Dari Guru Hingga Bos Besar, Ini Kisah Sukses Jakob Oetama

Dari Guru Hingga Bos Besar, Ini Kisah Sukses Jakob Oetama

Meski raganya kini telah tiada, perjuangan dan kisah sukses Jakob Oetama berikut bisa kita pelajari dan jadikan inspirasi.

Yuk bertualang inspirasi melalui artikel Finansialku satu ini.

 

Rubrik Finansialku

 

Kisah Sukses Jakob Oetama

Kematian pendiri surat kabar Kompas, Jakob Oetama masih jadi perbincangan hangat di ranah publik, serta membekas dalam kenangan, bagi para wartawan, keluarga dan kerabat lainnya.

Sosok Jakob Oetama punya kisah suksesnya sendiri. Tak hanya itu, dirinya dikenal pemegang prinsip dan nilai-nilai hidup yang kuat, yang juga berkaitan dengan eksistensi Kompas sebagai media massa juga bisnis.

Sesaat setelah kematian Jakob Oetama beredar muncul informasi, nilai kemanusiaan, dan fakta-fakta lainnya yang terkait dengan masa hidupnya. Dari situlah kita bisa memetik sesuatu.

[Baca Juga: Founder & Money: Kisah Sukses James Gwee Tinggalkan Zona Nyaman]

 

Seperti diketahui, Jakob Oetama adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional. Ia lahir pada 27 September 1931 di Desa Jowahan, Borobudur, JawaTengah.

Saat bocah cita-citanya adalah menjadi guru seperti ayahnya. Ibarat gayung bersambut, ia sempat mengajar di SMP Mardi Yuwana Cipanas, Sekolah Guru Bagian B (SGB) Lenteng Agung Jagakarsa, dan SMP Van Lith,Jakarta.

Selain itu, ada kisah sukses lainnya yang menarik, yang bisa menginsipirasi kita semua dari sosok Jakob Oetama, sebagai berikut;

 

#1 Kecintaannya Pada Dunia Jurnalistik

Minat menulis Jakob Oetama tumbuh berkat belajar Ilmu Sejarah. Karirnya di dunia jurnalistik bermula dari pekerjaan sebagai redaktur majalah Penabur Jakarta.

Setelah tujuh tahun berkiprah di majalah mingguan Penabur, Jakob kemudian mendirikan majalah bernama Intisari bersama P.K.Ojong pada 1963.

Tetapi jauh sebelum itu, Jakob merasa bimbang apakah ingin menjadi wartawan profesional ataukah guru profesional. Kemudian Jakob menemui Pastor JW Oudejans OFM, pemimpin umum di mingguan Penabur.

Oudejans, Pastor tersebut menasihatinya bahwa guru sudah banyak namun wartawan tidak. Saat itulah yang menjadikan titik balik Jakob untuk fokus menggeluti dunia jurnalistik.

[Baca Juga: Kisah Sukses Tere Liye, Penulis Novel Bestseller Galau]

 

Kiprahnya di dunia jurnalistik semakin mentereng ketika Jakob dan Ojong mendirikan Harian Kompas pada 1965.

Untuk menjalani hidup sebagai wartawan, Jakob bergaul akrab dengan kalangan wartawan seperti Adinegoro, Parada Harahap, Kamis Pari, Mochtar Lubis, dan Rosihan Anwar.

“Dalam soal-soal jurnalistik, Ojong itu guru saya, selain Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar,” katanya

Hingga lebih dari setengah abad kemudian Kompas Gramedia berkembang menjadi bisnis multi-industri.

Pada awalnya surat kabar Kompas menyepakati sifat harian yang independen, menggali sumber berita sendiri dengan tetap berpegang pada kebenaran, kecermatan sesuai profesi, dan moral pemberitaan.

Jakob Oetama tidak pernah melepas identitas dirinya sebagai seorang wartawan. Baginya, “Wartawan adalah Profesi, tetapi Pengusaha karena Keberuntungan.”

 

#2 Dikenal Sebagai Sosok yang Sederhana dan Humanis

Semasa hidup, Jakob Oetama dikenal sebagai sosok sederhana yang selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan humanisme.

Di mata karyawan, dirinya dipandang sebagai pimpinan yang ‘nguwongke’ dan tidak pernah menonjolkan status atau kedudukannya.

Selain itu, Almarhum berpegang teguh  pada  nilai  Humanisme Transendental yang ditanamkannya sebagai pondasi Kompas Gramedia.

Idealisme dan falsafah hidupnya telah diterapkan dalam setiap sayap bisnis Kompas Gramedia yang mengarah pada satu tujuan utama, yakni mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.

 

#3 Menerbitkan Sejumlah Karya Tulis

Pengalaman kerja Jakob Oetama di dunia jurnalistik telah memberi pengaruh besar terhadap sistem pers demokratis. Selain sempat menulis berita dan menjadi pemimpin redaktur, ia juga menerbitkan sejumlah karya tulis antara lain;

  • Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin, yang merupakan skripsi di Fisipol UGM tahun 1962,
  • Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001),
  • Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2001).
  • Bersyukur dan Menggugat Diri (Penerbit Buku Kompas, 2009).

 

Yang Bisa Dipetik dari Hidup Jakob Oetama

Kepergian Jakob Oetama tentu, menjadi duka yang mendalam bagi wartawan di seluruh Indonesia.

Jakob Oetama patut dikenang sebagai sosok yang memegang teguh idealisme serta nilai-nilai dalam bidang pekerjaan apapun yang sedang ia geluti hingga pada akhirnya berhasil meraih kesuksesan.

“Keberhasilan tidak diukur ketika para pendiri dan penerusnya masih ada, tetapi menjadi tantangan besar terus dihidupi cita-cita besar itu tanpa meninggalkan kekhasan perkembangan zaman sedemikian hebat yang niscaya dihadapi oleh para penerusnya,” salah satu kutipan terkenal dari Jakob Oetama.

 

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya!

 

Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala KARYAWAN

Download Sekarang, GRATISSS!!!

 

Sumber Referensi:

  • Nurma Arum. 10 September 2020. Kisah Sukses Jakob Oetama. Si Sulung 13 Bersaudara, Pendiri Kompas yang Cita-citanya Jadi Guru. Hipwee.com – https://bit.ly/2Relri3
  • Sienty Ayu Monica. 09 September 2020. Kisah Inspirasi Kesuksesan Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama. Sonora.id – https://bit.ly/3mbEqYQ
  • 19 Febuari 2013. Kisah Wirausaha Sukses Jakob Oetama, Pendiri Surat Kabar Kompas Gramedia. Insipirasisuksesmulia.blogspot.com – https://bit.ly/3hriple
  • Noverius Laoli. 09 September 2020. Perjalanan hidup pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama. Kontan.co.id – https://bit.ly/2GGlild
  • Mahbub Ridhoo Maulaa. 09 September 2020. Profil Jakob Oetama, Wartawan yang Sempat Jadi Guru Sebelum Dirikan Raksasa Kompas Gramedia. Pikirarakyat.com – https://bit.ly/3mayVth

 

Sumber Gambar:

  • Jakob Oetama 01 – https://bit.ly/32kIgXy
  • Jakob Oetama 02 – https://bit.ly/3hu3A1j

 

dilema besar