baterai dan produksi tahap pertama yang dimaksud.
Pahala menyampaikan, enam bukan ke depan, Antam bakal memulai studi bersama calon mitra untuk pengembangan tambang. Kemudian, berlanjut ke pengembangan smelter.
Pahala menyadari, Indonesia membutuhkan aliran investasi yang deras sebagai pemulihan ekonomi paska Covid-19.
“Kita berharap mulai 2021-2023 sudah langsung mulai dirasakan dampaknya. Karena kita membutuhkan pengembangan investasi paska covid di tahun 2021-2023,” ungkapnya.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi pendapat lewat kolom komentar di bawah ini.
Bagikan informasi ini lewat berbagai platform yang tersedia, kepada kawan atau sanak-saudara mu, agar mereka juga tahu apa yang kamu ketahui.
Sumber Referensi:
- Muhammad Hendartyo. 26 Maret 2021. Erick Thohir Luncurkan Holding Indonesia Battery Corporation. Bisnis.tempo.co – https://bit.ly/3ru11Bb
- Ridwan Nanda Mulyana. 26 Maret 2021. Erick Thohir bentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), produksi 140 GWh di 2030. Kontan.co.id – https://bit.ly/3fimaf7
- Arief Aszhari. 26 Maret 2021. Menteri BUMN Erick Thohir Resmikan Indonesia Battery Corporation, Era Kendaraan Listrik Semakin Dekat. Liputan6.com – https://bit.ly/39hCfxQ
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/3roKX3v
- 02 – https://bit.ly/2Pxf77x
dilema besar