Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir kembali melakukan restrukturisasi. Kali ini ia lakukan untuk meningkatkan efisiensi BUMN.
Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Erick Thohir Hapus 35 BUMN, Tersisa 107 Perusahaan
Beberapa pembaruan dilakukan oleh Erick Thohir sejak dirinya didapuk sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain untuk efisiensi salah satu program yang paling kentara dari Erick Thohir ialah restrukturisasi BUMN.
Untuk diketahui, Sobat Finansialku, BUMN mencapai 142 perusahaan, kini menjadi 107 perusahaan. Berkurangnya jumlah BUMN itu tidak lain karena lahirnya konsolidasi BUMN, diantaranya adalah sektor farmasi dan asuransi.
Erick bilang, dalam restrukturisasi ini pihaknya telah berkoordinasi dengan menteri-menteri terkait.
“Pada restrukturisasi ini kita melakukan keputusan bersama dengan menteri keuangan dan tentu diskusinya bersama dengan menteri terkait yang ada hubungannya,” katanya sebagaimana mengutip dari Detik, Rabu (10/06)
“Alhamdulilah dari 142 BUMN sekarang ini kita bisa mengkategorikan yang namanya BUMN tinggal 107, jumlahnya sudah turun signfikan,” Lanjutnya.
[Baca Juga: Kiat Sukses Menghadapi Lowongan Kerja BUMN, Dijamin Berhasil!]
Tak cukup sampai di situ, Erick juga berniat mengurangi lagi perusahaan pelat merah yang ada saat ini.
Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN.
“Ini akan kita turunkan terus kalau bisa sampai ke angka 70 sampi 80 ke depannya. Tahap satu sudah, berikutnya akan coba kita lakukan,” kata mantan bos Inter Milan itu.
Bukan hanya itu, Erick juga telah memangkas klaster-klaster BUMN yang ada. Tadinya, terdapat 27 kluster dan saat ini dipangkas hanya menjadi 12 klaster BUMN.
Adapun 12 klaster tersebut, yakni klaster energi dan gas, klaster minerba, klaster perkebunan dan kehutanan, klaster pupuk dan pangan, klaster farmasi, juga klaster industri pertahanan.
Untuk sektor farmasi, Erick Thohir membuat holding BUMN Farmasi. Adapun PT Bio Farma (Persero) menjadi induk perusahaan. Sementara anggota perusahaannya adalah PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk.
Selain untuk efisiensi, holding ini bertujuan memperkuat kemandirian industri dan meningkatkan ketersediaan produk kesehatan.
Penggabungan Perusahaan Pelat Merah
Menteri BUMN Erick Thohir juga akann menggabungkan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi satu perusahaan.
Hal ini sebagai upaya pemerintah untuk melakukan efisiensi di perusahaan pelat merah.
“Nanti yang namanya Angkasa Pura akan digabungkan menjadi satu,” ucap Erick sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia.
Asal tahu saja, Angkasa Pura merupakan perusahaan pelat merah yang mengelola bandara di Indonesia. Mengutip laman resmi Angkasa Pura I, perusahaan saat ini mengelola 13 bandara di Indonesia.
Beberapa bandara yang dikelola tersebut, antara lain Bandara I Ngurah Rai, Bandara Juanda, Bandara Sultan Hasanuddin, Bandara Sams Sepinggan, Bandara Frans Kaisiepo, Bandara Adisutjipto, dan Bandara Internasional Lombok.
Sementara, Angkasa Pura II mengelola 19 bandara di Indonesia. Sejumlah bandara itu, antara lain Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdana Kusuma, Bandara Kualanamu, Bandara Supadio, Bandara Minangkabau, dan Bandara Sultan Syarir Kasim II.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel diatas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Sumber Referensi:
- Admin. 09 Juni 2020. ErickThohir Bakal Lebur AP I dan II Jadi Satu Perusahaan CNNIndonesia – https://bit.ly/3cVCgXv
- Muhammad Hendrartyo. 09 Juni 2020. Kriteria BUMN yang Akan Dilebur ErickThohir, Bisnisnya Sama Tempo.co – https://bit.ly/3cOIdVR
- Achmad Dwi Afriyadi. 10 Juni 2020. Di Balik Keputusan ErickThohir Hapus 35 BUMN Detik.com – https://bit.ly/3hcozGP
- Admin. 09 Juni 2020. ErickThohir Hapus 35 BUMN, Kini Tersisa 107 Perusahaan. Kompas.tv – https://bit.ly/2AZugaj
dilema besar