Definisi Gross Profit Margin (GPM) Adalah – Perencana Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK

Definisi Gross Profit Margin Definisi Gross Profit Margin (GPM) Ekonomi GMP Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM) Adalah Istilah Keuangan KamusFinansialkuG Pengertian Gross Profit Margin (GPM)Leave a Comment on Definisi Gross Profit Margin (GPM) Adalah – Perencana Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK

Definisi Gross Profit Margin (GPM) Adalah – Perencana Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK

Sobat Finansialku tahukah Anda apa itu Gross Profit Margin (GPM)? Simak terus artikel ini untuk tahu lebih dalam Gross Profit Margin (GPM)

Simak terus dan jangan diskip ya, selamat membaca…

 

Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin (GPM) disebut juga margin laba kotor atau margin kotor. Ini adalah indikator penting dalam perusahaan.

Bagaimana tidak, metrik keuangan ini menjadi acuan untuk melihat, seberapa efisiensi bisnis yang dijalankan dalam mengelola operasinya.

Tentunya bagi manajer perusahaan ataupun investor bisnis, GPM menjadi sangat berharga. Terutama dalam menentukan langkah bisnis untuk memproduksi dan menjual satu atau lebih produk sebelum biaya tambahan dikurangi.

Misalnya, ada perusahaan yang dinilai lebih efisien dalam memproduksi dan menjual satu produk saja, dibandingkan dengan beberapa produk lainya. Nah, langkah bisnis ini dapat diketahui melalui GPM tersebut.

Sobat Finansialku kali ini pembahasan kita akan mendalam mengenai GMP, namun sebelum kita masuk lebih jauh, sebagai pengusaha apakah Anda sudah benar dalam mengatur keuangan pribdai dan keuangan bisnis Anda?

Oleh karena itu, silakan mendengarkan audiobook berikut ini, supaya keuangan yang sudah Anda hasilkan dari bisnis tidak mengalir tanpa arah yang jelas, karena pengaturan yang tidak benar.

Selamat mendengarkan audiobook berikut ini.

banner_pebisnis,_ini_cara_mengatur_keuangan_bisnis_yang_benar

 

Definisi Gross Profit Margin (GPM)

Sobat Finansialku, para ahli seperti Fahmi dan Kasmir memberikan definisi Gross Profit Margin atau GPM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.

Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih. Sementara untuk mengetahui laba kotor sendiri, dihitung sebagai hasil pengurangan antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.

Dalam laporan laba rugi perusahaan, harga pokok penjualan sangat memperhitungkan biaya langsung produksi dari produk perusahaan tersebut.

Mencakup biaya-biaya yang secara khusus terkait dengan objek biaya, yang mungkin berupa produk, departemen, atau proyek. Umumnya biaya langsung bersifat variabel, sehingga bisa berubah sesuai kuantitas produk yang diproduksi.

GPM bisa dihitung pada setiap produk yang dimiliki sebuah perusahaan, selama dapat membedakan biaya langsung untuk memproduksi setiap produknya masing-masing.

Melansir laman Accurate.id, GPM akan mudah dipahami jika dinyatakan sebagai rasio keuangan, jika:

  • Harga pokok penjualan dibandingkan dengan penjualan bersih perusahaan.
  • Penjualan bersih, diambil dari laporan laba rugi perusahaan, adalah total penjualan dikurangi pengembalian.
  • Harga pokok penjualan, juga diambil dari laporan laba rugi, adalah biaya langsung untuk memproduksi produk atau produk perusahaan.

Perusahaan dengan laporan keuangan yang baik, tidak asing lagi dengan rasio keuangan ini.

Sehingga dipastikan perusahaan memiliki kesiapan dalam analisis rasio keuangan.

Di mana GPM bisa dijadikan standar dalam mengetahui nilai Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE) perusahaan serta dapat membandingkan Debt To Equity Ratio.

Sobat Finansialku baca juga artikel terkait berikut ini, Sudah Tahu Apa Saja Jenis Laporan Keuangan Perusahaan?

 

Fungsi Gross Profit Margin (GPM)

Sobat Finansialku, perhitungan GPM bagi perusahaan sangatlah penting untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok.

Atau biaya produksi yang dikeluarkan pada satu periode. Sederhananya, rasio ini menjadi tolak ukur mengenai tingkat efisiensi perusahaan dalam memproduksi dan menghasilkan laba yang bersih dan sehat.  

