Sobat Finansialku masih ingat dengan keluarga Didi Taihuttu yang sempat viral karena hidup dari Bitcoin?
Kabarnya, saat ini mereka tengah mengalami kerugian besar! Yuk, simak informasi selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini.
Bitcoin Anjlok, Bagaimana Nasib Keluarga Taihuttu?!
Beberapa bulan lalu, keluarga Didi Taihuttu, warga negara Belanda keturunan Maluku sempat viral karena “hidup dari Bitcoin.”
Pasalnya “keluarga Bitcoin” ini berani menjual semua aset yang mereka miliki untuk membeli salah satu aset kripto.
Tak main-main, mereka rela hidup tanpa rumah, rekening bank, serta aset-aset penting lainnya.
Tapi, belakangan ini aset kripto termasuk Bitcoin mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan. Lalu, bagaimana kondisi Didi Taihuttu dan keluarga?
Kabarnya, keluarga Taihuttu mengalami kerugian cukup besar. Bahkan angkanya mencapai US$ 1 juta atau setara Rp 14,9 miliar.
Kerugian yang mereka alami bermula sejak Bitcoin mencapai nilai tertingginya di angka US$ 69 ribu atau setara Rp 1,03 miliar pada November 2021 lalu.
[Baca Juga: Bitcoin – Definisi, Cara Kerja, dan Keuntungan]
Optimistis Bitcoin Bangkit Kembali
Kendati demikian, Didi, selaku kepala keluarga meyakini bahwa Bitcoin akan bangkit. Meskipun saat ini masih berada dalam kondisi terpuruk.
Didi pun mengakui, bahwa ketika investor lain mulai panik dan ramai-ramai menjual Bitcoin, ia justru mengambil kesempatan untuk membelinya.
“Saya membeli Bitcoin setiap hari. Bagi saya, pelajaran yang saya pelajari dari dua siklus terakhir adalah ketika seluruh dunia panik, dan ketika semua orang berpikir Bitcoin akan jatuh, saya membeli Bitcoin,” ujar Didi melansir situs Cnbcindonesia.com (4/07).
Nah, sebelum kita bahas lebih lanjut tentang “keluarga Bitcoin” ini, ketahui dulu yuk, informasi mengenai aset kripto yang anjlok dalam artikel berikut Crypto Crash! Bitcoin dkk Kian Mengkhawatirkan
Hidup dari Bitcoin Sejak 2017
Awal petualangan keluarga Taihuttu yang hidup dengan Bitcoin, dimulai sejak tahun 2017 lalu.
Mereka “nekat” melikuidasi semua aset yang dimiliki dalam bentuk Bitcoin.
Salah satunya hunian seluas 2.500 kaki persegi. Alhasil saat ini mereka hidup secara ‘nomaden’.
Pada saat itu, Bitcoin masih berada di harga US$ 900 setara dengan Rp 13,4 juta. Kini harga Bitcoin jauh melambung dan harganya mencapai US$ 19.200 atau setara Rp 287 juta.
Keluarga Taihuttu selalu menjual dan membeli kembali Bitcoin tersebut pada waktu yang tepat.
Bulan November lalu, Didi memutuskan untuk menjual 15% aset Bitcoinnya saat masih menyentuh angka US$ 55.000.
Ia memprediksi, pada angka tersebut aset yang ia miliki akan mengalami penurunan.
Rela Hidup di Jalanan
Demi memenuhi keinginannya melikuidasi semua aset ke Bitcoin, keluarga Taihuttu sampai rela hidup di jalanan.
Saat ini, mereka tengah bermukim di negara Portugal. Alasannya, karena Portugal menjadi salah satu negara di Eropa yang menerapkan pajak 0% terhadap aset Bitcoin.
“Anda tidak membayar pajak capital gain atau apa pun di Portugal untuk cryptocurrency,” tegas Taihuttu, melansir Cnbcindonesia.com (23/02).
[Baca Juga: Cara Mining Bitcoin Terbaru, Bisa Pakai Smartphone!]
Tips Menghindari Kerugian Saat Berinvestasi
Jika kamu menganggap bahwa investasi bebas dari kerugian, maka itu salah besar!
Perlu kamu ketahui bahwa risiko kerugian pasti ada, di instrumen investasi manapun.
Tapi yang membedakan adalah, seberapa besar kemungkinan risiko tersebut bisa terjadi.
Seperti yang dialami oleh keluarga Taihuttu, saat harga Bitcoin anjlok membuat mereka rugi cukup besar.
Belum lagi, seluruh aset yang dimiliki ternyata sudah terlikuidasi. Tentu hal ini sangat berisiko.
Agar tidak salah langkah, setidaknya ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisasi kerugian saat berinvestasi, antara lain:
#1 Tidak Menggunakan Uang Panas
Tips yang pertama, jangan menggunakan ‘uang panas’ saat berinvestasi.
Maksud dari uang panas ini yaitu uang yang dalam waktu dekat akan segera digunakan.
Misalnya untuk membayar cicilan, utang jatuh tempo, dan masih banyak lagi.
Sebaiknya alokasikan dana khusus untuk investasi terlebih dahulu, sebelum mengalokasikan ke anggaran lainnya.
#2 Pisahkan Rekening
Tips kedua adalah pisahkan rekening investasi dengan rekening yang kamu gunakan untuk kebutuhan lainnya.
Tujuannya supaya dana investasi yang kamu miliki, tidak tercampur bahkan terpakai untuk kebutuhan sehari-hari.
#3 Tentukan Tujuannya
Seringkali orang gagal dalam berinvestasi karena tidak memiliki tujuan dari investasi tersebut.
Adanya tujuan investasi, akan memudahkan untuk mengetahui langkah apa yang harus kamu lakukan serta strategi untuk merealisasikannya.
#4 Carilah Investasi yang Sesuai
Tips selanjutnya adalah tentukan jenis investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Jika Sobat Finansialku masih bingung bagaimana memilih investasi yang tepat, agar bisa mencapai tujuan investasimu.
Kamu bisa baca penjelasan detail-nya melalui ebook gratis dari Finansialku berikut ini.
Ebook GRATIS, Panduan Praktis Menuju Investasi Sukses
Kalau ingin diskusi lebih lanjut seputar investasi atau keuangan lainnya, jangan ragu untuk konsultasikan bersama perencana keuangan Finansialku.
Hubungi melalui Aplikasi Finansialku atau buat janji lewat WhatsApp di nomor (+62)851-5866-2940!
Itulah informasi mengenai keluarga Didi Taihuttu atau juga dikenal sebagai keluarga Bitcoin. Apa pendapatmu terkait hal ini? Tulis di kolom komentar di bawah, ya! Terima kasih.
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
- Fadhly Fauzi Rachman. 04 Juli 2022. Ingat Keluarga Taihuttu? Dulu Jual Rumah buat Bitcoin, Kini Rugi Rp 14 M. Detik.com – https://bit.ly/3AsrjMq
- Redaksi. 04 Juli 2022. Harga Bitcoin Anjlok, Keluarga Ini Kehilangan Harta Rp 14,9 M. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3Atch94
- Intan Rakhmayanti Dewi. 23 Februari 2022. Nekat Jual Semua Aset, Keluarga Bitcoin Ini Hidup di ‘Jalan’. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3paXCsF
dilema besar