Dollar Cost Averaging merupakan salah satu strategi investasi untuk mengurangi risiko. Namun apa yang dimaksud dengan dollar cost averaging itu sendiri?
Pada artikel ini, akan dibahas lebih lanjut pengertian, keuntungan dan penerapan dollar cost averaging dengan lebih rinci. Simak artikel ini.
Pengertian Dollar Cost Averaging
Konsep Dollar Cost Averaging (DCA) adalah melakukan investasi secara konsisten dan rutin selama periode tertentu terlepas dari apapun kondisi ekonominya. Hal ini serupa dengan konsep menabung.
Salah satu cara pintar untuk mendapatkan keuntungan adalah dengan membiarkan uang bekerja untuk Anda. Cara ini dapat diterapkan dengan investasi.
Aturan investasi yang pastinya diketahui setiap orang adalah jual di harga tinggi, beli di harga rendah. Dari situlah, Anda akan mendapatkan keuntungan. Namun permasalahannya ada pada “kapan sebaiknya Anda melakukan jual/beli?”.
Permasalahan waktu atau market timing merupakan sesuatu yang sangat sulit ditebak dan sulit untuk dilakukan. Di sinilah strategi DCA (Dollar Cost Averaging) berguna.
[Baca Juga: Jenis-jenis Investasi yang Bisa Jadi Pilihan untuk Karyawan]
Walaupun terdapat “dollar” dalam strategi investasi yang satu ini, sebenarnya penerapannya tidak berhubungan dengan mata uang dolar AS. Dollar cost averaging merupakan sebuah strategi investasi yang memiliki tujuan untuk mengurangi risiko volatilitas pada pembelian asset keuangan dalam jumlah besar (contoh: ekuitas).
Dalam strategi DCA, Anda melakukan investasi secara konsisten dan rutin selama periode tertentu terlepas dari apapun kondisi ekonominya. Hal ini serupa dengan konsep menabung.
Periode yang Anda pilih dapat bulanan atau mingguan, dan jumlah investasi yang Anda lakukan juga harus sama. Konsep ini cukup sederhana dan mudah dipraktikkan.
Contoh Dollar Cost Averaging
Dollar Cost Averaging mendorong Anda untuk menyisihkan penghasilan Anda secara rutin dengan nominal yang sama secara berkala dan kemudian diinvestasikan.
Contoh sederhana penerapan strategi DCA adalah sebagai berikut. Misalnya Anda memiliki dana sebesar Rp 5 juta. Dalam strategi DCA, Anda tidak mengivestasikan Rp 5 juta secara langsung.
Strategi DCA mendorong Anda berinvestasi dengan cara melakukan investasi rutin sebesar Rp 500 ribu selama 10 bulan secara rutin setiap bulannya. Instrumen investasi yang dapat dipilih juga beragam, mulai dari emas, saham, reksa dana dan P2P Lending.
[Baca Juga: Keuntungan Menyiapkan Dana Pensiun dengan Investasi Reksa Dana]
Seandainya Anda berinvestasi pada reksa dana, maka bulan pertama Anda akan menginvestasikan Rp 500 ribu. Jika NAB/unit reksa dana adalah Rp 5 ribu, maka pada bulan pertama, pembelian yang Anda lakukan adalah 100 unit penyertaan.
Pada bulan berikutnya, apabila NAB/unit (nilai aktiva bersih per unit) reksa dana adalah Rp4 ribu, maka pada bulan berikutnya, Anda membeli 125 unit penyertaan. Begitu pula dengan bulan-bulan berikutnya.
Ini berarti dalam strategi DCA, nominal uang akan tetap sama, namun jumlah unit penyertaan akan berbeda. Selain itu harga NAB/unit tidak menjadi patokan investasi atau tidak.
Manfaat Dollar Cost Averaging
Walaupun praktiknya terlihat sederhana, namun sebenarnya strategi ini memiliki banyak manfaat. Di bawah ini adalah beberapa manfaat yang dapat Anda rasakan.
Menghindari Pemilihan Waktu (Timing) yang Salah
Investasi secara lump sum atau sekaligus memang memberikan return yang besar, namun Anda harus mengetahui kapan momen yang tepat. Seperti yang telah dibahas di atas, sulit sekali untuk mengetahui posisi tertinggi atau terendah sebuah harga.
Dengan adanya DCA, Anda tidak akan terlalu terekspos ketika membeli di harga tinggi dan ketika pasar mengalami koreksi, Anda pun telah membelinya. Tanpa perlu mengamati pasar, Anda akan tetap dapat melakukan investasi.
Strategi DCA ini tidak tergantung pada waktu dan meminimalisir efek volatilitas (pergerakan) pasar terhadap portfolio karena rata-rata perolehan Anda tidak akan terlalu rendah maupun tinggi.
