Definisi Vaksin adalah? Vaksin merupakan hal yang diperbincangkan belakangan ini. Vaksin diharapkan dapat mengatasi pandemi covid 19.
Sebenarnya apa definisi sesungguhnya dari vaksin? Yuk simak artikel berikut!
Rubrik Finansialku
Apa Itu Vaksin?
Vaksin adalah bahan yang digunakan dalam menstimulus atau merangsang pembentukan antibodi yang dimasukkan ke tubuh manusia melalui mulut atau lewat suntikan.
Dengan adanya antibodi yang sudah terbentuk maka otomatis Anda akan kebal terhadap suatu penyakit tertentu.
Bagaimana Vaksin Bekerja
Vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan manusia untuk mengenali dan memerangi patogen, baik virus maupun bakteri.
Untuk melakukan ini, molekul tertentu dari patogen harus dimasukkan ke dalam tubuh untuk memicu respon imun.
Molekul ini disebut antigen dan ada di semua virus dan bakteri. Dengan menyuntikkan antigen ini ke dalam tubuh, sistem kekebalan dapat dengan aman belajar mengenalinya sebagai penyerang yang bermusuhan, memproduksi antibodi dan mengingatnya untuk masa depan.
Jika bakteri atau virus muncul kembali, sistem kekebalan akan segera mengenali antigen dan menyerang secara agresif sebelum patogen dapat menyebar dan menyebabkan penyakit.
Jenis-Jenis Vaksin
Jenis-jenis vaksin dapat dibedakan dari sumber vaksin, proses pembuatan, proses penggabungan dan hal lainnya. Berikut adalah beberapa jenis vaksin.
#1 Live Attenuated Vaccines
Untuk jenis vaksin ini, virus atau bakteri yang lebih lemah dan tanpa gejala dimasukkan ke dalam tubuh.
Karena dilemahkan, patogen tidak akan menyebar dan menyebabkan penyakit, tetapi sistem kekebalan akan tetap belajar mengenali antigennya dan tahu cara melawannya di masa depan.
Keuntungan dari vaksin ini adalah vaksin hidup yang dilemahkan yang dapat menghasilkan kekebalan seumur hidup hanya dengan satu atau dua dosis.
[Baca Juga: Kenalan Yuk Sama 6 Vaksin Covid Yang Akan Digunakan]
Kekurangan dari vaksin ini adalah tidak bisa diberikan kepada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti orang yang menjalani kemoterapi atau pengobatan HIV, karena ada risiko patogen bisa menjadi lebih kuat dan menyebabkan penyakit.
Selain itu, vaksin ini harus disimpan di lemari es setiap saat agar patogen yang lemah tidak mati.
Contoh vaksin ini antara lain vaksin polio (sabin), MMR (Measles, mumps dan rubella), TBC, demam tifoid, campak, gondongan dan cacar air.
#2 Inactivated Vaccines
Untuk vaksin ini, virus atau bakteri tertentu dibunuh dengan suhu yang panas atau dengan bahan kimia dan sel-sel mati dimasukkan ke dalam tubuh.
Meskipun patogen sudah mati, sistem kekebalan masih dapat belajar dari antigennya bagaimana melawan versi hidup di masa depan.
Keuntungan dari vaksin ini adalah dapat dikeringkan dengan cara dibekukan dan disimpan dengan mudah karena tidak ada risiko membunuh patogen seperti halnya dengan vaksin hidup yang dilemahkan.
Kekurangan dari vaksin ini adalah dibutuhkan beberapa dosis untuk melatih tubuh mempertahankan diri.
Contoh dari vaksin ini yaitu vaksin rabies, influenza, polio (Salk), pneumonia pneumokokal, kolera, pertussis dan demam tifoid.
#3 Subunit/conjugate Vaccines
Vaksin ini diproses melalui isolasi terhadap protein atau karbohidrat tertentu dari patogen yang bila disuntikkan ke dalam tubuh, dapat melatih sistem kekebalan untuk bereaksi tanpa menimbulkan penyakit.
Keuntungan dari vaksin ini adalah risiko kemungkinan terjadinya reaksi merugikan pada pasien jauh lebih rendah.
Kekurangan dari vaksin ini adalah hanya vaksin tertentu yang dapat diproduksi dengan cara ini.
Contoh dari vaksin ini yaitu hepatitis B, influensa, pertusis, hemofilus dan human papillomavirus (HPV).
#4 Toxoid Vaccines
Beberapa penyakit bakteri merusak tubuh dengan mengeluarkan bahan kimia berbahaya atau racun.