Sebagai gambaran, ketika Anda memiliki GPM yang tinggi, Anda berada pada posisi yang baik untuk memiliki margin laba operasi yang kuat dan laba bersih yang kuat.

Sementara pada bisnis yang lebih baru, semakin tinggi GPM, semakin cepat Anda mencapai titik impas dan mulai mendapatkan keuntungan dari aktivitas bisnis.

Namun itu tidak selalu berarti, margin tinggi lebih baik. Strategi penetapan harga dan persaingan pada akhirnya akan mengarahkan, bagaimana margin bereaksi terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.

Jadi Sobat Finansialku harus memperoleh margin setinggi mungkin tanpa mengorbankan penjualan untuk memaksimalkan pendapatan.

 

Margin dan Arus Kas

Setelah kita mengetahui definisi gross profit margin atau GPM, kini kita masuk pada margin dan arus kas.

Biasanya perusahaan akan mengeluarkan biaya persediaan secara signifikan untuk memproduksi sebuah produk.

Ketika Anda menjual stok dengan keuntungan markup yang signifikan, maka Anda mengonversi setiap unit menjadi uang tunai yang jauh lebih besar daripada yang diinvestasikan.

Dengan mengetahui GPM dan tren penjualan, maka itu akan membantu untuk mendorong arus kas perusahaan dan strategi investasi.

 

Strategi Penetapan Harga Berbasis Margin

Gross Profit Margin (GPM) seringkali ditentukan oleh strategi penetapan harga. Umumnya, cara harga suatu produk didasarkan pada harga pasar yang kompetitif.

Dengan kata lain, Anda akan memberi harga yang serupa dengan pesaing dan Anda akan menerima margin standar. Sambil mencoba memasarkan produk Anda sehingga Anda mendorong penjualan.

Sementara itu, pada beberapa kasus ada yang membayar harga lebih rendah daripada pasar, namun harus rela menerima margin kotor yang lebih rendah juga. Margin yang menurun bisa meningkatkan penjualan, karena secara tidak langsung menawarkan titik harga terbaik.

Namun, hal ini bisa menjadi bumerang ketika pesaing menurunkan harga, dan setiap orang mengalami margin yang lebih rendah terhadap tren penjualan yang serupa.

Maka dari itu, bisa dilakukan strategi lainnya dengan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada pasar untuk memaksimalkan margin.

Cara ini sering disertai dengan kampanye merek secara besar-besaran. Sehingga perusahaan benar-benar menjual merek sebanyak produknya.

Sehingga dapat mencapai penjualan dengan harga yang lebih tinggi. Strategi ini memang berhasil di beberapa pasar. Tetapi memiliki risiko awal untuk menjual ke pasar yang nyaman membeli dengan harga lebih rendah.

Sehingga GPM ini tidak bisa diabaikan dalam perusahaan, karena selain memberikan informasi mengenai keuntungan yang didapatkan dari kegiatan bisnis yang dijalanlan.

GMP juga memberikan informasi mengenai kondisi kesehataan perusahaan.

Jika rasio menunjukkan angka Harga Pokok Penjualan lebih rendah dari angka penjualan, maka semakin efisien kegiatan operasional perusahaan.

Namun jika hasil sebaliknya, artinya efisiensi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional tergolong kurang baik.

 

Menghitung Gross Profit Margin (GPM)

Sobat Finansialku, sudah tahu kan pentingnya GPM bagi perusahaan? Nah, saatnya untuk Anda ketahui cara menghitung GPM tersebut.

Patokan dalam menghitung GPM ini terletak pada dua variable, yaitu penjualan bersih dan harga pokok penjualan.

Kedua angka tersebut dapat diambil dari laporan laba rugi perusahaan.

 

  1. Penjualan Bersih

Penjualan bersih atau pendapatan bersih, digunakan dalam persamaan karena Pendapatan Total tidak akan akurat.

Anda harus mengurangi pengembalian, diskon, dan tunjangan dari Total Penjualan untuk mendapatkan angka bersih.

 

  1. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan (HPP) adalah jumlah biaya produksi produk suatu perusahaan. Ini termasuk biaya langsung untuk menghasilkan produk seperti bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

Sementara biaya tidak langsung tidak termasuk dalam perhitungan. Ada beberapa ruang untuk variabilitas dalam biaya apa yang dimasukkan ke dalam penghitungan harga pokok penjualan.