[Baca Juga: Perbandingan DCA vs Lump Sum]
Meminimalkan Kerugian Investasi
Dalam jangka panjang, DCA terbukti cukup efektif untuk mengurangi risiko investasi. Ketika pasar bergerak naik dan turun, Dollar Cost Averaging mengurangi risiko Anda dari waktu ke waktu untuk mencoba memilih waktu terbaik untuk berinvestasi. Dengan melihat koreksi pasar sebagai peluang pembelian, Anda dapat secara signifikan meningkatkan potensi pengembalian jangka panjang Anda ketika pasar mengalami pemulihan (rebound).
Cocok Untuk Investor Pemula
Bila Anda masih belum terbiasa dengan volatilitas pasar, maka DCA merupakan strategi yang cocok untuk Anda. DCA memiliki system yang serupa dengan menabung, oleh karena itu, cukup sederhana. Selain itu, system ini pun mudah dipraktikkan.
Berinvestasi Dengan Menyicil
Terdengar seperti tidak mungkin, namun DCA memungkinkan Anda untuk berinvestasi walaupun belum memiliki dana seluruhnya. Karena dana besar (lump sum) diinvestasikan bertahap, maka Anda dapat melakukan investasi dengan dana sedikit yang telah terkumpul sebelumnya.
Mengurangi Keputusan Investasi Impulsive atau Emosional
Tidak sedikit investor yang melakukan keputusan jual beli berdasarkan emosi. Studi pun menunjukkan bahwa secara psikologis, kecenderungan investor untuk menghindari kerugian adalah dua kali lipat lebih kuat dibandingkan untuk memperoleh keuntungan.
Loss aversion bias atau kecenderungan seorang investor untuk menghindari kerugian dibandingkan memperoleh keuntungan membuat investor tidak mengambil keputusan yang rasional.
Tentunya akibat dipengaruhi oleh emosi ini, pola pikir investasi dapat menjadi salah kaprah. Loss aversion bias juga dapat membuat investor menjadi ragu dalam mengambil keputusan. Dengan adanya DCA, investor dapat menghindari jebakan depresi dan euphoria dalam investasi.
[Baca Juga: Bagaimana Cara Menambah Pengasilan dari Investasi untuk Karyawan?]
Kekurangan Dollar Cost Averaging
Setiap strategi investasi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Di bawah ini merupakan beberapa kekurangan yang ada pada strategi DCA.
Return Yang Relative Kecil
Pasar memiliki kecenderungan untuk bergerak naik. Jika dibandingkan dengan investasi secara lump sum, DCA akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih kecil.
Biaya Investasi Lebih Besar
Pada investasi sekaligus atau lump sum, Anda hanya perlu melakukan investasi pada waktu tertentu yang menurut Anda tepat. Namun pada strategi DCA, Anda harus melakukan investasi secara rutin.
Apabila setiap transaksi pembelian dikenakan biaya, Anda harus mengeluarkan biaya secara rutin. Maka jika dibandingkan dengan investasi lump sum, biaya yang dibutuhkan untuk strategi DCA pastinya lebih besar.
Strategi Dollar Cost Averaging
Seperti yang telah dibahas di atas, strategi dollar cost averaging serupa dengan menabung. Untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan dari menabung, Anda harus melakukannya secara rutin. Dengan investasi yang rutin dan konsisten, Anda akan merasakan “magic of compounding”.
Jika Sobat Finansialku ingin memiliki perencanaan keuangan yang baik dan tujuan keuangan yang jelas, Anda dapat berkonsultasi dengan Financial Planner Finansialku.
Yuk download aplikasinya di Google Play Store maupun Apple Apps Store sekarang! Nikmati konsultasi dan cek kesehatan keuangan dengan akses premium gratis selama 30 hari.
Jika Anda merasa terbantu dengan aplikasi Finansialku premium, silakan gunakan kode voucher WEBTAHUNAN saat melakukan upgrade aplikasi premium dan dapatkan diskon langsung Rp 50 ribu.
Setelah membaca artikel ini, semoga Anda lebih mengerti dan mengetahui cara yang melakukan investasi dengan strategi dollar cost averaging secara tepat. Bagikan artikel ini agar lebih bermanfaat dan berikan komentar Anda di kolom bawah ini.
Editor: Julius Fallen
Sumber Referensi:
- Admin. Mengenal Konsep dan Manfaat Dollar Cost Averaging. Raizinvest.id – https://bit.ly/3s0gbjs
- Niko Ramadhani. 9 Maret 2021. Mengenal Konsep Investasi dengan Dollar Cost Averaging. Akseleran.co.id – https://bit.ly/3fLl6js
Sumber Gambar:
- Cover – https://bit.ly/3xC56WZ
dilema besar