Untuk bakteri ini, para ilmuwan dapat menonaktifkan beberapa racun menggunakan campuran formaldehida dan air.
Racun mati ini kemudian disuntikkan dengan aman ke dalam tubuh. Sistem kekebalan akan beradaptasi untuk melawan racun hidup.
Vaksin ini hanya bertahan selama satu tahun dan contoh dari vaksin ini adalah difteri dan tetanus.
#5 Conjugate Vaccines
Vaksin ini dihasilkan dari penggabungan polisakarida di lapisan paling luar bakteri dengan protein lainnya.
Konjugasi ini mempunyai tujuan untuk menguatkan sifat imunogenitas dari polisakarida. Contoh dari vaksin ini adalah vaksin haemophilus influenza tipe B.
#6 Valence Vaccine
Vaksin ini adalah jenis vaksin yang dibagi menjadi dua yakni monovalen dan polivalen.
Vaksin monovalen dibuat untuk melawan satu mikroorganisme. Kemudian vaksin polivalen dibuat untuk melawan dua atau lebih mikroorganisme baik yang sama atau berbeda
Contoh dari vaksin ini adalah vaksin rotavirus.
#7 DNA Vaccines
Vaksin ini masih dalam tahap percobaan, vaksin DNA adalah vaksin yang dibuat dari segmen DNA yang infektius.
Cara kerjanya dengan memasukkan DNA virus atau bakteri kedalam sel manusia atau hewan.
Sel yang mengetahui DNA itu akan mengekspresikannya menjadi protein, oleh sebab itu sistem imun juga akan merespon.
Contoh vaksin DNA adalah vaksin influenza dan herpes yang saat ini sedang dalam tahap pengujian pada manusia.
GRATISSS, Yuk Download Sekarang!
ASURANSI KESEHATAN Bisa Menyelamatkan Hidup
Kapan Dilakukan Pemberian Vaksin?
Beberapa vaksin cukup diberikan sekali, akan tetapi terdapat beberapa jenis vaksin yang perlu diulang setelah periode tertentu agar tubuh terus mendapat perlindungan.
Inilah mengapa penting bagi orang tua untuk mencermati dan menaati jadwal vaksin.
Berikut jenis vaksin yang tergabung dalam program pemerintah, dan didanai oleh pemerintah, bagi bayi di bawah usia 1 tahun di Indonesia:
#1 Hepatitis B
Pemberian pertama: Di saat lahir usia 2 bulan
Pemberian kedua: Di saat usia 1-4 bulan
Pemberian ketiga: di saat usia 6- 18 bulan
#2 HIB (Untuk mencegah infeksi virus hemophilus influenza tipe B)
Pemberian pertama: di saat usia 2 bulan
Pemberian kedua: di saat usia 4 bulan
Pemberian ketiga: disaat usia 6 bulan
Pemberian keempat: disaat usia 12 – 15 bulan
#3 Polio (Untuk mencegah penyakit polio)
Pemberian pertama: di saat usia 2 bulan
Pemberian kedua: di saat usia 4 bulan
Pemberian ketiga: di saat usia 6 -18 bulan
Pemberian keempat: di saat usia 4 – 6 tahun
#4 DPT (Untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, dan tetatus)
Pemberian pertama: di saat usia 2 bulan
Pemberian kedua: disaat usia 4 bulan
Pemberian ketiga: disaat usia 6 bulan
Pemberian keempat: di saat usia 15 -18 bulan
Pemberian kelima: di saat usia 4 – 6 tahun
Pemberian tambahan yang dianjurkan: di saat usia 11 tahun
Jangan Abaikan Vaksin!
Sudah mengetahui manfaat dari vaksin? Jangan abaikan vaksin!
Ayo perhatikan jadwal pemberian vaksin kepada keluarga Anda.
Semoga setelah membaca artikel ini Anda mendapatkan ilmu baru mengenai vaksin.
Mungkin banyak teman Anda yang belum mengetahui betapa pentingnya vaksin.
Untuk itu bagikan artikel ini agar dapat bermanfaat bagi banyak orang dan berikan komentar Anda di kolom bawah ini.
Sumber Referensi:
- Admin. 2018. Pengertian Vaksin, Fungsi, Jenis dan Sistem Pemberiannya (Lengkap). Seputarpengetahuan.co.id – https://bit.ly/3odZq14
- Admin. How vaccines Work. Publichealth.org – https://bit.ly/3ofUXLe
Sumber Gambar:
- Vaksin 01 – https://bit.ly/3msik39
- Vaksin 02 – https://bit.ly/3gUhfzI
dilema besar