Ini dapat berbeda dengan industri tempat perusahaan beroperasi.

Pengeluaran umum perusahaan seperti biaya penjualan dan administrasi, biaya pemasaran, dan sebagian besar biaya tetap tidak termasuk dalam harga pokok penjualan.

 

#1 Rumus untuk Menghitung Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin (GPM) adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah dikurangi harga pokok penjualan. Rumusnya sebagai berikut:

Gross Profit Margin = (Penjualan bersih – HPP / Penjualan Bersih)

Setelah melakukan perhitungan, maka akan didapatkan persentase yang merupakan GPM atau margin laba kotor perusahaan.

 

#2 Contoh Perhitungan Gross Profit Margin (GPM)

Sobat Finansialku, untuk menghitung GPM maka Anda bisa menjadikan laporan laba rugi perusahaan sebagai acuannya.

Contohnya: Perusahaan A memiliki penjualan bersih US$ 75 juta dan harga pokok penjualan $ 68 juta menurut laporan laba rugi terbaru.

Maka, GPM atau margin laba kotornya adalah:

GPM = US$ 75 juta – US$ 68 juta / US$ 75 juta = .0933, atau 9,33%.

Margin laba kotor adalah 9,33% untuk Perusahaan A.

Ini berarti 90,67% dari keuntungan perusahaan digunakan untuk harga pokok penjualan. Atau untuk memproduksi produk yang diproduksi perusahaan, dan 9,33% untuk biaya lain-lain dan laba bersih perusahaan.

Anda harus membandingkan 9,33% dengan data perusahaan tahun sebelumnya atau perusahaan lain dalam industri untuk menentukan artinya.

Catatan: Jika GPM jauh lebih rendah atau lebih tinggi daripada tahun data lainnya, Anda harus mengetahui alasannya.

Hal ini sangat bervariasi dari perusahaan lain di industri, Anda harus memeriksanya juga.

 

Saatnya Analisa Keuangan Perusahaan Anda!

Sobat Finansialku, mengenai analisa keuangan perusahaan bukanlah satu hal sederhana yang bisa diabaikan. Seperti halnya perhitungan Gross Profit Margin (GPM) atau margin laba kotor ini.

Dengan perhitungan GPM yang baik, memungkinkan perusahaan untuk menilai efisiensi pengelolaan produksinya dan memahami profitabilitasnya secara umum. Yuk, hitung dan pelajari angka GPM perusahaan Anda.

Jika Anda memiliki masalah dalam mengatur keuangan perusahaan, Anda bisa berkonsultasi juga dengan Perencana Keuangan Finansialku yang telah memiliki sertifikat. Namun, sebelumnya lakukan dahulu cek kesehatan keuangan supaya konsultasi Anda bisa selesai tepat sasaran, ya. Tenang! Cek kesehatan keuangan bisa Anda lakukan melalui aplikasi Finansialku juga, kok.

Anda dapat mengunduh Aplikasi Finansialku di Apps Store atau Play Store dan manfaatkan potongan harga Rp 50 ribu dengan kode promo: WEBTAHUNAN untuk biaya member PREMIUM yang lebih ekonomis selama satu tahun.

 

Finansialku punya video menarik terkait laporan keuangan dan jenisnya. Tonton videonya dibawah ini yuk!

 

Sobat Finansialku, itulah pembahasan mengenai definisi Gross Profit Margin atau GPM yang sudah dikupas tuntas.

Apakah ada pertanyaan mengenai hal ini? Anda bisa tulis pertanyaan tersebut di kolom komentar di bawah ini.

Yuk, bagikan juga artikel ini kepada rekan dan kerabat Anda. Terima kasih.

 

Editor: Rincani Sinaga

 

Sumber Referensi:

  • Redaksi. Gross Profit Margin: Pengertian, Rumus, Fungsi dan Contohnya. Accurate.id- https://bit.ly/3q8wUA4
  • Niko Ramadhani. 21 Januari 2021. Gross Profit Margin: Pengertian, Fungsi, dan Rumus Perhitungannya. Akseleran.co.id- https://bit.ly/3iPmKCZ

Sumber Gambar:

  • Cover: https://bit.ly/3w9OHbD

dilema besar

Leave a Reply

Back To Top